Belasan warga secara bergantian menandu Soimah melintasi hutan dan jalan yang terjal, berkerikil, serta licin selama empat jam untuk sampai ke Puskesmas Ranga-ranga.
Mereka menggunakan kain sarung dengan penyangga bambu untuk membawa Soimah yang baru saja melahirkan.
Dia terpaksa harus dibawa ke puskesmas karena ari-arinya tertinggal di rahim saat melahirkan di tengah perjalanan tepatnya di perkampungan Transmigrasi Marano.
Baca juga: 5 Fakta Seorang Ayah di Garut Cabuli Dua Anaknya, dari Korban Diancam hingga Satu Melahirkan
Namun karena pihak Puskesmas tidak bisa menangani, maka Soimah di rujuk ke rumah sakit di Mamuju.
Rosim, suami Soimah mengatakan jika di daerahnya tidak ada puskesmas atau pustu.
“Di sana tak ada sarana kesehatan, terpaksa ditandu berjam-jam ke puskesmas. Tapi begitu tiba di puskesmas tak mampu ditangani dan akhirnya dirujuk ke rumah sakit. Karena tak ada sarana transportasi warga terpaksa bergantian menandu hingga ke rumah sakit,” jelas Rosim, saat mendampingi istrinya di rumah sakit Mamuju, Rabu (17/7/2019).
Selain itu ia juga berharap agar di kampungnya ada fasilitas kesehatan sehingga jika ada warga yang sakit tidak perlu harus ke kota untuk mengakses sarana kesehatan.
Rosim dan belasan warga terpaksa menandu Soimah, seorang ibu yang baru saja melahirkan dengan menempuh perjalanan selama empat jam untuk mencapai pusat kesehatan terdekat.
Soimah terpaksa harus dibawa ke Puskesmas karena ari-arinya tertinggal setelah melahirkan di tengah jalan saat perjalanan ke pusat kesehatan, tepatnya di perkampungan Transmigrasi Marano.
Sumber KOMPAS.com (Junaedi)
Tulis komentar dengan menyertakan tagar #JernihBerkomentar dan #MelihatHarapan di kolom komentar artikel Kompas.com. Menangkan E-Voucher senilai Jutaan Rupiah dan 1 unit Smartphone.
Syarat & Ketentuan