Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kisah SD di Gunungkidul, Murid Cuma 11, Tak Ada Pula Siswa Baru

Kompas.com - 18/07/2019, 09:00 WIB
Markus Yuwono,
Khairina

Tim Redaksi

"Untuk fasilitas kami banyak dibantu dari mahasiswa atau lembaga swasta untuk peralatan," katanya.

Baca juga: Cerita Orangtua Murid SD di Hari Pertama Sekolah: Rebutan Dapat Bangku Depan hingga Khawatir Isu Penculikan

Marsudiyanti mengatakan, pihaknya terus mendorong motivasi para siswa untuk terus belajar jangan sampai kalah prestasi dengan siswa sekolah lainnya. Apalagi mereka mendapatkan pelajaran lebih intens dibandingkan siswa sekolah lain.

"Anak-anak di sini semangat dan antusiasnya luar biasa. Apalagi mereka itu kan teman sepermainan, dan mainnya kalau petang juga di halaman sekolah," ujarnya. 

 

Berharap tidak ditutup

Salah seorang siswi kelas II, Mega Alifiansah mengatakan dirinya senang bisa belajar meski hanya memiliki 3 teman sekelas.

"Belajar membaca dan berhitung, saya ingin jadi guru," katanya. 

Salah seorang warga Dusun Wonolagi, Sagiman berharap SD Wonolagi tidak di-regrouping dengan sekolah lain. Sebab, akses ke sekolah terdekat cukup jauh.

"Meski sedikit dan ke depan akan tetap sedikit, kami berharap tidak ada re-grouping sekolah ini. Kasihan anak-anak seusia mereka harus menyebrang sungai atau melewati hutan," katanya.

Menurut dia, sekolah ini pernah banyak muridnya. Namun, seiring berjalannya waktu sekolah tersebut minim siswa. Apalagi dusunnya dicanangkan kampung keluarga berencana, sehingga setiap keluarga tidak memiliki anak banyak.

"Saat ini banyak orang muda di dusun kami merantau dan menikah di sana," ucapnya. 

Baca juga: Viral Video Pengantin Cilik Siswa SMP dengan Murid Kelas 6 SD, Ini Penjelasannya

Dari pengamatan  Kompas.com , untuk masuk ke Dusun Wonolagi dari Desa Ngleri memang harus melewati jalan menanjak yang berada di tengah ladang dan hutan sejauh 5 kilometer. Namun jalannya tergolong baik karena sudah di cor blok dan aspal.  

Dari sisi utara atau Dusun Pengkok, Patuk, belum bisa dilalui. Jembatan yang melintas di atas Sungai Oya masih dalam proses pembangunan. 

Kepala Dinas Pendidikan Pemuda Olah Raga (Disdikpora)  Gunungkidul Bahron Rosyid mengatakan, untuk saat ini pihaknya tidak akan melakukan re-grouping SD Wonolagi ke sekolah lain.

"Saat ini belum ada rencana ke arah sana (re-grouping). Tapi bila suatu saat transportasi di sana sudah baik bisa juga di-regrouping ke sekolah terdekat," katanya. 

Meski hanya memiliki murid 11 orang, kualitas pendidikan yang diberikan kepada anak didik tidak akan berbeda dengan sekolah lainnya.

"Untuk pembelajaran sama saja, jika gurunya pas kurang bisa melakukan pembelajaran dengan sistem sistem kelas rangkap. Artinya satu guru bisa mengajar dua kelas dengan tugas berbeda di satu ruangan," katanya. 

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com