Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

OTT Gubernur Kepri, Warga Piayu Laut Bingung Abu Bakar Disebut Pengusaha

Kompas.com - 16/07/2019, 18:16 WIB
Hadi Maulana,
Aprillia Ika

Tim Redaksi

BATAM, KOMPAS.com - Warga Kampung Tua Piayu Laut, Kecamatan Sei Beduk, Batam, Kepulauan Riau mengaku bingung dan tidak tahu kalau Abu Bakar, satu dari empat orang lainnya yang ditetapkan sebagai tersangka oleh KPK terkait kasus OTT yang dialami Gubernur Kepri, Nurdin Basirun.

Seperti yang dikatakan Ketua RT 001 RW 010 Kampung Tua Piayu Laut, Abdul Rahman yang mengaku Abu Bakar bukanlah pengusaha, melainkan seorang nelayan yang tinggal di Pulau Panjang Jembatan V Barelang, Batam.

Pria yang akrab disapa David ini menilai bisa saja saat dilakukannya penangkapan Abu Bakar, pas berada didekat pak Gubernur.

Atau bisa saja, Abu Bakar ini hanya orang suruhan saja.

Baca juga: OTT Gubernur Kepri, Suporter Klub Sepak Bola Galang Dukungan untuk Nurdin Basirun

"Tapi itu yang sepengetahuan saya, tidak tahu juga kalau di luar sepengetahuan saya," kata David ditemui di Piayu Laut, Selasa (16/7/2019).

Kaitan Kock Meng dan Abu Bakar

Ditanyai apakah antara Abu Bakar dan Kock Meng ada kaitannya dan mereka saling kenal dari kasus ini, David mengaku tidak tahu persis.

Sebab sampai saat dirinya baru satu kali bertemu dengan Kock Meng, sedangkan Abu Bakar kerap ketemu apabila dirinya turun melaut.

Lebih jauh David mengaku, jika dilihat dari dokumen yang diperlihatkan kepada dirinya, diketahui Kock Meng tinggal di Kompleks Nagoya City Center Blok H No 6, RT 002 RW 003 Kelurahan Lubak Baja Kota, Kecamatan Lubuk Baja, Batam.

Di dokumen itu juga mengungkap identitas Kock Meng, usianya 57 tahun.

"Itu seperti yang tertuang dari fotokopian dokumen yang saya pegang," jelasnya.

Baca juga: OTT Gubernur Kepri, Ini Pesan Nurdin Basirun kepada Wagub

Sekilas Piayu Laut

Untuk kampung tua Piayu Laut sendiri, selain terdapat budi daya udang, sekitar bibir pantai kawasan ini juga sudah terbangun beberapa restoran sea food dan kelong.

Ada juga kawasan pemukiman, namun hanya terdapat sekitar 30-an rumah, dimana rata-rata rumah tersebut berbentuk rumah panggung.

"Alhamdulillah sekarang bus milik pemerintah sudah masuk, yakni trans Batam. Dulunya tidak ada," ujarnya.

Baca juga: Fakta Kasus Gubernur Kepri: Suap Izin Reklamasi, Uang Pecahan Asing, hingga Ditahan KPK

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com