Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

[POPULER NUSANTARA] Setelah Keroyok Remaja hingga Tewas, Kelompok Ini Santap Nasi Bungkus di Sebelah Jenazah | Disebut Biadab Bupati Aceh Tengah Lapor Polisi

Kompas.com - 16/07/2019, 06:58 WIB
Candra Setia Budi

Editor

Berdasarkan penuturannya, sebelum kejadian tragis itu terjadi, ia berboncengan dengan DT hendak menonton pertandingan sepakbola di Sleman, Yogyakarta, Senin (8/7/2019).

Sebelum berangkat, keduanya mampir dan nongkrong dengan beberapa temannya di wilayah Kecamatan Randublatung. Mereka pun kemudian pesta miras hingga petaka itu pun datang.

"Kami bukan anak punk seperti yang ramai dibicarakan. Kami itu mau menonton sepakbola di Sleman. Namun kami dipanggil seorang teman untuk ke Randublatung dulu. Di sana Kami menenggak arak hingga malam. Dini hari, pindah ke areal sawah yang sepi. Entah karena apa, DT tiba-tiba dipukuli beramai-ramai oleh beberapa orang. DT kemudian tewas," tutur AJ saat dimintai keterangan wartawan, di Blora, Sabtu (13/7/2019).

Baca juga: Mayat Terbungkus Karung di Blora Tewas Dikeroyok Saat Pesta Miras

3. Disebut biadab di media sosial, Bupati Aceh Tengah lapor polisi

Kepala Bagian Hukum Setdakab Aceh Tengah Mursidi M Saleh mengatakan, laporan tersebut diterima oleh kepolisian setempat, Minggu (14/7/2019) malam sekitar Pukul 22.30 WIB.

"Laporan itu atas dasar dugaan penghinaan atau pencemaran nama baik terhadap jabatan, yakni Bupati Aceh Tengah," kata Mursidi, tidak lama setelah memberikan laporan tersebut.

Ia mengaku belum menggunakan jasa pengacara dalam proses laporan tersebut, karena masih menggunakan perangkat Setdakab Aceh Tengah terkait jabatan di pemerintahan.

"Polisi sudah menerima, menurut mereka kalau sudah diproses dan berkas lengkap, maka akan diteruskan ke Kejaksaan Aceh Tengah," ungkapnya.

Sementara itu, Kasat Reskrim Polres Aceh Tengah Iptu Agus Riwanto Diputra SIK, saat dikonfirmasi Kompas.com, membenarkan terkait laporan tersebut.

"Saat ini akan kami lidik terlebih dahulu, dan mengumpulkan saksi-saksinya, setelah ini kami tindaklanjuti," kata Kasat Reskrim Polres Aceh Tengah Iptu Agus Riwanto Diputra SIK, saat dikonfirmasi lewat pesan singkat, Minggu (14/7/2019) malam.

Baca juga: Disebut Biadab di Media Sosial, Bupati Aceh Tengah Lapor Polisi

4. Ketegaran Mama Maria jadi tulang punggung keluarga

Mama Maria Da Silva mengusap air matanya usai menangis di gubuknya, di Desa Watu Diran, Kecamatan Waigete, Kabupaten Sikka, Flores, NTT, Selasa (9/7/2019). KOMPAS.com/NANSIANUS TARIS Mama Maria Da Silva mengusap air matanya usai menangis di gubuknya, di Desa Watu Diran, Kecamatan Waigete, Kabupaten Sikka, Flores, NTT, Selasa (9/7/2019). 
Maria Da Silva (34), seorang ibu di Dusun Kloang Aur, Desa Watu Diran, Kecamatan Waigete, Kabupaten Sikka, Flores, NTT, tinggal di gubuk reyot bersama kedua anaknya tanpa suami.

Suaminya, Fransiskus Borgias pergi merantau di Kalimantan sejak 6 tahun silam. Sejak kepergiannya sampai hari ini, Fransiskus hilang tanpa kabar. Ia tak pernah lagi mengirim uang kepada keluarganya.

Sejak saat itu, Mama Maria menafkahi kedua anaknya seorang diri. Ia menjadi tulang punggung keluarganya.

"Suami saya pergi merantau 6 tahun yang lalu. Tetapi tidak pernah kirim uang untuk kami. Untuk kasih kabar melalui telepon pun tidak. Dulu dia jalan supaya bisa perbaiki rumah dan ekomomi keluarga," ungkap Maria sambil menangis kepada Kompas.com di gubuknya, Selasa (9/7/2019).

"Jadinya rumah kami tetap begini. Sekarang sudah miring. Mau perbaiki tidak ada uang. Saya hanya bisa cari uang untuk makan anak-anak saja," sambung Maria.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com