Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

[POPULER NUSANTARA] Setelah Keroyok Remaja hingga Tewas, Kelompok Ini Santap Nasi Bungkus di Sebelah Jenazah | Disebut Biadab Bupati Aceh Tengah Lapor Polisi

Kompas.com - 16/07/2019, 06:58 WIB
Candra Setia Budi

Editor

KOMPAS.com - Kasus penemuan mayat terbungkus karung putih di kawasan hutan jati di petak 113 RPH Jati Kusumo, KPH Randublatung, Desa Kalisari, Kecamatan Randublatung, Kabupaten Blora, Jawa Tengah, Kamis (11/7/2019) malam lalu, masih hangat dan menjadi sorotan pembaca.

Karena, pihak kepolisan dari Polres Blora berhasil mengungkap dan menangkap tiga dari tujuh pelaku yang melakukan pengeroyokan terhadap DT (16) remaja putus sekolah menengah pertama (SMP) yang dituduh mencuri handphone milik salah satu pelaku.

Mirisnya, setelah membunuh korban. Tanpa menyesal mereka dengan santainya lantas bersantap nasi bungkus di samping jasad DT.

Selain itu, berita disebut biadab di media sosial, Bupati Aceh Tengah lapor polisi juga jadi perhatian dan sorotan pembaca.

Bupati Aceh Tengah Shabela Abubakar melaporkan sebuah akun media sosial ke Mapolres Aceh Tengah, karena memaki dan menghinanya dalam sebuah komentar di Facebook.

Kepala Bagian Hukum Setdakab Aceh Tengah Mursidi M Saleh mengatakan, laporan tersebut diterima oleh kepolisian setempat, Minggu (14/7/2019) malam sekitar Pukul 22.30 WIB.

Berikut ini berita populer nusantara selengkapnya:

1. Setelah keroyok remaja di Blora hingga tewas, para pelaku santap nasi bungkus di samping jasad.

Seorang saksi, AJ (15) anak putus SMP asal Kecamatan Jepon, Kabupaten Blora, Jawa Tengah saat dimintai keterangan di Blora, Sabtu (14/7/2019).KOMPAS.com/PUTHUT DWI PUTRANTO NUGROHO Seorang saksi, AJ (15) anak putus SMP asal Kecamatan Jepon, Kabupaten Blora, Jawa Tengah saat dimintai keterangan di Blora, Sabtu (14/7/2019).

AJ (15), anak putus SMP asal Kecamatan Jepon, Kabupaten Blora, Jawa Tengah, mengaku menyaksikan secara langsung aksi penganiayaan yang menimpa temannya DT (16) hingga berujung tewas.

DT, bocah putus sekolah, warga Kecamatan Jepon, Blora itu tewas setelah dihajar bertubi-tubi oleh beberapa orang di wilayah Kecamatan Randublatung, Blora, pada Selasa (9/7/2019) dini hari.

Dari keterangan AJ, para pengeksekusi DT ini tergolong sadis. Usai mengetahui DT telah tak bernafas lagi, tanpa menyesal mereka dengan santainya lantas bersantap nasi bungkus di samping jasad DT.

Menjelang pagi, mereka kemudian berpindah tempat supaya tidak mencurigakan. Jasad DT diapit mengendarai motor oleh dua orang pengeroyoknya dan yang lain mengikuti. Jasad DT kemudian diletakkan di kursi sebuah warung kosong.

"Kemudian ada yang beli nasi bungkus. Setelah nasi datang, saya juga disuruh makan. Jadi kami makan di samping jasad DT. Selanjutnya jasad DT diapit oleh dua orang menuju hutan mengendarai motor saya. Setelah itu, saya diajak ke rumah salah satu pengeroyok DT. Di sana mereka mengobrol. Saya sempat tiduran, kemudian saya pulang ke Blora. Saya baru pertama kali main ke sana dan hanya dua orang yang kukenal," kata AJ.

Baca juga: Setelah Keroyok Remaja di Blora hingga Tewas, Kelompok Ini Santap Nasi Bungkus di Sebelah Jenazah

2. Mayat terbungkus karung di Blora tewas dikeroyok saat pesta miras

Kepolisian mengevakuasi mayat terbungkus karung putih di kawasan hutan jati di petak 113 RPH Jati Kusumo, KPH Randublatung yang masuk wilayah Desa Kalisari, Kecamatan Randublatung, Kabupaten Blora, Jawa Tengah, Kamis (11/7/2019) malam.Dokumen Polres Blora Kepolisian mengevakuasi mayat terbungkus karung putih di kawasan hutan jati di petak 113 RPH Jati Kusumo, KPH Randublatung yang masuk wilayah Desa Kalisari, Kecamatan Randublatung, Kabupaten Blora, Jawa Tengah, Kamis (11/7/2019) malam.

Seorang saksi, AJ (15), anak putus sekolah SMP asal Kecamatan Jepon, Kabupaten Blora, Jawa Tengah menyebut jika temannya, DT (16) tewas setelah dikeroyok beberapa orang di wilayah Kecamatan Randublatung, Blora.

Berdasarkan penuturannya, sebelum kejadian tragis itu terjadi, ia berboncengan dengan DT hendak menonton pertandingan sepakbola di Sleman, Yogyakarta, Senin (8/7/2019).

Sebelum berangkat, keduanya mampir dan nongkrong dengan beberapa temannya di wilayah Kecamatan Randublatung. Mereka pun kemudian pesta miras hingga petaka itu pun datang.

"Kami bukan anak punk seperti yang ramai dibicarakan. Kami itu mau menonton sepakbola di Sleman. Namun kami dipanggil seorang teman untuk ke Randublatung dulu. Di sana Kami menenggak arak hingga malam. Dini hari, pindah ke areal sawah yang sepi. Entah karena apa, DT tiba-tiba dipukuli beramai-ramai oleh beberapa orang. DT kemudian tewas," tutur AJ saat dimintai keterangan wartawan, di Blora, Sabtu (13/7/2019).

Baca juga: Mayat Terbungkus Karung di Blora Tewas Dikeroyok Saat Pesta Miras

3. Disebut biadab di media sosial, Bupati Aceh Tengah lapor polisi

Bupati Aceh Tengah, Shabela Abubakar saat diwawancarai sejumlah wartawan dalam suatu kegiatan.KOMPAS.Com/IWAN BAHAGIA SP Bupati Aceh Tengah, Shabela Abubakar saat diwawancarai sejumlah wartawan dalam suatu kegiatan.

Kepala Bagian Hukum Setdakab Aceh Tengah Mursidi M Saleh mengatakan, laporan tersebut diterima oleh kepolisian setempat, Minggu (14/7/2019) malam sekitar Pukul 22.30 WIB.

"Laporan itu atas dasar dugaan penghinaan atau pencemaran nama baik terhadap jabatan, yakni Bupati Aceh Tengah," kata Mursidi, tidak lama setelah memberikan laporan tersebut.

Ia mengaku belum menggunakan jasa pengacara dalam proses laporan tersebut, karena masih menggunakan perangkat Setdakab Aceh Tengah terkait jabatan di pemerintahan.

"Polisi sudah menerima, menurut mereka kalau sudah diproses dan berkas lengkap, maka akan diteruskan ke Kejaksaan Aceh Tengah," ungkapnya.

Sementara itu, Kasat Reskrim Polres Aceh Tengah Iptu Agus Riwanto Diputra SIK, saat dikonfirmasi Kompas.com, membenarkan terkait laporan tersebut.

"Saat ini akan kami lidik terlebih dahulu, dan mengumpulkan saksi-saksinya, setelah ini kami tindaklanjuti," kata Kasat Reskrim Polres Aceh Tengah Iptu Agus Riwanto Diputra SIK, saat dikonfirmasi lewat pesan singkat, Minggu (14/7/2019) malam.

Baca juga: Disebut Biadab di Media Sosial, Bupati Aceh Tengah Lapor Polisi

4. Ketegaran Mama Maria jadi tulang punggung keluarga

Mama Maria Da Silva mengusap air matanya usai menangis di gubuknya, di Desa Watu Diran, Kecamatan Waigete, Kabupaten Sikka, Flores, NTT, Selasa (9/7/2019). KOMPAS.com/NANSIANUS TARIS Mama Maria Da Silva mengusap air matanya usai menangis di gubuknya, di Desa Watu Diran, Kecamatan Waigete, Kabupaten Sikka, Flores, NTT, Selasa (9/7/2019). 
Maria Da Silva (34), seorang ibu di Dusun Kloang Aur, Desa Watu Diran, Kecamatan Waigete, Kabupaten Sikka, Flores, NTT, tinggal di gubuk reyot bersama kedua anaknya tanpa suami.

Suaminya, Fransiskus Borgias pergi merantau di Kalimantan sejak 6 tahun silam. Sejak kepergiannya sampai hari ini, Fransiskus hilang tanpa kabar. Ia tak pernah lagi mengirim uang kepada keluarganya.

Sejak saat itu, Mama Maria menafkahi kedua anaknya seorang diri. Ia menjadi tulang punggung keluarganya.

"Suami saya pergi merantau 6 tahun yang lalu. Tetapi tidak pernah kirim uang untuk kami. Untuk kasih kabar melalui telepon pun tidak. Dulu dia jalan supaya bisa perbaiki rumah dan ekomomi keluarga," ungkap Maria sambil menangis kepada Kompas.com di gubuknya, Selasa (9/7/2019).

"Jadinya rumah kami tetap begini. Sekarang sudah miring. Mau perbaiki tidak ada uang. Saya hanya bisa cari uang untuk makan anak-anak saja," sambung Maria.

Ia menuturkan, sejak kepergian sang suami, dirinya harus membanting tulang untuk menafkahi dan membayar uang sekolah kedua anaknya.

Baca juga: Ketegaran Mama Maria Jadi Tulang Punggung Keluarga, Tinggal di Gubuk Reyot dan Hanya Makan Ubi

5. 5 fakta anggota dewan robek daftar hadir karena kue telat datang

Suasana Rapat Dengar Pendapat (RDP) DPRD Bulukumba, Jumat (12/7/2019), menghadirkan DP3 Bulukumba dan ahli waris 
Tribunnews Suasana Rapat Dengar Pendapat (RDP) DPRD Bulukumba, Jumat (12/7/2019), menghadirkan DP3 Bulukumba dan ahli waris
Syamsir Paro, legislator PAN Bulukumba disebut-sebut merobek lembaran tanda tangan daftar hadir setelah mempertanyakan tidak adanya kue dan makanan saat rapat dengar pendapat di Kantor DPRD Bulukumba, Jumar (12/7/2019).

Dia mempertanyakan hal itu karena hanya ada air mineral di atas meja.

Insiden tersebut terjadi setelah Ketua DPRD Bulukumba Andi Hamzah Pangki, mengetuk palu sebanyak tiga kali sebagai tanda berakhirnya rapat yang membahas tentang sengketa lahan kantor Dinas Koperasi Bulukumba yang diklaim warga.

Berikut fakta anggota dewan robek daftar hadir karena kue telat datang:

Hanya ada air mineral

Syamsir Paro, legislator PAN Bulukumba disebut merobek lembaran tanda tangan daftar hadir setelah mempertanyakan tidak adanya kue dan makanan saat rapat dengar pendapat di Kantor DPRD Bulukumba, Jumar (12/7/2019).

Saat itu di atas meja hanya ada air mineral.

"Kalau perjalanan dinas cepat. Kalau kuenya orang lama datang, baru sudah mi semua (tamu) tandatangan. Ini pertanggungjawabannya orang, mana kuenya," kata Syamsir Paro.

Baca juga: 5 Fakta Anggota Dewan Robek Daftar Hadir karena Kue Telat Datang, Staf Menangis hingga Alasan Pihak Ketiga

Sumber: KOMPAS.com (Nansianus Taris, Putuhut Dwi Putranto Nugroho, Iwan Bahagia, Rachmawati)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com