Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kisah Kakek-Nenek di Jombang Naik Haji, Kumpul Uang di Bawah Kasur dari Jualan Bubur

Kompas.com - 11/07/2019, 17:26 WIB
Moh. SyafiĆ­,
Robertus Belarminus

Tim Redaksi

JOMBANG, KOMPAS.com - Pasangan suami istri asal Jombang Jawa Timur, Samsuri (72) dan Siti Mukianik (67), termasuk dalam deretan calon jamaah haji yang akan berangkat ke Tanah Suci, pada 23 Juli 2019.

Keberhasilan mereka melunasi biaya haji hingga akhirnya masuk dalam rombongan calon jemaah haji 2019, tak lepas dari perjuangan panjang mereka yang pernah menjadi penjual bakso keliling dan berjualan bubur di pasar.

"Alhamdulillah, kami bersyukur bisa pergi haji," kata Siti Mukianik, saat ditemui Kompas.com, di rumahnya, di Desa Mojowarno, Kecamatan Mojowarno, Kabupaten Jombang, Jawa Timur, Kamis (11/7/2019).

Nenek dari 13 cucu ini mengungkapkan, untuk pendaftaran hingga pelunasan biaya pergi haji, ia bersama suami setiap harinya rutin menyisihkan uang sebesar Rp 10.000 hingga Rp 15.000.

Baca juga: Harus Biaya Sendiri, 2 Kepala Daerah di Sumatera Barat Batal Naik Haji

 

Uang tersebut disisihkan dari penghasilan berjualan bubur. Uang selanjutnya disimpan di bawah kasur di kamar rumahnya.

Setiap bulan, uang yang terkumpul dititipkan ke biro bimbingan haji.

"Disimpan di bawah kasur. Kalau sudah terkumpul banyak, biasanya satu bulan, kami titipkan ke KBIH untuk disetorkan," kata ibu enam anak ini.

Menabung di rumah lalu dititipkan ke KBIH dilakukan pasangan Samsuri dan Siti Mukianik sejak tahun 2007. Dari uang yang terkumpul sejak 2007, mereka bisa mendaftarkan haji pada akhir tahun 2010.

Setelah mendaftarkan diri sebagai calon jamaah haji, pasangan kakek nenek ini kembali menabung dengan cara yang sama.

Mereka pun akhirnya mampu melunasi seluruh biaya haji dan dinyatakan berhak berangkat pada musim haji 2019.

"Masih ada sisa tabungan, sekitar Rp 7 juta. Itu yang kami buat 'bancakan' (acara syukuran) kemarin," tutur Mukianik.

Berjualan bakso sejak 1970

Siti Mukianik mengatakan, jauh sebelum berjualan bubur di Pasar Mojowarno yang berada tidak jauh dari rumahnya, Samsuri berjualan bakso keliling ke desa-desa di sekitar Mojowarno.

Baca juga: Setelah Menabung 30 Tahun, Petani Rumput Laut Akhirnya Naik Haji Bersama Istri

"Jualan bakso sekitar 30 tahun, terus jualan bubur. Sampai sekarang masih jualan bubur di Pasar," ungkap Siti Mukianik, di samping suaminya yang sedang membuat bakso.

"Waktu dulu ya jualan baksonya keliling, dipikul sama bapaknya. Terus tahun berapa itu, baru pakai rombong (gerobak), didorong," tambah Siti Mukianik.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com