Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Perahu Basarnas Sisir Sungai Brantas Cari Bocah yang Terseret Arus

Kompas.com - 06/07/2019, 16:16 WIB
M Agus Fauzul Hakim,
Diamanty Meiliana

Tim Redaksi

KEDIRI, KOMPAS.com — Tim SAR gabungan dari berbagai unsur melakukan penyisiran Sungai Brantas di wilayah Badal Cikal, Kecamatan Ngadiluwih, Kabupaten Kediri, Jawa Timur, Sabtu (6/7/2019), untuk mencari Febrian Khoironi (8) yang tenggelam di sungai itu.

Tim gabungan dari Basarnas, BPBD, TNI, Polri, hingga warga setempat itu membagi dua pola pencarian: penyusuran sungai menggunakan perahu dan penyisiran darat sepanjang pinggir sungai.

Komandan Tim Operasi Basarnas Kantor Trenggalek Yoni Fahriza yang turun ke lokasi mengatakan, untuk pencarian di wilayah sungai hingga saat ini sudah dilakukan penyusuran hingga sejauh 3,7 kilometer dari titik lokasi hilangnya korban.

"Sejauh ini hasilnya masih nihil," ujar Fahriza, Sabtu.

Baca juga: Hanyut di Sungai Brantas, Jenazah Bocah asal Blitar Ditemukan di Kediri

Ketua Tim URC BPBD Kabupaten Kediri menambahkan, penyusuran sungai itu bukan tanpa kendala. Setidaknya, dia mengungkapkan, perbedaan kedalaman dasar sungai menjadi tantangan tersendiri.

"Tadi baling-baling perahu sempat patah," ungkapnya saat ditemui di lokasi pencarian.

Pencarian itu merupakan hari kedua operasi. Pasalnya, korban Febrian Khoironi diketahui tenggelam saat bermain di sungai bersama teman sebayanya pada Jumat (5/7/2019).

Baca juga: Cari Pemancing Hanyut, Tim SAR Terjunkan 5 Perahu Sisir Sungai Brantas

Sebagaimana diungkapkan Kepala Polsek Ngadiluwih Ajun Komisaris Sokib Dimyati, kronologi hilangnya korban bermula saat korban bersama dua anak lain pergi ke sungai sekitar pukul 13.30 WIB.

Dengan menaiki dua sepeda angin, mereka menuju sungai yang berjarak sekitar 150 meter dari rumah mereka dan segera bermain setibanya di sana. Tidak lama berselang, korban hanyut terseret derasnya arus.

Pada sore hari sekitar pukul 16.00 WIB, Farida, ibu korban, mencari keberadaan anaknya itu yang tidak kunjung pulang. Farida lalu melaporkan situasi itu kepada Mahfud, suaminya.

Baca juga: Detik-detik Hartoyo Berjuang Selamatkan Penumpang Avanza yang Tenggelam di Sungai Brantas

Hingga saat itu, kedua orangtua korban belum mengetahui anaknya telah tenggelam di sungai saat bermain bersama teman-temannya. Sebab, teman-temannya itu tidak melaporkannya karena takut.

Mahfud kemudian berinisiatif melakukan pencarian dengan menyisir bantaran sungai dan bertemu warga yang menemukan sepeda dan baju milik korban berada di bawah pohon bambu tepat di pinggir sungai.

Baca juga: Kronologi Avanza Berisi 3 Orang Tiba-tiba Meluncur lalu Tenggelam di Sungai Brantas

Curiga dengan temuan itu, kemudian dilakukan penelusuran informasi kepada teman-teman terakhir korban. Dari situlah teman-teman sepermainan korban baru menceritakan kejadian yang sebenarnya.

Pihak keluarga lantas memberitahukannya kepada perangkat desa disusul dengan pelaporan kepada polisi.

"Sore itu juga operasi pencarian dilakukan," ujar Sokib Dimyati. 

Kompas TV Pemilik ikan Arapaima Gigas terancam hukuman penjara 10 tahun dan denda 2 miliar rupiah bila terbukti melakukan pelanggaran.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com