Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Lika-liku Perjalanan Anak Penjahit Diterima di UGM dan Sosok Ibu yang Memotivasi

Kompas.com - 27/06/2019, 09:25 WIB
Wijaya Kusuma,
David Oliver Purba

Tim Redaksi

Pria yang tinggal di Gang Kenanga Nomor 13, Kelurahan Sialang Sakti, Kecamatan Tenayan Raya, Kota Pekan Baru ini mengaku yang menguatkan dirinya sepeninggal ayah, adalah ibunya, Laela Fitri Delli.

Ia selalu tanamkan dalam hati bahwa masih ada ibu sehingga menguatkan dirinya untuk terus berjuang melanjutkan hidup.

Diceritakanya dulu ayahnya bekerja sebagai distributor rokok lokal. Penghasilan dari pekerjaan itu pun tidak besar. Meski begitu, ia tidak pernah mengeluh, sebab sudah terbiasa hidup sederhana.

Sepeninggal ayahnya, Rinaldi sekeluarga hanya mengandalkan penghasilan dari ibunya sebagai buruh masak dan menjahit. Meskipun dari pekerjaan tersebut tidak selalu ada di setiap harinya.

Menjual bakwan

Setiap hari Rinaldi membawa bakwan buatan ibunya ke sekolah untuk dijual. Tanpa malu-malu melakukan itu demi mendapatkan uang.

Dari situlah banyak orang kemudian tahu olahan masakan ibunya. Hingga saat ada rapat-rapat guru di SMA Negeri 8 Pekanbaru, selalu memesan makanan ringan ke ibunya.

"Kata teman-teman masakan ibu enak dan saya biasa bawa 40 bakwan setiap harinya ke sekolah untuk ditaruh di belakang kelas. Siapa yang ngambil ninggalin uang Rp 1.000, kadang guru-guru juga," ucapnya.

Tak ada jurus khusus agar diterima di UGM

Rinaldi merasa bersyukur diterima di Departemen Teknik Industri, Fakultas Teknik UGM. Bisa kuliah di UGM merupakan pilihan pertama dan impianya.

Rinaldi mengaku tidak memiliki jurus khusus hingga bisa lolos dari seleksi jalur SNMPTN.

Selama ini, Ia tidak pernah menunda tugas-tugas sekolah. Ia juga berusaha untuk tepat waktu dalam segala hal, termasuk dalam belajar.

Di sekolah, dua menit sebelum bel Rinaldi sudah ke ruang majelis guru. Ia menunggu agar guru yang mengajar tidak terlambat ke kelas.

Kalau guru tidak segera masuk, Rinaldi akan memanggil guru untuk segera ke kelas. Hal itu ia lakukan agar tidak tertinggal pelajaran dengan kelas lain.

"Semua guru yang mengajar di kelas saya itu selalu tepat waktu. Seandainya guru terpaksa terlambat saya usahakan belajar sendiri," ujarnya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com