Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Empat Anggota KKSB Menyerahkan Diri, Salah Satunya Ajudan Goliat Tabuni

Kompas.com - 08/06/2019, 16:46 WIB
Kontributor Kompas TV Timika, Irsul Panca Aditra,
Candra Setia Budi

Tim Redaksi

TIMIKA, KOMPAS.com - Telangga Gire (30), Ajudan Goliat Tabuni menyatakan menyerahkan diri serta berikrar kesetiaan kepada Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI), Sabtu (8/6/2019).

Goliat Tabuni sendiri merupakan tokoh Kelompok Kriminal Seperatis Bersenjata (KKSB) di wilayah Puncak Jaya, Papua.

Telangga menyatakan ikrarnya untuk setia kepada NKRI di hadapan Dandim 1714/PJ Letkol Inf Agus Sunaryo yang didampingi 25 anggota Kodim di Kampung Wurak Distrik Illu Kabupaten Puncak Jaya.

Telangga menyerahkan diri bersama tiga rekannya yakni, Piningga Gire (25), Tekiles Tabuni (30) dan Perengga (27).

Baca juga: Warga Berjejer Sambil Pegang Bendera Merah Putih Sambut Jenazah Korban Pembantaian KKSB

Mereka juga menyerahkan satu pucuk senjata api jenis Mosser dan sejumlah munisi cal. 7,62.

"Menurut Telangga bahwa senjata tersebut adalah milik polisi yang dirampas pada saat menyerang Polsek Karubaga Kabupaten Tolikara tahun 2013," kata Kapendam 17 Cenderawasih Kolonel Inf. M. Aidi, dalam keterangan tertulisnya, Sabtu sore.

Dijelaskan Aidi, proses penyerahan diri berawal dari komunikasi dengan seorang anggota Kodim 1714/PJ bernama Sertu Jefri May yang berlangsung sejak tanggal 05 Mei 2019.

Menurut Telangga bahwa dirinya dengan beberapa rekannya sudah lama ingin menyerahkan diri, namun tidak tahu bagaimana caranya karena takut ditembak oleh TNI/Polri.

Setelah kenal dengan Jefri May dan kawan-kawannya terjalin komunikasi secara intens, baik via telpon maupun dengan pertemuan secara langsung.

Selama masa perkenalan dan proses komunikasi, Sertu Jefri selalu melaporkan perkembangannya kepada Dandim Letkol Inf Agus Sunaryo untuk mendapatkan petunjuk.

Dandim kemudian menitip pesan, bahwa TNI menjamin keselamatan mereka bila ingin menyerahkan diri secara sukarela.

"Kita semua bersaudara, mari bersama-sama membangun Papua untuk masa depan generasi kita yang lebih baik, Papua sudah merdeka dalam bingkai NKRI," kata Aidi mengutip pesan Dandim.

Baca juga: 4 Fakta Perebutan Markas Goliat, Hujan Peluru hingga 2 Anggota KKSB Tewas

Menurut Aidi, Telangga beserta kelompoknya secara diam-diam mengamati interaksi TNI bersama rakyat yang terlihat sangat baik, dan tidak pernah menyakiti rakyat.

TNI selalu membantu rakyat, termasuk TNI membantu membangun jalan dan fasilitas lainnya.

Kemudian, tanggal 6 Juni 2019 pukul 17.00 WIT, 4 anggota Kodim dipimpin Sertu Jefri May melaksanakan pertemuan dengan Telangga di Distrik Tingginambut.

Telangga dan 3 rekannya kemudian menyatakan tekadnya untuk menyerahkan diri kembali ke pangkuan NKRI.

"Hari itu juga mereka diantar ke Makodim untuk menghadap Dandim di Distrik Mulia Puncak Jaya," ujar Aidi.

Malam harinya, sekitar pukul 23.00 WIT, Dandim berkoordinasi dengan Bupati Puncak Jaya Yuni Wonda tentang keinginan anggota KKSB kembali ke Pangkuan NKRI.

"Bupati menyanggupi akan memberikan mereka pekerjaan dan memperbaiki rumahnya," ujar Aidi.

Sementara hasil pertemuan Telangga dengan Dandim, disebutkan Telangga bahwa senjatanya disimpan di Kampung Wurak Distrik Illu, Kabupaten Puncak Jaya, dan berjanji akan menyerahkan senjata tersebut dan akan mengajak tiga orang kawannya.

Selanjutnya, lanjut Aidi, pada hari yang telah disepakati Sabtu (8/6/2019), Dandim beserta 25 orang tim pengaman berangkat ke Kampung Wurak untuk menjemput Telangga Gire bersama 3 rekannya, beserta senjata yang dijanjikan.

Proses penyerahan diri berlangsung aman dan lancar

"Saat ini Telangga Gire dan ketiga rekannya beserta senjatanya sudah berada di Makodim dalam rangka pendataan," jelasnya.

Baca juga: Baku Tembak dengan KKB Selama 5 Jam, Anggota TNI Tewas di Nduga Papua

Sementara itu, kata Aidi, Bupati Punjak Jaya berencana akan melaksanakan upacara penerimaan warga pada hari Selasa (11/6/2019) dengan mengundang warga Mulia, Puncak Jaya. 

Bupati juga berjanji akan menyalurkan pekerjaan serta membangun rumah untuk anggota KKSB yang bersedia menyerahkan diri kembali ke pangkuan NKRI.

Mengutip pernyataan Telangga, Aidi mengatakan bahwa Telangga selama ini merasa tertipu dengan Goliat Tabuni dan kelompoknya yang menyebutkan tidak lama lagi Papua akan merdeka dan mereka dijanjikan jabatan tinggi.

"Ternyata semuanya itu tipu-tipu saja. Kami bertahun-tahun hidup menderita di hutan, kepanasan, kedinginan, kehujanan, kelaparan dan lain-lain. Tiap hari hanya makan petatas dan keladi ambil dari kebun warga, sementara pembangunan di kampung-kampung dan di kota-kota semakin maju dan warga hidup sejahtera," kata Aidi mengutip pernyataan Telangga.

"Kami juga memikirkan anak-anak kami, mereka harus sekolah agar nanti hidupnya lebih baik tidak seperti saya. Kami mau kerja yang baik-baik agar anak-anak diurus menjadi orang yang berhasil," tambah Aidi mengutip pernyataan Telangga yang mengaku punya anak 13 orang dari empat orang istri dan semuanya masih kecil-kecil.

Baca juga: Masih Ada Potensi Ancaman KKB, TNI-Polri Terus Berjaga di Alama, Papua

Telangga juga menghimbau kepada seluruh rekan-rekannya yang masih di hutan agar segera kembali ke pangkuan NKRI agar bisa hidup normal sebagai masyarakat warga negara Indonesia.

"Bahwa apa yang kita perjuangkan selama ini hanya mimpi-mimpi kosong. Kasihan anak keturunan kita. Mereka harus kita siapkan agar mereka bisa hidup lebih baik di masa yang akan datang," ujar Aidi menyampaikan himbaun Telangga.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com