Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

2 Kali Bertemu Pemerintah Pusat, Pemprov Ingin Yakinkan Kaltim Layak Jadi Ibu Kota Baru

Kompas.com - 07/06/2019, 12:51 WIB
David Oliver Purba

Editor

KOMPAS.com -  Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) Provinsi kalimantan Timur (Kaltim), Zairin Zain mengatakan, Pemprov Kaltim sudah dua kali berkoordinasi dengan pemerintah pusat terkait rencana pemindahan Ibu Kota Negara ke Kaltim.

Dalam pertemuan itu, Pemprov Kaltim ingin meyakinkan bahwa Kaltim layak menjadi Ibu Kota baru menggantikan Jakarta.

Pemprov Kaltim telah menyiapkan lahan sekitar 62.000 hektare di Taman Hutan Raya Bukit Soeharto yang lokasinya sudah dikunjungi Presiden Joko Widodo (Jokowi).

“Lokasi Bukit Soeharto sebagai calon Ibu Kota Negara telah disurvei oleh Presiden Joko Widodo. Kemudian kami sudah dua kali koordinasi dengan Kementerian Dalam Negeri terkait kesiapan kita menjadi Ibu Kota Negara,” ujar Zairin, setelah menghadiri "open house" dengan Gubernur Kaltim dan sejumlah pejabat di lingkungan Pemprov Kaltim, di Samarinda, Kamis (6/6/2019).

Baca juga: Perjalanan Jokowi Mencari Ibu Kota Baru, dari Bukit Soeharto Kaltim ke Segitiga Kalteng

Ia menceritakan, dua kali pertemuan dengan Kementerian Dalam Negeri tersebut untuk meyakinkan tentang kesiapan Kaltim menjadi Ibu Kota Negara menggantikan Jakarta, seiring wacana pemindahan Ibu Kota yang akan dimulai pembangunannya tahun 2020, sehingga tahun ini harus dipastikan daerah mana yang ditunjuk.

Hingga saat ini hanya ada dua provinsi yang menjadi calon kuat menjadi Ibu Kota, yakni Provinsi Kalteng dan Provinsi Kaltim. 

“Kami sudah dua kali memaparkan kondisi Kaltim dan meyakinkan pemerintah pusat bahwa Kaltim siap menjadi Ibu Kota Negara. Namun, sampai sekarang memang belum ada kepastian penunjukan. Kita tunggu keputusan pusat. Kita berharap Kaltim yang ditunjuk sebagai Ibu Kota Negara,” katanya.

Baca juga: Bukit Soeharto Jadi Salah Satu Lokasi Calon Ibu Kota Baru

Sebelumnya, Presiden Jokowi menyatakan bahwa setidaknya terdapat tiga syarat untuk menentukan wilayah yang akan ditetapkan sebagai Ibu Kota baru menggantikan Jakarta.

Tiga syarat itu berdasarkan hasil kajian dari Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas), yakni Ibu Kota yang baru harus dekat dengan akses bandara internasional, dekat dengan pelabuhan laut, dan aman dari bencana alam baik gempa bumi, tsunami maupun banjir.

Dari syarat-syarat tersebut, maka Bukit Soeharto yang masuk Kecamatan Samboja, Kabupaten Kutai Kartanegara ini strategis karena diapit dua bandara besar, dekat dengan pelabuhan laut yang berfungsi untuk mempercepat akses pembangunan.

Dua bandara itu adalah Bandara Internasional Sultan Aji Muhammad Sulaiman di Sepinggan, Balikpapan. Kemudian Bandara APT Pranoto di Samarinda Utara, Kota Samarinda.

Berikutnya di Balikpapan ada dua pelabuhan besar, yakni Pelabuhan Karingau yang merupakan pelabuhan ekspor, kemudian Pelabuhan Semayang yang merupakan pelabuhan untuk kapal penumpang.

Bahkan Samarinda pun ada dua pelabuhan, yakni khusus kargo dan pelabuhan khusus penumpang.

Dari sisi keamanan, kawasan ini sudah memilikinya karena tidak ada potensi tsunami, gempa bumi, tidak ada gunung aktif. Bahkan jalan Tol Balikpapan-Samarinda pun segera rampung sehingga menjadi modal untuk percepatan akses transportasi.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com