Di tempat yang sama, Ketua Umum Ikatan Arsitek Indonesia (AIA) Ahmad Djuhara berpendapat, ada sisi baik dari munculnya kontroversi desain masjid Al Safar.
"Pertama, baiknya bahwa arsitektur dibicarakan masyarakat dengan segala kontroversinya. Sebelumnya arsitektur tak cukup dibicarakan karena tak dianggap penting. Jadi kontroversi ini sebuah berkah bahwa arsitektur secara luas dibicarakan," kata Djuhara.
Interpretasi baru memang diperbolehkan ketika sebuah desain telah diserahkan kepada masyarakat. Namun, ada hak dari seorang arsitek untuk menjelaskan karyanya jika ditafsir keliru.
"Saya bisa berpendapat sebetulnya tak ada niat buruk ketika seorang arsitek mengerjakan desain itu. Niat baiknya membuat orang lain senang, bahagia, puas. Arsitek juga punya tugas lain seperti membangun peradaban bangsa," ungkapnya.
Baca juga: Melongok Masjid Kuno Godhegan, Atap Berbentuk Segitiga dan Dibangun pada Masa Pangeran Diponegoro
Diberitakan sebelumnya, desain masjid Al Safar karya Ridwan Kamil dan Urbane Indonesia mendadak viral di sosial media setelah salah seorang pendakwah menyebut masjid itu sarat muatan simbol illuminati lantaran banyak memuat bentuk segitiga.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.