Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

"Dari Bukit Itu Sering Muncul Suara Azan yang Indah Meski Tak Ada Masjid..."

Kompas.com - 01/06/2019, 07:43 WIB
Puthut Dwi Putranto Nugroho,
Aprillia Ika

Tim Redaksi

Dijelaskan Budi, langkah Sunan Kalijaga untuk menarik simpati warga supaya mau memeluk Islam saat itu perlahan mulai menunjukkan pencapaian. Pengaruhnya untuk mengislamkan Jawa dengan cara yang santun dan cerdas pun kian mudah diterima oleh warga.

Sunan Kalijaga pun kemudian kembali lagi ke Kesultanan Demak setelah berhasil membawa kayu jati dari Desa Keyongan yang akan dipergunakan untuk tiang Masjid Agung Demak.

Baca juga: Caos Dhahar Lorogendhing, Makanan Kesukaan Sunan Kalijaga yang Melegenda

Sunan Kalijaga lantas menugaskan murid kepercayaannya yakni Raden Suwito atau Syeh Abdul Rohman untuk melanjutkan dakwahnya di Desa Keyongan. Syeh Abdul Rohman yang juga murid Sunan Kudus itu juga ditugaskan untuk menjaga peninggalan-peninggalan Sunan Kalijaga yang dikubur di gunung kuncup.

Syeh Abdul Rohman setia melaksanakan tugas hingga akhir hayatnya dimakamkan di puncak gunung kuncup. Makam Syeh Abdul Rohman hingga kini masih terawat dengan baik dan dijaga oleh seorang juru kunci. Lokasi menuju puncak gunung kuncup telah terfasilitasi dengan anak tangga yang terbuat dari beton. 

"Dan anehnya setelah ditinggalkan oleh Sunan Kalijaga, masjid itu perlahan sirna atau menghilang tanpa jejak atau muksa. Karena kedigdayaan Sunan Kalijaga inilah yang kemudian meluluhkan warga untuk memeluk Islam. Kini mayoritas warga beragama Islam. Dari cerita turun temurun, di puncak gunung kuncup dulunya Walisongo juga sering berkumpul disana hingga mengubur peninggalan-peninggalan mereka disana. Karena itu Syeh Abdul Rohman ditugasi untuk menjaganya. Hingga kini tak ada siapapun yang berani menggalinya," terang Budi.

Baca juga: Arwah Jamak, Tradisi Warga Demak sejak Masa Sunan Kalijaga

Suara azan

Keanehan Gunung kuncup, bukit Kendeng selatan bagi warga setempat tentunya sudah tidak asing lagi.

Kearifan lokal warga setempat meyakini jika keberadaan masjid yang mendadak lenyap dari puncak gunung kuncup tersebut menyisakan sebuah pesan moral yang positif dari seorang ulama kesohor, Sunan Kalijaga.

"Anehnya dari puncak bukit itu sering muncul suara adzan yang indah meski tak ada Masjid disitu. Adzan berkumandang saat menjelang Magrib atau Isyak. Warga sudah terbiasa mendengarnya dan dianggap menjadi pengingat untuk beribadah dan bukan dianggap sebagai hal yang mistis. Fenomena ini sudah ada sejak leluhur kami ada," ungkap tokoh masyarakat Desa Keyongan, Wakimin (85).

Dijelaskan Wakimin, warga turun temurun mempercayai jika "Masjid Muksa" yang dahulu dibangun oleh Sunan Kalijaga di puncak gunung kuncup adalah sarana yang digunakan untuk syiar agama islam.

Masjid itu didirikan saat Sunan Kalijaga tengah mencari kayu untuk tiang Masjid Agung Demak.

Baca juga: Sosok Religius Sunan Kalijaga di Operasi Simpatik Demak

"Masjid itu dibangun sebelum ada Masjid Agung Demak. Masjid itu kemudian dibuat muksa oleh Sunan Kalijaga supaya warga mau membangun masjid di tempat yang memadai dan mudah diakses sepeninggalnya ke Demak. Siapa sih waktu itu yang bisa membangun masjid di atas bukit selain karena kelebihan Sunan Kalijaga. Masjid juga dibuat menjauh karena saat itu warga beragama Hindu-Buddha, tentunya supaya tidak mengganggu. Inilah kecerdasan Sunan Kalijaga dalam berdakwah," kata Wakimin.

"Masjid Muksa" di Gunung Kuncup juga menyisakan kisah yang membuat bulu kuduk merinding bagi orang awam. 

"Banyak kiai dari luar daerah yang sering diundang untuk mengikuti pengajian malam di puncak gunung kuncup. Mereka pun mengikuti pengajian dan melihat jamaah di dalam masjid nan megah di gunung kuncup. Keesokan harinya mereka syok setelah mengetahui jika di gunung kuncup tak ada masjid apalagi pengajian. Kejadian ini berulang-ulang dialami banyak kiai," sambung Suwadi (58), juru kunci makam Syeh Abdul Rohman.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com