Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Caos Dhahar Lorogendhing, Makanan Kesukaan Sunan Kalijaga yang Melegenda

Kompas.com - 21/03/2017, 14:16 WIB
Ari Widodo

Penulis

DEMAK, KOMPAS.com - Kabupaten Demak, Jawa Tengah, ternyata banyak menyimpan masakan khas yang tidak banyak diketahui oleh khalayak. Sebut saja Sego Ndoreng, Nasi Kropokhan dan Caos Dhahar Lorogending.

Aneka masakan tradisional tersebut merupakan warisan leluhur yang sangat melegenda. Untuk mengenalkan kuliner khas Demak itu, Pemerintah Kabupaten Demak, Jawa Tengah, menggelar lomba masakan khas Demak, dalam rangka memperingati hari jadi ke-514 Demak, Selasa (21/3/2017).

Caos Dhahar Lorogending menjadi salah satu ikon dalam acara yang digelar di Pendopo Demak tersebut.

Caos Dhahar Lorogendhing itu sendiri terdiri dari nasi golong, urap daun mengkudu (pace), trancam berbahan dasar terong dan kacang panjang, sayur bening daun kelor dan bubuk kedelai.

Sedangkan lauknya yakni gereh petek bakar, pecel lele dan ingkung ayam jago.

Masakan khas Kadilangu, Demak, yang melegenda ini konon menjadi kesukaan Sunan Kalijaga semasa hidupnya.

Caos Dhahar berasal dari bahasa Jawa krama alus yang artinya memberi makan. Lorogending sebutan untuk aneka kudapan yang diyakini masakan kesukaan Sunan Kalijaga.

Tidak mudah memang menjumpai Caos dhahar lorogendhing ini, baik di warung makan maupun restoran, karena kuliner unik itu hanya ada saat warga Kadilangu, Demak, mengadakan selamatan atau kenduri.

"Caos Dhahar Lorogending ini merupakan masakan wajib warga Kadilangu, Demak, yang disajikan pada saat mengadakan selamatan. Siapapun yang berhasil hajatnya, biasanya menyajikan masakan ini dan tahlil di makam Sunan Kalijaga sebagai ungkapan rasa syukur," kata Endah Cahyarini, kepala Bagian Humas Pemkab Demak.

Nasi golong yang disajikan dalam bentuk bulat dan dibungkus daun pisang ini mengandung makna manunggaling kawulo karo gusti (bersatunya makhluk dengan Sang Khalik).

Urap daun mengkudu bermakna agar bisa menyatu antara makhluk dengan Sang Khalik, maka suka atau tidak suka wajib melaksanakan semua "gending" (irama) kehidupan, baik yang menyenangkan maupum menyedihkan.

Bubuk kedelai memiliki makna bahwa kita harus mengurangi tidur dan melakukan tirakat untuk mendekatkan diri pada Tuhan. Sedangkan makna dari gereh petek adalah rakyat kecil harus bersungguh-sungguh memberikan darma baktinya kepada negara.

Ikan lele sebagai simbol ikan yang aktif bergerak dan bertahan lama yang mengandung maksud bahwa punggawa (aparat) harus aktif dan kuat dalam melayani rakyat walau dalam keadaan kekurangan.

Sedangkan ayam jago merupakan simbol kekuatan besar bagi pemimpin yang harus benar- benar jago dalam memimpin.

Sebagai pelengkap Caos Dhahar Lorogending ini yakni minuman "jasre" yang terbuat dari campuran jahe, sere dan gula jawa. "Jasre" ini cocok sebagai penghangat tubuh.

"Kita harus melestarikan kuliner khas Demak ini agar tidak punah. Sosialisasi dan publikasi juga penting supaya generasi penerus tetap mengenal masakan asli warisan nenek moyang," tutur Mbak Endah, sapaan akrab humas cantik ini.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com