Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Cerita Petugas Damkar 3 Hari Berjibaku Atasi Kebakaran Pasar Kosambi Bandung

Kompas.com - 21/05/2019, 23:41 WIB
Agie Permadi,
Farid Assifa

Tim Redaksi

Sampai akhirya, Senin (20/5/2019) sore api bisa dijinakkan. Petugas pun kembali ke markas komandonya.

Namun Selasa (21/5/2019) tadi pagi, petugas kembali mendapat laporan adanya asap di lokasi kebakaran. Petugas kemudian melakukan pengecekan dan langsung mengatasinya.

“Sudah selesai, api sudah dipadamkan, hanya tadi pagi ada asap mengepul, kami langsung cek ada masih bara. Tapi sekarang sudah selesai semua,” kata Kurnia. 

Akibat kebakaran itu, satu orang petugas sempat dirawat sehari akibat sesak nafas karena menghirup asap tebal di lokasi kebakaran. Tapi kini petugas tersebut sudah membaik dan sudah kembali pulang.

“Dari mulai pemadaman, satu orang dirawat, karena menghirup asap tebal, nafasnya agak sesak. Tapi (dirawat) satu hari, sekarang sudah pulang,” katanya.

Kurnia mengaku belum mengetahui penyebab kebakaran. Sebab, saat itu hanya fokus pada pemadaman saja. Terkait penyebab kebakaran, Kurnia menyerahkannya kepada pihak kepolisian.

Kasat Reskrim Polrestabes Bandung, AKBP M Rifai mengatakan bahwa pihaknya saat ini tengah memeriksa saksi-saksi dan mencari barang bukti. Nantinya barang bukti tersebut akan diuji di laboratorium forensik.

“Hasil Labfor yang akan menentukan,” ucap Rifai.

Kerugian pedagang

Berdasarkan pantauan siang tadi, tampak dinding semi basemen Pasar Kosambi berjelaga hitam, ruangan itu gelap, sejumlah barang yang terbakar habis kini basah terendam air. Jelaga juga mewarnai ruangan di atasnya, di lantai satu ini banyak pedagang pakaian jadi, namun berhasil diselamatkan petugas pemadam kebakaran. 

Sejumlah pedagang pun terlihat tengah memungut barang dagangannya yang terbakar dan berharap ada barang yang bisa diselamatkan.

Darmi Azmi (56), misalnya. Pedagang bumbu dan rempah-rempah ini terlihat tengah menjaga barang alat giling yang sudah menghitam. Rencananya alat giling tersebut ia bawa ke rumahnya di daerah Kopo.

Wanita yang mengaku sudah berjualan bumbu giling sejak tahun 1986 di Pasar Kosambi itu mengaku menderita kerugian hingga Rp 500 juta. Meski begitu, Darmi hanya bisa pasrah dan berharap bisa berjualan kembali secepatnya.

Kebakaran kali ini, menurut Darmi, cukup mengejutkan. Meski sudah pernah terjadi kebakaran sebanyak lima kali, namun musibah tahun ini dinilai paling parah.

“Ini yang paling parah, memang sebelumnya juga pernah, ada lima kali kebakaran, tapi ini yang paling parah,” kata Darmi.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com