Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

7 Fakta Teror Jelang 22 Mei, Ancam Gedung KPU hingga 6 Bom "High Explosive"

Kompas.com - 19/05/2019, 07:13 WIB
Michael Hangga Wismabrata,
Khairina

Tim Redaksi

"Keterlibatan dua tersangka yaitu deportan. Mereka ini deportan, hijrah ke Suriah dan mereka belajar membuat bom asap di Camp Aleppo," kata Iqbal.

Baca Juga: Ini Fakta Penangkapan 68 Terduga Teroris Selama Tahun 2019, Rencana Serang 22 Mei

6. Sasar kerumunan massa saat 22 Mei di Gedung KPU

Dalam video yang diputar saat konferensi pers pada hari Jumat (17/5/2019), tampak seorang terduga teroris berinisial DY alias Jundi alias Bondan mengungkapkan akan menyerang kerumunan massa saat 22 Mei.

DY juga mengaku telah merangkai bom untuk melancarkan aksinya tersebut. Berikut ini transkrip video tersebut:

"Nama saya DY alias Jundi alias Bondan, saya memimpin beberapa ikhwan untuk melakukan amaliyah pada 22 Mei dengan menggunakan bom yang sudah saya rangkai dan menggunakan remote control," ungkap DY seperti dikutip dari video yang ditayangkan saat konferensi pers, Jumat (17/5/2019).

"Yang mana pada tanggal tersebut sudah kita ketahui bahwa di situ akan ada kerumunan massa yang merupakan event yang bagus untuk saya untuk melakukan amaliyah, karena di situ memang merupakan pesta demokrasi yang menurut keyakinan saya adalah syirik akbar yang membatalkan keislaman. Yang termasuk barokah melepas diri saya dari kesyirikan tesebut," tutur dia.

Baca Juga: Polri Putar Video Terduga Teroris yang Berencana Jalankan Aksi pada 22 Mei

7. Densus 88 tetap buru para terduga teroris

Sebanyak sembilan terduga teroris dibawa ke Gedung Humas Mabes Polri, Jakarta Selatan, saat konferensi pers, pada Jumat (17/5/2019).KOMPAS.com/Devina Halim Sebanyak sembilan terduga teroris dibawa ke Gedung Humas Mabes Polri, Jakarta Selatan, saat konferensi pers, pada Jumat (17/5/2019).

Densus 88 sudah melakukan beberapa antisipasi agar teroris tak menjalankan aksinya, misalnya dengan penangkapan atau preventive strike.

Meskipun demikian, Polri tak menjadi lengah dan menganggap remeh kelompok tersebut.

Polri terus bekerja untuk mengantisipasi dan menjaga keamanan dengan membaca pergerakan kelompok-kelompok tersebut.

"Densus 88 tentu sudah memiliki strategi untuk itu semua sehingga alhamdulillah beberapa hari lalu kita dapat melakukan upaya paksa kepolisian, yaitu penangkapan terhadap kelompok ini. Kita tidak ingin ini terjadi, kita tidak ingin ini terjadi, sekali lagi, di kerumunan massa," tutur dia.

Baca Juga: Ketika Terduga Teroris "Menyambangi" Mabes Polri...

Sumber: KOMPAS.com (Devina Halim, Afdhalul Ikhsan, Ramdhan Triyadi Bempah)

 

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com