Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Dede Yusuf Kembali ke Senayan Berkat Istilah “Jangan Seperti Mendorong Mobil Mogok”

Kompas.com - 17/05/2019, 08:00 WIB
Reni Susanti,
Aprillia Ika

Tim Redaksi

BANDUNG, KOMPAS.com - Calon legislatif dari Partai Demokrat, Dede Yusuf Macan Effendi lolos ke kursi DPR RI.

Menurut hasil rekapitulasi suara KPU Jabar, Dede melenggang ke Senayan dengan perolehan suara 165.182 di daerah pemilihan 2 Jabar, Kabupaten Bandung dan Bandung Barat.

Terpilihnya Dede di Pemilu 2014, bukanlah yang pertama. Ia menjadi anggota DPR periode 2004-2009 dari Partai Amanat Nasional (PAN).

Namun pada 2008 ia mundur dan terpilih menjadi wakil gubernur Jawa Barat periode 2008-2013 mendampingi Gubernur Ahamd Heryawan. Kemudian ia kembali terpilih menjadi anggota DPR periode 2014-2019 dari Partai Demokrat.

Baca juga: Caleg Demokrat Ibas hingga Dede Yusuf Lolos ke DPR, Ferdinand Hutahaean Gagal

Dede mengatakan, kembali terpilihnya dia karena berbagai faktor dan upaya. Salah satunya karena istilah “jangan seperti mendorong mobil mogok”.

“Di Dapil 2, ada istilah jangan seperti mendorong mobil mogok, artinya udah berat didorongnya, begitu jalan ditinggal,” ujar Dede saat dihubungi Kompas.com melalui saluran telepon, Kamis (16/5/2019) malam.

Itulah mengapa, sambung dia, selama 4 tahun terakhir ia menjaga konstituennya. Ia membuat banyak program untuk konstituen dan menjalankannya bersama-sama.

“(Anggota dewan) yang lain banyak yang datang saat reses saja. Tapi saya keliling terus. Setiap Jumat, Sabtu, Minggu, saya pasti ke Dapil,” ucapnya.

Baca juga: Dede Yusuf: Tangkap Buruh Kasar Asing atau Ilegal

Di Dapil, ia menemui warga, menjelaskan program, dan menjalankannya tanpa ada komitmen yang aneh-aneh. Semua program murni untuk rakyat.

Hal ini membuat masyarakat percaya dan kembali memilih dirinya menjadi anggota DPR. Faktor lainnya karena jaringan yang ia dan timnya bentuk.

“Kami membangun jaringan hingga ke level RW. Kami terus berkeliling, bukan hanya saat kampanye tapi juga setelah menjadi dewan,” ungkapnya.

Mengenai modal pemilu, ia mengungkapkan, dana yang dikeluarkannya tidak jauh berbeda dengan Pemilu 2014.

“Semua kan dilaporkan dalam rekening. Rekeningnya harus didaftarkan, ya hampir sekitar Rp 800 juta,” tuturnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com