Setiap dua hari sekali Jumari bersama putra sulungnya berkeliling mengambil sampah ke rumah penduduk di wilayah Piyungan, Yogyakarta.
"Rata-rata per bulannya dari angkut sampah dan usaha cucian sekitar Rp. 1,5 juta untuk mencukupi kebutuhan sehari-hari," ungkapnya.
Kondisi perekonomian yang pas-pasan tak membuat Jumari berpikir anaknya bisa melanjutkan pendidikan hingga bangku kuliah.
Namun, saat melihat ketekunan Alyza dalam belajar dan melihat prestasi akademis yang baik, Jumari yakin sang anak nantinya dapat memperoleh pendidikan yang layak.
"Benar-benar tidak membayangkan akhirnya Lyza bisa diterima kuliah di UGM," tutur Jumari.
Seperti diketahui, Jumari beserta istri dan dua anaknya tinggal di sebuah rumah kontrakan kecil seluas 46 meter persegi di Dusun Ngablak, Desa Sitimulyo, Kecamatan Piyungan, Kabupaten Bantul, DIY..
Baca Juga: Pengakuan Pria Pengunggah Video Hoaks soal Rekapitulasi Tertutup
Istri Jumari, Nur Hayati (49) menyampaikan rasa syukur karena anak-anaknya memahami kondisi keluarga dan tidak pernah menutut macam-macam.
Di matanya, Alyza merupakan anak yang tekun dalam belajar dan rajin beribadah.
Sebagai orangtua, dirinya hanya bisa memberikan dukungan dan mendoakan apa yang dicita-citakan Alyza dapat terwujud.
"Semoga nantinya Lyza bisa lancar kuliahnya dan menjadi orang berhasil serta berguna bagi masyarakat, bangsa, dan negara," ungkapnya.
Alyza mengatakan, sudah sejak kecil memiliki keinginan untuk bisa meneruskan ke perguruan tinggi.
Baca Juga: 6 Fakta Prabowo Tolak Hasil Pemilu, Penjelasan Sandiaga hingga KPU Anjurkan ke MK
Alyza mengatakan, sudah sejak kecil memiliki keinginan untuk bisa meneruskan ke perguruan tinggi.