KOMPAS.com - Meski hidup dalam keterbatasan ekonomi, Alyza Firdaus Nabila, akhirnya bisa meraih mimpinya dengan berhasil masuk ke Fakultas Kehutanan Universitas Gajar Mada (UGM) melalui jalur SNMPTN undangan.
Keberhasilan itu menjadi anugerah bagi ayahnya, Jumari, yang bekerja sebagai tukang pengangkut sampah.
Jumari (58), warga Dusun Ngablak, Desa Sitimulyo, Kecamatan Piyungan, Kabupaten Bantul, itu tak berhenti mensyukuri keberhasilan anak bungsunya itu.
Alyza mengakui dirinya akan terus belajar, berusaha dan berdoa untuk meraih cita-citanya. Salah satunya, membahagiakan kedua orangtuanya.
Berikut ini fakta lengkap perjuangan Alyza:
Jumari dan keluarganya tak bisa menyembunyikan wajah kebahagiaan saat menceritakan keberhasilan Alyza atau akrab disapa Lyza.
"Sangat bangga dan bersyukur, anak kami Lyza bisa diterima kuliah di UGM. Ini menjadi kebahagiaan tertinggi bagi keluarga kami,” ucap Jumari, seperti dikutip dari rilis resmi Humas UGM, Selasa (14/5/2019).
Jumari tak henti-hentinya mengucap syukur mengetahui Lyza bisa diterima di UGM.
Air matanya menetes membasahi pipi mengingat perjuangannya dan istri dalam membesarkan anaknya.
Baca Juga: Kisah Perjuangan Alyza, Anak Tukang Sampah yang Diterima Kuliah di UGM
Jumari teringat bagaimana keluarganya pernah mengalami titik nadir dalam hidup.
Dia menceritakan, anak pertamanya terpaksa putus sekolah saat di bangku SMA karena tidak mampu membayar uang sekolah.
Jumari juga sempat menjadi sopir panggilan untuk memenuhi kebutuhan hidup keluargannya. Namun, seiring usianya yang kian menua, Jumari memutuskan untuk berhenti dari pekerjaanya itu.
Jumari pun memutuskan untuk beralih dengan menjadi tukang angkut sampah. Ia menyewa mobil pick up yang sudah usang untuk mengangkut sampah.