Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Tradisi Ramadhan, Ribuan Santri di Medan Mengaji Melingkar bak Kelopak Bunga

Kompas.com - 07/05/2019, 05:30 WIB
Kontributor Medan, Mei Leandha,
Khairina

Tim Redaksi


MEDAN, KOMPAS.com – Pesantren Tarbiyah Islamiyah Ar-Raudlatul Hasanah punya agenda tahunan yang unik setiap Ramadhan.

Ribuan santri akan membaca Al Quran secara bersama-sama atau tadarus dengan formasi membentuk lingkaran.

Setiap lingkaran terdiri dari 20 santri. Formasi ini kalau dilihat dari atas, seperti membentuk kelopak-kelopak bunga, cantik.

Baca juga: Kebutuhan Elpiji Meningkat Saat Ramadhan, Pertamina Tambah Outlet Penjualan di Jateng

Lepas shalat zuhur berjamaah atau sebelum shalat ashar, sekira 2.000-an santri memasuki Masjid Jami’.

Tanpa dikomando, para santri langsung membentuk lingkaran berdasarkan kelompoknya di lantai satu.

Santriwati pun melakukan hal sama, tapi mereka duduknya di lantai dua masjid. Kemudian, satu persatu bergantian membaca kitab suci.

"Tadarus melingkar sudah jadi budaya kami. Formasi ini untuk memberikan pandangan baru kepada masyarakat,” kata Kepala Bidang Pengasuhan Pesantren Ustaz Marnang Saing, Senin (6/5/2019).

Surah Al Fatihah, surah pertama dalam Al Quran terdiri dari tujuh ayat menjadi pembuka kaji hari pertama. Para santri begitu khusyuk membaca, menyimak dan mengikuti ayat demi ayat.

Dalam satu kali tadarus, waktu yang dihabiskan sekitar 30 menit. Targetnya, selama bulan suci penuh ampunan ini, mereka khatam 114 surah atau 30 Juz isi Al Quran.

"Tapi karena saat ini bertepatan dengan ujian tulis pesantren, maka para santri tidak dipaksakan memenuhi target itu. Kami membiarkan mereka mengkhatamkannya sendiri, fokus ujian dulu,” sambung Marnang.

Baca juga: Jadwal Imsak dan Buka Puasa untuk Makassar Selama Ramadhan 1440 H

Pesantren yang bangunannya didominasi warna hijau dan putih ini, letaknya di Kota Medan. Tepatnya di Jalan Setia Budi Ujung, Simpang Selayang. Berdiri pada 18 Oktober 1982, bertepatan dengan peringatan Tahun Baru Hijriah 1 Muharram 1403.

Para santrinya tak hanya dari penjuru Provinsi Sumatera Utara, banyak juga yang datang dari provinsi lain bahkan luar negeri.

Pelajaran di pesantren ini dinilai lebih lengkap. Tahfidz saja menjadi ekstrakulikuler, sedangkan di tempat lain menjadi pelajaran utama.

Para santri dan santri wati wajib berbahasa Arab sebagai bahasa sehari-hari, khususnya di lingkungan pesantren. Kalau melanggar, ada sanksi yang menunggu.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com