Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kata Mahasiswa ITS soal Polemik "Quick Count" dan Saling Klaim Kemenangan

Kompas.com - 29/04/2019, 11:34 WIB
Ghinan Salman,
Robertus Belarminus

Tim Redaksi

Jangan menggebu-gebu klaim kemenangan

Muhammad Faruq, mahasiswa semester 2 Jurusan Teknik Komputer ITS, menyampaikan, pendukung paslon 01 dan paslon 02 semestinya tidak perlu memperdebatkan soal hasil quick count yang dirilis sejumlah lembaga survei.

Baca juga: Kata Mahasiswa ITS soal Pelaksanaan Pemilu 17 April 2019

Namun, ia juga memahami bahwa dalam kompetisi, masing-masing calon semuanya ingin menang. Karena itu, saat hasil hitung cepat dirilis, keduanya sama-sama mengklaim kemenangan.

"Klaim kemenangan itu wajar saja. Tapi, tidak perlu menggebu-gebu dan mengggiring opini rakyat bahwa calon tertentu menang, dan jika kalah ada kecurangan," kata Faruq.

Drama-drama semacam itu, kata Faruq, akan membahayakan terutama bagi demokrasi di Indonesia. 

Ia percaya apabila memang terjadi kecurangan, penyelenggara pemilu bisa membuktikannya. Karena itu, ia meminta semuanya menunggu hasil penghitungan resmi KPU.

"Kalau ada kecurangan juga pasti ketahuan. (Hitung cepat) enggak usah terlalu dihiraukan. Karena nanti hasil versi KPU juga akan keluar," ucap dia.

Quick count jarang meleset

Mahasiswa semester 6 Jurusan Teknik Mesin ITS, Gery Gunawan menyebut, hasil hitung cepat tidak perlu diperdebatkan. 

Bagi orang yang percaya dengan statistik, kata Gery, semua tahu bahwa quick count itu menggunakan metode ilmiah. Hasilnya pun, kata dia, hampir dipastikan sesuai atau tidak jauh berbeda dengan penghitungan resmi KPU.

"Saya sebagai anak teknik percaya sama statistik. Tetapi, kembali lagi menunggu hasil dari KPU. Tapi, kalau dari hasil statistik, saya percaya quick count," ujarnya.

Rayhan Rhifandani, mahasiswa Semester 4 Jurusan Teknik Kelautan ITS menilai, meskipun hasil quick count sejumlah lembaga survei ramai diperbincangkan, yang menang tetap akan menang.

Menurut dia, hasil hitung cepat itu jarang ada yang meleset. Sebab, pada Pemilu-Pemilu sebelumnya, kata Rayhan, hasil hitung cepat tidak jauh berbeda dengan penghitungan resmi KPU.

Dengan selisih jumlah perolehan suara yang tipis, kata Rayhan, wajar bila paslon 01 dan paslon 02 saling mengklaim kemenangan.

"Pasti terjadi (klaim kemenangan) seperti ini. Yang harus dilakukan adalah antisipasi supaya tidak memicu konflik. Takutnya ada konflik yang terjadi," kata Rayhan.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com