Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Cerita Petugas Pemilu di Jombang, Kerja Maraton hingga "Tumbang"

Kompas.com - 26/04/2019, 20:14 WIB
Moh. SyafiĆ­,
Farid Assifa

Tim Redaksi

JOMBANG, KOMPAS.com - Salah satu personel Panitia Pemilihan Kecamatan (PPK) jatuh pingsan. Akibatnya, proses rekapitulasi perolehan suara Pemilu 2019 di Kecamatan Kesamben, Kabupaten Jombang, Jawa Timur, Rabu (24/4/201) malam, terpaksa dihentikan.

Petugas PPK yang pingsan di tengah proses rekapitulasi perolehan suara tingkat kecamatan adalah Ketua PPK Kesamben, Khotim Fadli (31). Bapak dua anak ini akhirnya dilarikan ke Puskesmas Kesamben.

Setelah menjalani perawatan sejak Rabu malam, Khotim Fadli merasakan kondisinya kian membaik. Namun, dirinya harus menjalani perawatan sembari menunggu hasil tes laboratorium.

"Alhamdulillah, sudah membaik. Insya Allah segera pulih," kata Khotim Fadli saat ditemui di Puskesmas Kesamben, Kamis (25/4/2019).

Sebelum jatuh pingsan, suami dari Laili Indra Mufidah ini mengaku merasakan lelah yang luar biasa. Namun karena tugas yang belum rampung, dia mengabaikan kondisi yang dia rasakan.

Usai tersadar dari pingsan, warga Desa Kedungmlati, Kecamatan Kesamben, itu mengingat bahwa faktor kelelahan yang membuat dirinya "tumbang".

"Yang paling terasa ya karena kelelahan," kata Fadli.

Baca juga: Sempat Dioperasi, Anggota KPPS Garut Meninggal Dunia

Faktor kelelahan menjadikan Fadli jatuh pingsan. Fadli bersama 4 personel PPK lainnya bekerja maraton sejak sebelum pelaksanaan pemungutan suara.

Sebelum 17 April 2019, dia harus memastikan kesiapan PPS hingga KPPS, memastikan kotak suara terdistribusi ke seluruh TPS, hingga kesiapan seluruh TPS.

Menjelang hari pemungutan suara, dia bersama personel PPK Kesamben kembali mengecek kesiapan setiap TPS. Lalu pada 17 April 2019, dia juga melakukan monitoring pelaksanaan pemungutan hingga penghitungan suara.

Fadli mengungkapkan, di Kecamatan Kesamben terdapat 228 Tempat Pemungutan Suara (TPS) yang tersebar di 14 desa. Dari 228 TPS di Kecamatan Kesamben, tidak seluruhnya bisa selesai melakukan penghitungan suara pada Rabu (17/4/2019) malam.

Memang, ujar Fadli, dalam tahapan pemilu ada jeda hari yang bisa digunakan untuk beristirahat.

"Tetapi di lapangan kan tidak seperti itu. Misalnya ada TPS yang harus menghitung ulang, itu kan harus kita monitor sampai selesai," bebernya.

Khotim Fadli (31), Ketua Panitia Pemilihan Kecamatan (PPK) Kesamben Kabupaten Jombang Jawa Timur, saat menjalani perawatan di Puskesmas Kesamben. Pada Rabu (24/4/2019) malam, dia jatuh pingsan ditengah proses rekapitulasi perolehan suara.            KOMPAS.com/MOH. SYAFII Khotim Fadli (31), Ketua Panitia Pemilihan Kecamatan (PPK) Kesamben Kabupaten Jombang Jawa Timur, saat menjalani perawatan di Puskesmas Kesamben. Pada Rabu (24/4/2019) malam, dia jatuh pingsan ditengah proses rekapitulasi perolehan suara.
Proses pemilu di setiap TPS rampung, namun kesibukan Fadli dan anggota PPK tak kunjung surut. Mereka harus memonitor proses perpindahan kotak suara ke kantor desa hingga kantor Kecamatan Kesamben.

Praktis, kata Khotim Fadli, ia hanya bisa pulang ke rumah dalam waktu yang tidak lama. Kesibukan yang padat, lanjut dia, tak jarang membuatnya lupa makan.

Kelelahan Hebat

Akibat kelelahan, Khotim Fadli jatuh pingsan di tengah proses rekapitulasi perolehan suara tingkat kecamatan, Rabu (24/4/2019) malam. Ketua PPK Kesamben itu harus dilarikan ke puskesmas terdekat untuk mendapatkan perawatan intensif.

Baca juga: Kisah Petugas PPS yang Harus Kehilangan Anaknya Setelah 5 Hari Dirawat

Akibat kejadian ini, proses rekapitulasi perolehan suara di Kecamatan Kesamben, Kabupaten Jombang, terpaksa ditunda. Rencananya, rekapitulasi perolehan suara di Kecamatan Kesamben dilanjutkan pada Kamis (25/4/2019) malam.

"Tumbang" saat dan setelah menjalankan tugas penyelenggaraan Pemilu 2019 juga dialami Mahfudi (28), anggota Kelompok Penyelenggara Pemungutan Suara (KPPS) Desa Bandung, Kecamatan Diwek, Kabupaten Jombang.

Pada pemilu kali ini, Mahfudi bertugas sebagai anggota KPPS di TPS 01 Desa Bandung. Dia mulai menjalankan tugas sebagai anggota KPPS sejak dua sebelum hari H pemungutan suara.

Mahfudi (28), anggota KPPS Desa Bandung Kecamatan Diwek Kabupaten Jombang Jawa Timur, saat dijenguk ketua KPU Jombang Muhaimin Shofi, di RS Moejito Jombang, Kamis (25/4/2019).KOMPAS.com/HANDOUT Mahfudi (28), anggota KPPS Desa Bandung Kecamatan Diwek Kabupaten Jombang Jawa Timur, saat dijenguk ketua KPU Jombang Muhaimin Shofi, di RS Moejito Jombang, Kamis (25/4/2019).
Selesai merampungkan tugasnya di TPS, Mahfudi baru pulang saat subuh. Meski sudah beristirahat, namun rasa lelah Mahfudi tak kunjung hilang, bahkan suhu badannya mengalami peningkatan.

Kondisi badannya juga makin lemah hingga akhirnya dibawa ke rumah sakit. Sejak Minggu (21/4/2019), Mahfudi menjalani perawatan di Paviliun Camelia RS Moejito Jombang. Pemuda ini didiagnosa terkena tipus.

"Pulang dari TPS subuh. Habis subuh istirahat, tapi ternyata masih kurang, terus badan terasa panas," tutur Mahfudi saat ditemui di RS Moejito, Kamis (25/4/2019).

Setelah beberapa hari menjalani perawatan di rumah sakit, Mahfudi mengaku kondisinya kian mambaik. Namun, dia harus menunggu rekomendasi dokter yang menanganinya untuk bisa pulang ke rumah.

Selain anggota PPK dan PPS, kelelahan hebat berujung sakit juga dialami Lukman Bachtiar (28), petugas Pengawas Tempat Pemungutan Suara (PTPS) asal Desa Sawiji, Kecamatan Jogoroto, Kabupaten Jombang.

Pada Pilpres dan Pileg 2019, Lukman bertugas mengawasi proses pemungutan dan penghitungan suara di TPS 09 di Desa Sawiji. Dia bertugas intens menjadi pengawas Pemilu sejak dua hari menjelang coblosan.

Di TPS 09, proses penghitungan suara berlangsung hingga Kamis (18/4/2019) dini hari. Waktu yang panjang saat penghitungan suara membuat Lukman merasakan kelelahan hebat.

"Selesainya menjelang subuh, maunya sih nunggu sampai selesai. Karena tidak kuat, saya pulang sebelum subuh," tutur Lukman.

Baca juga: Kisah Petugas PPS yang Harus Kehilangan Anaknya Setelah 5 Hari Dirawat

Kelelahan yang dirasakan Lukman tak cukup dihilangkan dengan istirahat di rumah. Suhu badannya tambah tinggi serta kondisinya makin lemah.

Kondisi kesehatan Lukman kian memburuk hingga harus dibawa ke Puskesmas Mayangan Kecamatan Jogoroto. Oleh keluarganya, Lukman dibawa ke puskesmas pada Sabtu (20/4/2019) pagi.

Lukman mengaku sudah pernah terlibat dalam aktivitas kepemiluan. Tahun 2018, dirinya terlibat sebagai pengawas dalam Pilkada Serentak, setahun lalu.

Menurut Lukman, tingkat kerumitan Pemilu 2019 dengan Pilkada Serentak tahun 2018 memang berbeda. Pilpres dan Pileg 2019, jauh lebih rumit dan melelahkan.

Sebenarnya, lanjut Lukman, kelelahan tidak hanya dirasakan para pengawas dan penyelenggara Pemilu. Para saksi juga merasakan hal yang sama.

Lukman Bachtiar (28), petugas PTPS TPS 09, Desa Sawiji Kecamatan Jogoroto Kabupaten Jombang Jawa Timur, saat menjalani perawatan di Puskesmas Mayangan. KOMPAS.com/HANDOUT Lukman Bachtiar (28), petugas PTPS TPS 09, Desa Sawiji Kecamatan Jogoroto Kabupaten Jombang Jawa Timur, saat menjalani perawatan di Puskesmas Mayangan.
11 Petugas jatuh sakit

Berdasarkan catatan Komisi Pemilihan Umum (KPU) Jombang, sejak persiapan pemilu hingga memasuki tahap rekapitulasi perolehan suara di tingkat kecamatan, sejumlah petugas jatuh sakit harus dirawat di rumah sakit.

Hingga Kamis (25/4/2019) ini sebanyak 11 orang penyelenggara pemilu jatuh sakit. Mereka terdiri dari unsur anggota KPPS, anggota PPS serta PPK dan satu orang anggota Linmas.

Selain sakit, 1 petugas KPU Jombang bidang logistik ada yang meninggal dunia. Petugas yang meninggal dunia atas nama Muhammad Iqbal Amiruddin, asal Perak, Kabupaten Jombang.

"Catatan kami sampai hari ini ada 11 orang yang jatuh sakit. Faktornya karena kelelahan," ungkap Ketua KPU Jombang Muhaimin Shofi.

Ketua Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu) Jombang, Ahmad Udi Masjkur menyebutkan, dari seluruh komponen yang terlibat pengawasan pemilu di Kabupaten Jombang, tercatat ada 27 orang yang jatuh sakit.

"Sebagian besar faktornya, karena kelelahan. Lima orang bahkan harus dirawat di rumah sakit dan puskesmas," katanya saat dihubungi Kompas.com, Kamis (25/4/2019).

Baca juga: 5 Fakta Kasus Dugaan Ketua PPS Bongkar 21 Kotak Suara di Banyumas, Penyelidikan Dihentikan hingga Pengakuan EL

Dipaparkan, dari 27 orang personel pengawas Pemilu 2019, terdiri dari 5 PTPS, 11 Panitia Pengawas Desa (PPD), serta 9 staf pendukung Panwascam dan 2 orang anggota Panwascam.

"Untuk yang sampai dirawat di rumah sakit dan puskesmas, tiga orang PTPS dan 2 orang staf Panwascam," ujar Udi Masjkur.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com