KEDIRI, KOMPAS.com- Supriyanto (56), bapak dari AP, salah satu dari dua tersangka pembunuhan terhadap Budi Hartanto (28) yang mayatnya ditemukan termutilasi di dalam koper, masih belum percaya sang anak terlibat.
Bahkan, selama dua minggu ini atau setelah ramai penemuan mayat dalam koper, dia melihat tidak ada gelagat yang mencurigakan dari anaknya tersebut.
Selama itu pula, anaknya tersebut turut membantunya sebagai tenaga pemasangan terop hajatan milik tetangganya.
"Jadi selama ini juga biasa saja," ujarnya.
Baca juga: 5 Fakta Kasus Mayat Dalam Koper, 2 Orang Ditangkap hingga Korban Dibunuh di Warung Kopi
Di mata keluarga, AP (23) dikenal sosok yang baik, setia kawan, dan pekerja keras.
Menurut Supriyanto , anak keempatnya itu sangat jauh dari sifat-sifat negatif dan bahkan termasuk anak yang sopan dan penurut terhadap orang tua.
"Sama kawan, dia setia kawan. Dimintai tolong teman, susah menolaknya,," ujar Supriyanto ditemui di rumahnya, Sabtu (13/4/2019).
Namun, dia mengaku menerima kenyataan yang prosesnya masih terus berjalan ini. Hanya saja, dia meyakini anaknya tersebut kemungkinan terlibat pada hal yang lain, bukan pada pembunuhannya.
"Mungkin disuruh buang identitas atau apa, mungkin. Kalau membunuh, enggak mungkin tega," ujarnya.
AP ditangkap polisi
Kepolisian melakukan penangkapan terhadap AP pada Jumat (12/4/2019) dini hari di rumahnya Kecamatan Ringinrejo.
Penangkapan itu dilakukan sehari setelah penangkapan terhadap tersangka AS di Jakarta.
Supriyanto menuturkan, penangkapan itu terjadi sekitar pukul 01.00 WIB, bermula dari kedatangan beberapa petugas polisi ke rumahnya dan langsung menangkap anaknya.
"Saat dia itu belum tidur karena baru saja pulang dari warung kopi bersama teman-temannya," tambahnya.
Baca juga: Polisi Tembak Kaki Kiri Satu Pelaku Pembunuhan Mayat Dalam Koper
Petugas saat itu hanya menjelaskan kalau anaknya terkait dengan peristiwa kekerasan yang menyebabkan korban meninggal dunia, lalu membawa anaknya ke kantor polisi.
Supriyanto hingga saat ini belum bisa menemui anaknya.