Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

[POPULER NUSANTARA] Warga Bertahan Meski Peringatan Tsunami Telah Dicabut | Polisi Temukan Potongan Kepala Mayat Dalam Koper

Kompas.com - 13/04/2019, 07:21 WIB
Michael Hangga Wismabrata,
Robertus Belarminus

Tim Redaksi

"Pertama, dari segi elektabilitas, pasangan Jokowi-Ma'ruf unggul dengan perolehan 40,0 persen, sedangkan perolehan Prabowo-Sandiaga sebesar 35,1 persen, pemilih yang memutuskan tidak memilih (golput) sebesar 2,0 persen, dan yang memilih tidak menjawab sebesar 22,9 persen," tulis rilis resmi Populi Center yang diterima Kompas.com, Jumat (12/4/2019).

Baca berita selengkapnya: Survei Populi Center: Di Jabar, Elektabilitas Jokowi-Ma'ruf 40 Persen, Prabowo-Sandi 35,1 Persen

3. Upaya hukum diversi kasus pengeroyokan siswi SMP gagal

Upaya hukum diversi, terkait penanganan kasus pengeroyokan AD (14), siswi SMP oleh geng siswi SMA di Kota Pontianak, Kalimantan Barat, gagal. Upaya hukum diversi adalah pengalihan penanganan kasus di luar pengadilan.

Berdasar pantauan Kompas.com, pertemuan untuk upaya hukum diversi yang digelar di Posko Zona Integritas Polresta Pontianak, Kamis (11/4/2019) malam, tersebut berlangsung alot.

Ketua Tim Pengacara korban, Daniel Tangkau menerangkan, mereka tetap kukuh untuk melanjutkan proses hukum hingga ke pengadilan. Dia memastikan, penolakan ini juga merupakan permintaan pihak keluarga korban.

"Ini gagal, kita tolak (diversi) dan kita lanjutkan di tingkat pengadilan (lanjut proses hukum)," kata Daniel, usai upaya diversi.

Baca berita selengkapnya: Siswi SMP Korban Pengeroyokan Tolak Upaya Diversi, Minta Kasusnya Selesai di Pengadilan

4. Potongan kepala mayat dalam koper ditemukan

Suasana dapan ruangan penyimpanan jenazah RS Bhayangkara Kota Kediri, Jawa Timur, pasca penemuan potongan organ kepala korban mutilasi, Jumat (12/4/2019).KOMPAS.com/ M.AGUS FAUZUL HAKIM Suasana dapan ruangan penyimpanan jenazah RS Bhayangkara Kota Kediri, Jawa Timur, pasca penemuan potongan organ kepala korban mutilasi, Jumat (12/4/2019).

Pihak kepolisian akhirnya menemukan potongan kepala Budi Hartanto (28), Jumat (12/4/2019). Penemuan itu setelah petugas melakukan pencarian di sungai yang ada di wilayah Dusun Plosokerep, Desa Bleber, Kecamatan Kras, Kabupaten Kediri.

Yang berjarak sekitar 20 kilometer dari lokasi penemuan koper berisi tubuh mayat.

Seusai ditemukan, potongan organ bagian kepala itu kemudian dibawa ke RS Bhayangkara Kota untuk pemeriksaan lebih lanjut.

Pantauan di sekitar ruang instalasi jenazah RS Bhayangkara Kota Kediri, beberapa personel polisi terlihat berada di sekitarnya. Ruang kamar penyimpanan jenazah tertutup rapat dengan seorang satpam menjaganya. 

Kepala Polres Kediri Kota Ajun Komisaris Besar (AKBP) Anthon Haryadi, sempat datang dan memasuki ruang penyimpanan mayat itu. Namun, dia enggan berkomentar atas hal itu.
"Langsung polda saja," ujarnya kepada para awak media yang telah menunggunya.

Baca berita selengkapnya: Kepala Potongan Guru Honorer SD Korban Mutilasi Ditemukan Polisi

5. Mahfud MD pernah ditawari jadi Ketum PPP

Mantan Ketua Mahkamah Konstitusi (MK) Mahfud MD, berfoto bersama usai acara silaturahmi dan apel kebangsaan dalam rangka pemilu damai, di Rumah Radakng, Pontianak, Kalimantan Barat, Jumat (12/4/2019).  KOMPAS.com/HENDRA CIPTA Mantan Ketua Mahkamah Konstitusi (MK) Mahfud MD, berfoto bersama usai acara silaturahmi dan apel kebangsaan dalam rangka pemilu damai, di Rumah Radakng, Pontianak, Kalimantan Barat, Jumat (12/4/2019).

Mantan Ketua Mahkamah Konstitusi (MK), Mahfud MD, mengaku ditawari menjadi Ketua Umum Partai Persatuan Pembangunan ( PPP) pasca-ditangkapnya Romahurmuziy, terkait kasus jual beli jabatan di Kementerian Agama.

"Ini belum ada yang tahu. Tiga pekan lalu, saya ditelepon Suharso Monoarfa. Dia bilang, Pak Mahfud diminta jadi Ketum PPP," kata Mahfud, saat menghadiri acara Silaturahmi dan Apel Kebangsaan dalam rangka Pemilu Damai, di Rumah Radakng, Pontianak, Kalimantan Barat, Jumat (12/4/2019).

Namun, Mahfud menolak. Dengan alasan dia bukan kader PPP. "Saya bilang, yang bagus itu Khofifah (Gubernur Jawa Timur) atau Anda (Suharso Monoarfa)," ujarnya.

Baca berita selengkapnya: Mahfud MD Mengaku Ditawari Jadi Ketum PPP

Sumber: KOMPAS.com (Hendra Cipta, M Agus Fauzul Hakim, Dendi Ramdhani, Amran Amir, Caroline Damanik)

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com