KARAWANG, KOMPAS.com-Ketua DPD Golkar Jawa Barat Dedi Mulyadi mengaku tersiksa dengan status calon legislatifnya. Sebab, ada hambatan untuk berbagi kepada sesama.
Mantan Bupati Purwakarta yang mencalonkan DPR RI dari Daerah Pemilihan VII (Purwakarta, Karawang, dan Bekasi) merasa tersiksa karena selama menjelang pileg ini dirinya tidak bisa berbagi ke sesama.
"Jadi kalau boleh jujur, sebenarnya ngebatin (tidak bisa berbagi ke sesama)," kata Dedi ditemui Kompas.com di sela acara Pendidikan Politik Kader Golkar di Karawang, Rabu (10/4/2019).
Baca juga: Sepekan Jelang Pencoblosan, Dedi Mulyadi Ultimatum Kader Golkar
Dedi mengaku berusaha untuk sementara menghentikan kebiasaan berbagi, yang sudah dijalaninya selama lebih dari 10 tahun itu. Sebab, aturannya jelas, Bawaslu melarang praktik poltik uang.
"Berbuat baik harus melekat. Jangan hanya menjelang Pemilu. Nah, kebiasaan saya setiap berkunjung ke daerah itu menebar kebaikan, seperti memberi bantuan domba atau uang untuk modal usaha," katanya.
Baca juga: Hadiri Kampanye di Karawang, Dedi Mulyadi Sibuk Layani Foto Bersama Pendukung Jokowi
Dedi mengatakan, selama lebih dari 10 tahun lalu, mobilnya tidak pernah kosong dari beras. Selalu ada dua sampai tiga karung beras yang dibawa saat berkunjung ke daerah.
Hal itu dilakukan sebagai bentuk antisipasi jika ada warga yang sewaktu-waktu kekurangan beras. Sehingga dirinya bisa langsung memberikan persediaan beras yang ada dalam mobilnya itu.
"Sudah tujuh bulan dompet saya kosong, stok beras di dalam mobil juga sekarang tidak ada," ujarnya.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.