Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Banjir di Pantura Demak Sebabkan Kendaraan Mengular hingga 5 Km

Kompas.com - 09/04/2019, 17:05 WIB
Ari Widodo,
Aprillia Ika

Tim Redaksi

DEMAK, KOMPAS.com - Pengguna jalan pantura Demak-Semarang harus sabar mengemudikan kendaraannya, sebab macet panjang yang belum terurai selama berjam jam hingga Selasa (9/4/2019) sore. 

Antrian kendaraan bermotor di jalur Pantura yang disebut juga jalan Daendels tersebut merupakan dampak banjir di Jalan Raya Genuk Semarang yang berbatasan langsung dengan wilayah Demak.

Pantauan Kompas.com, antrian kendaraan mengular hingga 5 kilometer lebih mulai dari Bates, Sayung hingga ke depan Balai Desa Wonokerto, Karangtengah, Demak. 

Macet jadi kian parah sebab di beberapa ruas Pantura Demak juga terkena dampak banjir. Terlihat air menggenang setinggi 10 cm - 20 cm di permukaan aspal dan beton di KM 14 Onggorawe, Sayung.

Baca juga: Waspada, 7 Ruas Jalan di Pantura Kendal Banyak yang Berlubang

Para sopir terlihat kesal karena macet tak kunjung usai. Truk-truk kontainer dan pengangkut barang lain mengaku terhambat akibat kendaraan yang tak bergerak selama lebih dari tiga jam.

"Sudah 3 jam berhenti total. Tapi bagaimana lagi memang keadaanya banjir begini," kata Saifudin, salah satu sopir truk, sambil berkipas-kipas karena kepanasan. Sopir truk asal Jawa Timur tersebut tak bisa menyembunyikan kekesalannya.

Tak hanya para pengemudi kendaraan roda empat atau lebih yang terganggu akibat macet dan banjir, para pengendara sepeda motor pun terpaksa harus melepas alas kaki dan menggulung celana setinggi lutut supaya tidak basah saat nekat melintas di sela-sela bodi kendaraan bermotor yang lebih besar.

Baca juga: Kecelakaan di Tol Batang-Semarang, Ajudan Bupati Demak Meninggal Dunia

 

Jalan alternatif juga tergenang

Pengendara melintasi genangan air di Jalur Alternatif Onggorawe - Mranggen tepatnya di Desa Prampelan Kecamatan Sayung, Demak, Selasa (9/4/2019)KOMPAS.com/ARI WIDODO Pengendara melintasi genangan air di Jalur Alternatif Onggorawe - Mranggen tepatnya di Desa Prampelan Kecamatan Sayung, Demak, Selasa (9/4/2019)
Bagi para pengguna jalan yang sudah mengetahui jalur Pantura macet parah, mereka kemudian membelokkan kendaraan menuju ke Semarang melalui jalur alternatif Onggorawe - Mranggen.

Tetapi setali tiga uang dengan situasi dan kondisi di jalur pantura Demak, di sini pun mereka terjebak macet karena limpahan air juga menggenangi permukaan jalan dan kendaraan yang memadati dua jalur.

Debit Sungai Dombo yang meluap diduga penyebab limpasan air ke perumahan warga dan menggenang juga di jalan raya.

Baca juga: Cerita Aiptu Sujadi, Polisi yang Tolong Anak Terjebak Banjir di Tol

Sejak semalam, memang banjir memenuhi permukaan jalan dan pemukiman di beberapa titik wilayah Demak, Jawa Tengah.

Di Kecamatan Sayung, tinggi genangan banjir bervariasi di Desa Dombo, Prampelan, Bulusari, Sayung, Kalisari.

Belum ada laporan

Sugeng Pujiono, Camat Sayung, Demak mengatakan, pihaknya belum mendapat laporan secara resmi terkait banjir di wilayahnya, meski begitu pihaknya terus berkoordinasi dengan desa dan memantau setiap perkembangan situasi di lapangan.

"Belum ada yang laporan, mungkin tingkat banjir masih bisa diatasi desa. Informasi banjir yang saya terima di Desa Dombo, Bulusari, Kalisari Prampelan dan Sayung," ungkap Sugeng.

Baca juga: Banjir di Jalan Trans Kalimantan, Akses Kalbar-Kalteng Putus

Senada dengan Camat Sayung, Agus Nugroho, Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Demak juga masih menganggap banjir kali ini belum masuk kategori Darurat.

"Tindakan nyata BPBD baru sebatas Pemantauan di lokasi lokasi terdampak, belum ada evakuasi maupun penyiapan lokasi pengungsian," terang Agus.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com