Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Aiman Witjaksono
Jurnalis

Jurnalis

Tersihir Isu Kiamat

Kompas.com - 30/03/2019, 11:17 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini

Ia menampik bahwa kiamat yang dituju sembari meluruskan bahwa yang akan terjadi adalah rangkaian kejadian akhir zaman yang disebut dengan dukhon. Dukhon, menurut Gus Romli, adalah meteor jatuh yang menghantam bumi dan membuat kerusakan parah bagi seluruh manusia.

Kecuali pada orang-orang bertakwa, yang akan terkena hanya mirip penyakit influenza. Ciri utama seperti yang disebutkan dalam hadis yang disebutkan Gus Romli adalah keringnya Danau Tiberias di Israel.

Danau Tiberias dan huru-hara meteor

Surat kabar terkenal di Israel, Haaretz, menyebutkan bahwa saat ini volume Danau Tiberias atau Danau Galilea di dekat dataran tinggi Golan terus menyusut, tetapi belum kering sepenuhnya.

Romli menghitung bahwa dalam waktu 3 tahun ke depan, Danau Tiberias akan segera kering dan ini artinya dukhon akan segera terjadi.

Bagaimana bila kejadian yang disebutkan Romli tidak terjadi, sementara para santrinya sudah menjual rumah dan seluruh harta bendanya?

Romli mengatakan bahwa mereka akan tetap berada di pesantrennya. Ia berjanji akan membantu kehidupan para santrinya, bukan sebaliknya.

"Wong (mobil) Pajero saya saja sudah saya jual. Tanah saya saya relakan mereka bangun tempat tinggal di sana. Jadi bukan saya yang meminta-minta ke santri," ujar Romli.

Sebelumnya Kepala Polres Batu Malang Jawa Timur AKBP Budi Hermanto sempat berkunjung ke ponpes milik Romli. Budi menyatakan, tidak ada tindak pidana yang terjadi di sana.

Sementara itu, Gubernur Jawa Timur Khofifah Indarparawansa, yang juga Ketua Muslimat Nahdhatul Ulama (NU), tengah meminta jajaran dan Majelis Ulama Indonesia (MUI) setempat menginvestigasi apa yang sesungguhnya terjadi, termasuk adanya indikasi motif ekonomi dalam hal ini.

Gejolak sosial setelahnya

Lepas dari kontroversi ini, ada potensi gejolak sosial pada tahun-tahun berikutnya saat ratusan santri beserta keluarganya kembali dan tak menemukan rangkaian kejadian akhir zaman. Mereka kembali dengan harta benda yang seluruhnya telah dijual.

Ini sebuah hal yang mesti diantisipasi oleh keluarga dan pemerintah setempat. Meski di luar semua itu, tak ada satu pun makhluk, termasuk manusia, yang lepas dari pemberian rezeki-Nya. Termasuk kiamat yang pasti akan datang, dan hanya Tuhan yang Maha Berilmu yang mengetahuinya, tanpa satu orang pun tahu.

Saya Aiman Witjaksono...

Salam!

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com