Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ayamnya Masuk Tanah Sengketa, IRT di Makassar Dibunuh Sepupu Sendiri

Kompas.com - 26/03/2019, 19:56 WIB
Himawan,
Khairina

Tim Redaksi

MAKASSAR, KOMPAS.com - Jumallang, warga Kampung Timbuseng, Kecamatan Tamalate, Kota Makassar, Sulawesi Selatan mengakhiri nyawa sepupunya, Mariana Dg Taco (40) saat korban hendak mencari ayamnya di pekarangan rumah Jumallang, Selasa (26/3/2019) siang.

Jumallang menikam Mariana hingga tewas. Penyebabnya, saat korban mencari ayam, ia cekcok dengan Niba dg Lino, ibu dari Jumallang.

Kapolrestabes Kota Makassar Kombes Pol Dwi Ariwibowo mengatakan, cekcok ini bermula ketika ayam Mariana masuk ke pekarangan rumah Niba yang kini masih dalam status sengketa di Mahkamah Agung.

Melihat Mariana masuk, Niba langsung marah.

Baca juga: Ini Motif Dosen UNM Membunuh Rekan Kerjanya di Dalam Mobil

"Kronologinya ini persoalan lama. (Pembunuhan) ini masih dalam satu keluarga. Persoalannya masalah waris dan sudah sampai di tingkat MA. Jadi ini terkait masalah pembagian warisan," kata Dwi saat diwawancara wartawan di lokasi kejadian.

Dwi mengatakan, cekcok mulut ini terlihat oleh Jumallang hingga pada akhirnya pria itu naik pitam. Kemarahannya itu membuat Jumallang mengambil pisau dan menusukkannya ke Mariana.

Tidak hanya Mariana, RH, anak Mariana yang saat itu baru pulang dari sekolahnya ikut tertusuk oleh pisau Jumallang hingga luka di dada. Ia kini dalam keadaan kritis dan dirawat di rumah sakit.

"Anak dari Ibu Mariana pulang sekolah. Melihat ibunya terluka, akan menolong ibunya, ikut juga tertusuk dan sekarang posisi ada di Rumah Sakit Bhayangkara," tambah Dwi.

Usai membunuh, Jumallang langsung melarikan diri. Warga yang mengetahui dan geram akan aksi Jumallang langsung berinisiatif membakar pria itu sekitar pukul 14.00 Wita.

Warga menyiramnya dengan bahan bakar solar lalu membakarnya hingga hangus tak bersisa.

Kapolres Dwi mengatakan, tindakan itu murni karena spontanitas warga.

"Terkait dengan rumah yang terbakar itu adalah rumah pelaku. Spontanitas lah karena warga di sini hampir seluruhnya keluarga besar. Jadi, spontanitas yang dilakukan masyarakat di sini," ujarnya.

Kompas TV Kelompok militan etnis melakukan pembantaian pada warga sebuah desa di pusat Mali. Sedikitnya 130 muslim, termasuk perempuan hamil dan anak-anak, tewas akibat serangan. Dalam video menunjukkan sisa pembantaian, yakni rumah-rumah yang hancur dan hangus terbakar. Pembunuhan massal ini merupakan perang antara kelompok etnis. Korban pembantaian adalah etnis peulh. Sementara, militan etnis kelompok Dogon yang kerap melakukan serangan dalam beberapa tahun terakhir diduga sebagai pelaku. Meningkatnya kelompok ekstremis di Mali telah memicu ketegangan antara kelompok Dogon dan Peulh. #Pembantaian #MilitanEtnis #Mali
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com