PADANG, KOMPAS. com-Pengeroyokan terhadap santri RA (18) di asrama putra Pondok Pesantren Nurul Ikhlas, Kabupaten Tanah Datar didasari karena korban suka mencuri.
Kepala Reserse Satuan Kriminal (Kasat Reskrim) Polres Padang Panjang Iptu Kalbert Jonaidi, mengatakan, pengeroyokan dilakukan oleh 17 orang santri yang juga teman korban.
Kejadian berlangsung Kamis (7/2/2019) malam. Para pelaku merasa tidak senang dengan sikap korban yang kerap mencuri barang-barang milik temannya seperti ponsel, speaker, dan barang-barang lainnya.
Kejadian pengeroyokan terus berlangsung hingga Minggu (10/2/2019) malam.
"Pelaku marah kepada korban karena sudah sering mencuri. Meskipun sudah mengakui kesalahan dan minta maaf, korban tetap saja mencuri," ucap Kalbert, Jumat (15/2/2019).
Baca juga: Santri Korban Pengeroyokan di Pesantren Akhirnya Meninggal Dunia
Pada Senin (11/2/2019) dini hari, aksi pengeroyokan santri ini diketahui oleh pihak asrama hingga akhirnya korban dilarikan ke RSUD Padang Panjang. Kemudian, korban dirujuk lagi ke RSUP M Djamil Padang pada hari yang sama.
"Kami menemukan barang bukti berupa sepatu boat dan tangkai sapu yang patah, diduga digunakan untuk melakukan kekerasan terhadap korban," ucap Kalbert.
Setelah tak sadarkan diri selama sembilan hari, akhirnya korban mengembuskan nafas terakhir pada Senin (18/2/2019) sekitar pukul 06.22 WIB.