Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Dikira Acara LGBT, Acara Pertemuan Komunitas Pria se-DIY Batal Digelar

Kompas.com - 14/02/2019, 21:03 WIB
Wijaya Kusuma,
Aprillia Ika

Tim Redaksi

YOGYAKARTA, KOMPAS.com - Acara pertemuan Komunitas Pria se-DIY yang rencananya digelar pada pada 14 Februari 2019 di Sleman batal dilaksanakan. Acara edukasi dengan tema Metamorphosis All for Love ini digelar oleh Yayasan Victory Plus Yogyakarta.

Sebelumnya, beredar sebuah poster acara pertemuan Komunitas Pria se DIY. Poster diketahui diunggah di grub Facebook Progo Sakti DIY. Terlihat di pojok kanan poster bertuliskan Valentine's Day 2019. Dibawahnya terdapat tulisan Pertemuan Komunitas Pria se-DIY.

Ditengah-tengahnya terpampang tema acara "Metamorphosis All for Love". Acara ini digelar pada 14 Februari 2019 pukul 18.00-Selasai. Acara dilaksanakan di GSG Building, Villa Seturan Indah D-10 Seturan, Sleman, Yogyakarta.

Terdapat pula di poster dress code berwarna Biru. Di acara tersebut juga dimeriahkan dengan dancer, dan Fashion Show.

Baca juga: Penari Sufi hingga Komunitas Jip Sambut Khofifah-Emil di Surabaya

Poster tersebut menuai pertanyaan dari netizen, terutama karena tulisan Pertemuan Komunitas Pria se-DIY.

Dianggap meresahkan

Direktur Yayasan Victory Plus Yogyakarta, Samuel Rachmat Subekti saat dikonfirmasi mengaku sudah melakukan pertemuan di Polda DIY terkait acara tersebut. 

"Saya barusan bertemu di Polda, karena informasi yang berkembang ini pertemuan LGBT. Ya keputusan kami, acara ini dibatalkan, karena sudah menimbulkan keresahan, kami juga tidak mau bikin keresahan lingkungan sekitar juga," ujar Direktur Yayasan Victory Plus Yogyakarta, Samuel Rachmat Subekti saat dihubungi, Kamis (14/02/2019).

Baca juga: Idap HIV/AIDS, 14 Siswa Dikeluarkan dari Sekolahnya

Dijelaskanya sebenarnya acara Metamorphosis All for Love adalah acara edukasi khusus untuk anggota Yayasan Victory Plus. Karenanya pihaknya tidak mempublikasikan acara tersebut di media sosial.

Yayasan Victory Plus Yogyakarta bergerak dalam pendampingan dan memberikan dukungan langsung kepada penderita HIV dan AIDS.

"Yang kami dampingi dan layani kan pasien ODHA dan keluarganya. Kami ini lembaga berizin," bebernya.

Logo kupu-kupu dan persepsi masyarakat

Terkait Komunitas Pria yang tertulis di poster, diakuinya memang acara yang digelar untuk anggota Yayasan Victory Plus khusus yang pria. Hal itu merupakan salah satu metode edukasi pendampingan yang dilakukan oleh Yayasan Victory Plus.

"Ada beberapa metode, yang hari ini itu khusus pria, terus yang wanita sendiri," tuturnya.

Baca juga: Ingin Patahkan Stigma Buruk terhadap ODHA, Gareng Jalan Kaki Keliling Indonesia

"Nah mungkin itu (Khusus pria) yang membuat salah presepsi," tegasnya.

Disampaikanya tujuan utama dari acara ini adalah perubahan prilaku. Sehingga tema yang diusung adalah Metamorphosis dan sebagai simbolnya adalah kupu-kupu.

Namun simbol tersebut berbeda dengan Kupu-kupu LGBT yang terdapat Enam Warna. Sedangkan simbol yang ada diposter acara itu Tujuh Warna. Hanya saja, mungkin karena kurang teliti dalam melihat simbol, membuat salah presepsi.

"Prilaku yang di maksud disini kan ,yang kita undang anggota Victory Plus , kan ada yang belum tes HIV ya tes HIV, yang sudah HIV ya segera pengobatan, yang sudah pengobatan ya harus patuh tidak menularkan kapada orang lain, tujuannya itu," tandasnya.

Baca juga: Penderita HIV/AIDS di Papua Tercatat 38.874 Orang

Menurutnya untuk tes HIV dikoordinasi oleh Dinas Kesehatan Kabupaten Sleman. Sementara untuk pemateri edukasi salah satunya dari salah satu rumah sakit di Yogyakarta. Peserta yang mengikuti acara sebanyak 500 orang se DIY.

"Kita memang tidak mengurus pemberitahuan atau ijin ke Polisi. Buat kami (batal) tidak masalah, edukasi kan banyak cara, ini hanya salah satu cara saja," urainya.

Tes HIV/AIDS di Sleman

Kasi Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular (P2PM) Dinkes Sleman, Dul Zaini mengungkapkan jika pihaknya hanya dimintai tolong oleh panitia untuk memeriksa kesehatan.

"Kami sebenarnya tidak ada hubungannya dengan panitia yang menggelar acara, kami belum pernah ketemu, belum pernah diskusi," tuturnya

Dinkes mempunyai program HIV/AIDS. Dimana Dinkes sering melakukan tes screening atau pemeriksaan pada populasi-populasi kunci.

Baca juga: Gebrakan Bupati Sikka: Tes Darah HIV/AIDS Jadi Syarat Masuk Bekerja

Dijelaskanya, populasi kunci merupakan kelompok-kelompok yang beresiko terkena HIV/AIDS.

"Panitia mengirim surat, Kami dimintai tolong untuk tes screening HIV. Tugas dinas kesehatan kan dimana ada populasi kunci, kalau diwilayah kami tanpa diminta pun sering melakukan pemeriksaan," katanya.

Sebenarnya pihaknya sudah menyiapkan tim untuk tes screening atau pemeriksaan kesehatan di acara tersebut. Namun pihak Yayasan Victory Plus memberitahu jika acara dibatalkan.

"Kita sudah menugaskan beberapa tim, kemudian dibatalkan, juga tidak masalah bagi kami," ucapnya.

Tidak ada izin polisi

Sementara itu, Kapolres Sleman AKBP Rizky Ferdiansyah mengatakan sudah mengetahui terkait diposter tersebut. Pihaknya juga telah melakukan penelusuran.

"Memang ada penolakan dari masyarakat. Kami cek informasi terkait kegiatan tersebut dan memang tidak ada ijin atau pemberitahuan," ungkapnya

Rizky menyampaikan pihak penyelengara sudah memutuskan untuk membatalkan acara tersebut. Keputusan itu diambil saat pertemuan di Polda DIY.

"Iya memang keputusan dari penyelengara acara dibatalkan," pungkasnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com