Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Meraup Untung dari Barang Antik, Bisnis Menggiurkan Seorang Pamong Desa...

Kompas.com - 04/02/2019, 16:16 WIB
Dani Julius Zebua,
Robertus Belarminus

Tim Redaksi

Bisnis pengantar dengan mobil jadul pun ditiru dan tumbuhlah pesaing di sana sini di 2013. Bisnis sampingan ini akhirnya surut, mobil pun menganggur lama.

Ia terpaksa menjual Fiat itu dan laku Rp 75 juta. Dengan terpaksa, ia jual mobil dan ganti dengan mobil jadul lain.

Jumanta membeli Vauxhall produksi 1949. Hobi jual beli mobil lawas pun berlanjut.

Ia juga semakin suka dengan barang antik lain. "Saya senang beli, saya bangun dari awal, saya cat, dan jual lagi," kata dia.

Modal perlahan terkumpul. Ia bisa beli tapak tanah seluas 4200 meter persegi.

Lokasinya tak jauh dari jalan masuk dusun Krebet, Tuksono. Ia pun membangun rumah dan pendopo joglo di sana pada tahun 2016.

"Sebelumnya ikut orangtua. Kemudian bangun rumah sendiri di sini," kata dia.

Ia membangun joglo di sana, dan menempatkan semua barang antik miliknya di joglo sekaligus menjadikannya galeri. Lambat laun, jadi penuh barang antik.

"Awalnya memang tidak punya rencana (jual beli barang antik). Perabotan ini awalnya hanyalah untuk properti rumah agar terkesan ada nuansa jadul saja," kata Jumanta.

"Saya bawa lesung antik, luku untuk bajak sawah, saya bawa ke sini," kata dia, mengenang awal ia mengisi galeri.

Jualan di media sosial

Sambil mengisi properti, ia mengunggah foto barang-barang klasiknya ke Instagram dan Facebook. Tak disangka permintaan datang.

Barang antik pun laku keras. Ia pun kini menghabiskan sebagian waktunya untuk berbisnis dengan nilai menggiurkan ini.

Jumanta memanfaatkan sebagian besar waktu selepas kerja untuk berselancar di dunia maya. Ia terus berburu mendapatkan barang antik dari berbagai kota di Indonesia.

Tujuannya, ia jual kembali lewat media sosial baik Facebook dan Instagram.

Pertemanan dengan para penggemar barang jadul dan antik di dunia maya membawa banyak keuntungan.

Mereka ikut membantu membuka pasar jual beli barang antik ini, sebagai pajangan di berbagai tempat, di antaranya ke hotel-hotel dan perkantoran.

"Seperti sepeda (ontel dengan bodi dari bahan kayu) rotan ini. Bisa jalan. Ini titipan teman. Katanya sisa ekspor ke Austria belum lama. Teman minta tolong sepeda (rotan) ini dijualkan," kata Jumanta.

Untungnya luar biasa. Sebutlah puluhan selongsong mortir yang sudah berkarat yang tersimpan di lemari kaca.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com