Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Tak Rela Kampungnya Rusak, Pria Ini Melawan Para Penebang Kayu Sendirian

Kompas.com - 04/02/2019, 07:24 WIB
Kontributor Pematangsiantar, Tigor Munthe,
Khairina

Tim Redaksi


SIMALUNGUN, KOMPAS.com — Dia sendirian. Malam itu, SS (40), melihat dengan mata kepala sendiri sebanyak empat unit truk berisi kayu gelondongan sedang akan bergerak keluar dari wilayah yang disebut Simarjarunjung, di Dusun Marihat Gunung, Desa Jorlang Huluan, Kecamatan Pamatang Sidamanik, Kabupaten Simalungun.

Dalam suasana gelap, Jumat (1/2/2019), malam semakin merayap. Tapi nyalinya tak surut untuk mengawasi truk-truk yang dia tahu itu milik siapa.

Dia juga tahu, ada satu dua oknum petugas hukum yang menjaga dan mengawal truk-truk jika sudah bergerak menyusuri jalan kampung.

"Sejak pagi mereka menebangi pohon. Lalu malam hari mereka keluarkan potongan kayu bulat itu. Sebulan terakhir penebangan cukup sering. Bisa sampai empat truk per malam," ujarnya, Sabtu (2/2/2019) malam.

Cara SS melakukan perlawanan terhadap para operator penebangan kayu terbilang nekat. Dia mengumpulkan paku yang dia beli sendiri.

Dengan mengendarai sepeda motor dia bergerak dari rumahnya. Setelah tiba di lokasi tak jauh dari perlintasan truk-truk kayu, dia kemudian menebarkan paku-paku berukuran besar di sepanjang jalan.

Pada Jumat malam, sebelum petugas Polisi Kehutanan (Polhut) dari Dinas Kehutanan Sumatera Utara mengamankan truk-truk kayu yang baru keluar dari Desa Jorlang Huluan, SS berhasil mengempesi empat unit truk berisi kayu-kayu besar.

Baca juga: Polisi Hutan Ungkap Kasus Penebangan Liar yang Diduga Libatkan Politisi

Rupanya aksinya tepergok oleh oknum petugas yang mengawal truk. SS mengaku langsung tancap gas naik sepeda motor bututnya.

"Malam itu cukup mencekam, Bang. Aku dikejar mereka. Keretaku (sepeda motor) kugas. Takut kena tangkap, kumasukkanlah kereta ke bondar (sungai kecil) dan bersembunyi. Baru jam 2 dini hari kuambil lagi," katanya sambil terkekeh.

Truk-truk itu akhirnya memang bisa kembali berjalan setelah ada petugas yang mengantarkan ban baru. Hanya saja cuma empat truk yang keluar. Satu truk lagi tertinggal di lokasi.

Itu sebabnya, petugas polhut hanya mengamankan tiga truk yang kini dititip di panglong di Tanjung Pinggir, Pematangsiantar.

Ditanya apakah tak takut dengan aksi nekatnya itu, konon dia sendirian melakukan aksi seperti itu. SS dengan enteng mengatakan tak perlu takut mengerjakan sesuatu demi kebenaran.

"Ngapain takut, Bang. Demi sebuah kebenaran, aku tak takut," kata pria yang pernah gagal menjadi tentara itu.

Aksi menghadang truk-truk bermuatan kayu bukan kali ini dia lakukan. Tahun 2018 lalu, dia beberapa kali mencegat truk-truk itu. Tapi dia praktis tak berdaya menghadapi mereka.

Tiga bulan lalu, dia juga mencegat sebanyak tiga truk berisi kayu saat akan keluar dari lokasi. Saat itu dia sempat melapor ke polsek setempat. Pelaku sempat diamankan. Truk lolos, namun kayu ditinggal di lokasi.

"Perkiraanku polisinya 86 (berdamai). Pelaku dan truk lepas, meski sempat diamankan. Kayunya sampai sekarang masih di lokasi," ungkapnya.

Ditanya motivasi dia melakukan aksi perlawanan seperti itu, SS menyebut, kegiatan penebangan merusak jalan kampung mereka tak kurang 15 kilometer. Longsor di wilayah mereka juga sudah terjadi.

"Mereka menebangi kayu di daerah aliran sungai (DAS). Jadi kalau dibilang misalnya tak di hutan, tapi apa bisa menebang di dekat DAS. Jalan hancur dan longsor sudah terjadi di daerah Laut Tawar, dekat lokasi penebangan," ungkapnya.

Dalam beroperasi, para pekerja lapangan menggunakan ekskavator, traktor jonder, dan alat pemotong kayu atau chainsaw. Alat-alat berat itu jika dicek masih berada di lokasi setelah pengamanan petugas polisi hutan pada Sabtu (2/2/2019) dini hari.

Baca juga: 5 Fakta Penangkapan WN Perancis Dorfin Felix, Tertangkap di Hutan hingga Coba Suap Polisi Lagi

Pascapengamanan, pada Sabtu siang, polhut sempat mengajaknya ke lokasi penebangan. Tapi SS menolak ikut dengan alasan kurang enak badan. Dia cuma menyebut lokasi penebangan.

"Aku tolak, Bang. Biar mereka yang ke sana," katanya.

Hasil penyelidikan petugas, menurut Kepala UPT Kesatuan Pengelolaan Hutan Wilayah II Pematangskantar Joner Sipahutar pada Sabtu (2/2/2019) sore, lokasi penebangan bukan kawasan hutan.

"Saya pastikan itu bukan kawasan. Sudah kami dapatkan titik koordinatnya. Sejauh 1, 5 kilometer dari kawasan hutan," katanya.

Direktur Eksekutif Wahana Lingkungan Hidup Sumatera Utara, Dhana Tarigan, mengatakan, meski itu bukan di kawasan hutan, tidak bisa sembarangan orang melakukan penebangan.

"Ini tentu menjadi tanggung jawab bupati dan aparat kepolisian, apalagi dekat DAS. Itu dekat sumber air," tukasnya.

Dhana menantang aparat hukum mengungkap cukong penebangan kayu tersebut. Sebab, yang sempat diamankan hanya petugas lapangan. 

Kompas TV Badan Pemenangan Nasional Prabowo-Sandi membantah pernyataan Capres Nomor Urut 01 Joko Widodo yang menyebut tentang siapa sebenarnya yang antek asing dan adanya konsultan asing di BPN Prabowo-Sandi. Wakil Ketua BPN Prabowo-Sandi yang juga Sekjen PAN Eddy Soeparno membantah pernyataan Jokowi itu yang dilontarkan di Solo, Jawa Tengah saat menghadiri acara dukungan dari sedulur kayu mebel Jokowi. Jokowi menyatakan dirinya terus dituduh antek asing selama menjabat sebagai presiden. Sebelumnya capres petahana Joko Widodo Minggu (3/2/2019) siang mengatakan jangan menunjuk kebohohongan antek asing padahal yang mengucapkan adalah antek asing.



Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com