Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

5 Fakta Luncuran Lava Pijar Merapi, 3 Desa Terkena Hujan Abu hingga Munculnya "Wedhus Gembel"

Kompas.com - 31/01/2019, 14:00 WIB
Michael Hangga Wismabrata,
Farid Assifa

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Berdasarkan pantauan dari closed-circuit television (CCTV) di Pos Pengamatan Merapi di Kaliurang, Gunung Merapi mengeluarkan lava pijar pada hari Selasa (29/1/2019) pukul 20.17 WIB.

Sementara itu, menurut keterangan Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Boyolali Bambang Sinungharjo, tiga desa di Boyolali terjadi hujan abu.

Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG) dalam laman resminya, @BPPTKG , mengimbau masyarakat untuk tetap tenang. Status Gunung Merapi masih level waspada.

Berikut ini fakta di balik erupsi Gunung Merapi pada hari Selasa (29/1/2019):

1. Tiga desa di Boyolali terkena hujan abu

Pengendara melintas di jalur Boyolali-Magelang berlatar belakang letusan freatik Gunung Merapi di Cepogo, Boyolali, Jawa Tengah, Jumat (11/5). Berdasarkan data Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) terjadi letusan freatik Gunung Merapi disertai suara gemuruh dengan tekanan sedang hingga kuat dan tinggi kolom 5.500 meter dari puncak kawah pada pukul 07.32 WIB. ANTARA FOTO/Aloysius Jarot Nugroho Pengendara melintas di jalur Boyolali-Magelang berlatar belakang letusan freatik Gunung Merapi di Cepogo, Boyolali, Jawa Tengah, Jumat (11/5). Berdasarkan data Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) terjadi letusan freatik Gunung Merapi disertai suara gemuruh dengan tekanan sedang hingga kuat dan tinggi kolom 5.500 meter dari puncak kawah pada pukul 07.32 WIB.

Sedikitnya tiga desa di Kabupaten Boyolali, yaitu Desa Mriyan, Desa Cluntang, dan Desa Ringin Larik, terjadi hujan abu.

Ketiga desa tersebut terletak di wilayah Kecamatan Musuk, Boyolali. Menurut Bambang Sinungharjo, Kepala BPBD Boyolali, hujan abu tidak terlalu tebal dan aktivitas warga masih berjalan normal.

"Kita lihat masih aman dan terkendali karena hujan abu hanya tipis," terang Bambang dikonfirmasi, Selasa malam.

Baca Juga: Gunung Merapi Keluarkan Lava Pijar, 3 Desa di Boyolali Hujan Abu

2. Dua desa di Klaten sempat terkena hujan abu

Abu letusan freatik gunung Merapi menutup motor yang terparkir di kantor BPPTKG Yogyakarta.KOMPAS.com/Wijaya Kusuma Abu letusan freatik gunung Merapi menutup motor yang terparkir di kantor BPPTKG Yogyakarta.

Hujan abu juga sempat terjadi di dua desa di Kabupaten Klaten, Jawa Tengah, pada hari Jumat (4/1/2019) malam.

Dua desa itu adalah Desa Tegalmulyo dan Tlogowoatu, Kecamatan Kemalang. Hujan abu terjadi setelah Gunung Merapi mengeluarkan guguran lava pijar sekitar pukul 21.01 WIB ke arah Kali Gendol Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY).

Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Klaten Bambang Giyanto mengatakan, hujan abu terjadi sekitar pukul 21.30 WIB dan berlangsung selama 20 menit. Namun, tidak sampai mengganggu jarak pandang karena hanya tipis.

"Tadi malam hujan abu tapi tipis di Desa Tegalmulyo dan Tlogowatu, Kecamatan Kemalang," kata Bambang, saat dikonfirmasi Kompas.com, Sabtu (5/1/2019).

Baca Juga: Merapi Keluarkan Lava Pijar pada Jumat Malam, 2 Desa di Klaten Hujan Abu

3. Pantauan Pos Pengamatan Merapi di Kaliurang

Petugas memantau aktivitas kondisi Gunung Merapi pasca kenaikan status dari normal menjadi waspada dengan radio komunikasi di kawasan Cangkringan, Sleman, DI Yogyakarta, Selasa (22/5). Akibat meningkatnya status Gunung Merapi, BPPTKG mengimbau masyarakat yang tinggal di Kawasan Rawan Bencana III untuk meningkatkan kewasapadaan. ANTARA FOTO/Andreas Fitri Atmoko/ama/18.ANTARA FOTO/Andreas Fitri Atmoko Petugas memantau aktivitas kondisi Gunung Merapi pasca kenaikan status dari normal menjadi waspada dengan radio komunikasi di kawasan Cangkringan, Sleman, DI Yogyakarta, Selasa (22/5). Akibat meningkatnya status Gunung Merapi, BPPTKG mengimbau masyarakat yang tinggal di Kawasan Rawan Bencana III untuk meningkatkan kewasapadaan. ANTARA FOTO/Andreas Fitri Atmoko/ama/18.

Menurut keterangan Lasiman, salah satu petugas Pos Pengamatan Gunung Merapi di Kaliurang, pada pukul 20.17 WIB, lava pijar dari Gunung Merapi tampak meluncur arah Kali Gendol dengan jarak luncur 1.400 meter dengan durasi 141 detik.

"Iya benar, guguran lava pijar teramati dari CCTV," ujar salah satu petugas pos pengamatan Gunung Merapi Kaliurang, Lasiman, Selasa (29/1/2019).

Sementara itu, melalui akun Twitter resminya, @BPPTKG, BPPTK mengimbau masyarakat untuk tetap tenang, serta mewaspadai kemungkinan terjadi hujan abu lokal.

BPPTKG juga menegaskan bahwa status Gunung Merapi saat ini masih tetap waspada (level II).

Baca Juga: Merapi Kembali Keluarkan Lava Pijar, Masyarakat Diminta Tenang dan Waspada

4. Masyarakat terdampak hujan abu diminta tenang

Puncak Gunung Merapi pasca meletus, Jumat (1/6/2018), pukul 08.20 WIB, dilihat dari objek wisata Ketep Pass, Kecamatan Sawangan, Kabupaten Magelang, atau sekitar 8 kilometer dari puncak. KOMPAS.com/IKA FITRIANA Puncak Gunung Merapi pasca meletus, Jumat (1/6/2018), pukul 08.20 WIB, dilihat dari objek wisata Ketep Pass, Kecamatan Sawangan, Kabupaten Magelang, atau sekitar 8 kilometer dari puncak.

Kepala BPBD Boyolali menjelaskan, hujan abu yang terjadi di tiga desa di Boyolali memang disebabkan adanya aktivitas Gunung Merapi pada Selasa malam.

Namun, hal itu tak merubah status Gunung Merapi, yaitu masih di level waspada atau tingkat II. Masyarakat diimbau untuk tetap tenang dan waspada.

"Kami mengimbau kepada masyarakat supaya tetap tenang dan waspada," kata Bambang, Selasa (29/1/2019).

Baca Juga: Kodam Diponegoro Antisipasi Meletusnya Gunung Merapi

5. BPPTKG: Aktivitas awan panas guguran 

Kepala Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG) Yogyakarta, Hanik Humaida saat jumpa pers terkait aktivitas Gunung Merapi. KOMPAS.com / WIJAYA KUSUMA Kepala Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG) Yogyakarta, Hanik Humaida saat jumpa pers terkait aktivitas Gunung Merapi.

Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi ( BPPTKG) Yogyakarta menyimpulkan tiga guguran di Gunung Merapi pada Selasa (29/1/2019) merupakan guguran awan panas.

Guguran awan panas tersebut merupakan yang pertama pasca-status Gunung Merapi ditetapkan menjadi waspada (level II). 

"Berdasarkan analisis visual dan deposit, guguran pada tanggal 29 Januari 2019 disimpulkan bahwa kejadian tersebut merupakan awan panas guguran," ujar Kepala BPPTKG Yogyakarta, Hanik Humaida, dalam jumpa pers, Rabu (30/1/2019).

Berdasar pengamatan BPPTKG, telah terjadi tiga kali luncuran awan panas yang memicu terjadinya hujan abu. 

"Semua awan panas guguran itu mengarah ke Kali Gendol," kata Hanik Humaida.

Akibat dari kejadian awan panas guguran ini, terjadi hujan abu tipis di beberapa wilayah di Jawa Tengah.

Baca Juga: BPPTKG: Tiga Guguran Gunung Merapi pada Selasa Merupakan Awan Panas

Sumber: KOMPAS.com (Wijaya Kusuma, Labib Zamani)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com