Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

5 Fakta Bencana Banjir di Sulsel, 6 Kabupaten Terkena Dampak hingga Ribuan Mengungsi

Kompas.com - 24/01/2019, 16:17 WIB
Michael Hangga Wismabrata,
Robertus Belarminus

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Korban meninggal dunia akibat bencana banjir di 6 kabupatan di Sulawesi Selatan (Sulsel), mencapai 9 orang, sementara 7 lainnya masih dinyatakan hilang.

Tujuh jembatan dan ribuan rumah milik warga juga luluh lantak diterjang banjir pada Selasa (22/1/2019) kemarin. 

Berdasar data dari Humas dan Protokol Pemerintah Provinsi Sulsel, para korban meninggal tersebut berasal dari wilayah Kabupaten Gowa dan Jeneponto.

Selain itu, ribuan warga juga terpaksa mengungsi ke tempat yang lebih aman.

Seperti diketahui, banjir bandang melanda sejumlah kabupaten di Sulsel setelah hujan deras disertai angin kencang selama satu hari satu malam.

Berikut ini fakta di balik bencana banjir bandang di Sulawesi Selatan:

1. Kerusakan akibat banjir bandang di Sulsel

Pantauan lewat udara lokasi banjir di Kota Makassar,  Rabu (23/1/2019).Ist Pantauan lewat udara lokasi banjir di Kota Makassar, Rabu (23/1/2019).

Menurut Kabag Humas dan Protokol Pemprov Sulsel, Devo Khadaffi, tercatat hingga Rabu (23/1/2019) sore, ada 9 orang meninggal, 7 orang warga di Kabupaten Gowa dan 2 orang di Kabupaten Jeneponto.

Lalu, untuk 7 orang yang dinyatakan hilang, 3 orang berasal dari Kabupaten Gowa, 3 dari Kabupaten Jeneponto, dan 1 orang lainnya dari Kabupaten Pangkep.

“Data sementara korban bencana banjir, longsor dan angin kencang yang melanda Sulsel yakni terdiri dari 9 orang meninggal, 7 orang hilang, 1 orang sakit, dan 3.321 orang pengungsi. Sebanyak 1.423 rumah warga terendam banjir, 32 rumah warga hanyut, 4 tempat ibadah terendam, 1 fasilitas pemerintah, 2 pasar, 7 jembatan rusak, 4.750 Meter jalan yang terendam banjir, 6 sekolah, 8629 ha sawah,” kata Devo.

Baca Juga: Banjir di Sulsel, 9 Orang Meninggal dan 7 Orang Hilang

2. Instruksi Gubernur Sulsel untuk atasi banjir

Gubernur Sulawesi Selatan Nurdin Abdullah saat ditemui awak media di kota Palopo usai menghadiri perayaan hari perlawanan rakyat Luwu, Rabu (23/01/2019). KOMPAS.com/AMRAN AMIR Gubernur Sulawesi Selatan Nurdin Abdullah saat ditemui awak media di kota Palopo usai menghadiri perayaan hari perlawanan rakyat Luwu, Rabu (23/01/2019).
Enam wilayah yang diterjang banjir adalah Kabupaten Gowa, Kota Makassar, Kabupaten Maros, Kabupaten Pangkep, Kabupaten Barru dan Kabupaten Soppeng.

Untuk menangani dampak banjir itu, semua personel gabungan dari sejumlah elemen seperti BPBD, Basarnas, Tagana, TNI dan Polri, langsung dikerahkan.

Gubernur Sulsel Nurdin Abdullah memerintahkan masyarakat yang terdampak bencana agar mau dievakuasi.

Lalu, meminta Basarnas untuk tetap melakukan evakuasi bagi warga yang membutuhkan. Selain itu, Pemprov juga meminta kepala Balai Pengelolaan Daerah Aliran Sungai (DAS) untuk tetap menjaga pintu-pintu air.

“Alhamdulillah air terus turun, mulai tadi malam kita pantau dari jam ke jam,” kata Nurdin.

Baca Juga: Banjir Bandang Landa 6 Wilayah di Sulsel, Ini Instruksi Gubernur Nurdin Abdullah

3. Penyebab banjir bandang di Sulsel

Pengendara melewati banjir di Jalan Pendidikan Makassar, Sulawesi Selatan, Selasa (22/01/2019). Akibat hujan deras dan angin kencang yang mengguyur Kota Makassar, sejumlah ruas jalan tergenang banjir. ANTARA FOTO/Sahrul Manda Tikupadang/ama.SAHRUL MANDA TIKUPADANG Pengendara melewati banjir di Jalan Pendidikan Makassar, Sulawesi Selatan, Selasa (22/01/2019). Akibat hujan deras dan angin kencang yang mengguyur Kota Makassar, sejumlah ruas jalan tergenang banjir. ANTARA FOTO/Sahrul Manda Tikupadang/ama.
Bencana banjir yang melanda Kota Makassar dan enam kabupaten di Sulawesi Selatan, disebabkan oleh intensitas hujan yang tinggi.

Selain itu, dua pintu air di dua bendungan yakni di Bendungan Bili-bili di Kabupaten Gowa dan Bendungan Lekopaccong di Kabupaten Maros dibuka.

Hal itu diungkap oleh Kabag Humas dan Protokol Pemprov Sulsel, Devo Khadaffi, saat dikonfirmasi.

“Pintu air di dua bendungan ini terpaksa dibuka, karena sudah melewati ambang batas normal,” kata dia.

Devo mengatakan, wilayah yang terendam banjir di Sulsel berlokasi dekat aliran sungai di bawah bendungan. Selain itu, ada beberapa wilayah yang terbilang dataran rendah.

“Pintu air Bendungan Bili-bili dibuka berdampak banjir di Kabupaten Gowa, Takalar, Jeneponto dan Kota Makassar. Sedangkan, pintu air Bendungan Lekopaccing dibuka berdampak banjir di Kabupaten Maros, Pangkep, Barru, dan Kota Makassar,” kata dia.

Baca Juga: Penyebab Banjir Sulsel, Pintu Air di Dua Bendungan Dibuka

4. Banjir mencapai tinggi hingga 2 meter

Proses evakuasi warga BTN Sigma Pangkabinanga, Kecamatan Pallangga, Kabupaten Gowa, Sulawesi Selatan. Selasa, (22/1/2019).KOMPAS.com/ABDUL HAQ Proses evakuasi warga BTN Sigma Pangkabinanga, Kecamatan Pallangga, Kabupaten Gowa, Sulawesi Selatan. Selasa, (22/1/2019).
Empat wilayah yang paling parah terkena banjir adalah Kota Makassar, Kabupaten Gowa, Kabupaten Maros, dan Kabupaten Pangkep.

Di empat daerah itu, ketinggian airnya mencapai 2 meter. Akibatnya, Jalan Trans Sulsel lumpuh. Sedangkan di sejumlah permukiman, banjir mencapai 2 meter.

Untuk wilayah Kota Makassar, banjir merendam beberapa kecamatan, yakni Kecamatan Manggala, Kecamatan Tamalanrea, Kecamatan Panakukang, dan Kecamatan Biringkanaya.

Sedangkan untuk wilayah Kabupaten Gowa, Kabupaten Maros, dan Kabupaten Pangkep, ketinggian air di permukiman mencapai 2 meter.

“Tim gabungan tersebar di semua wilayah yang dilanda banjir. Tim gabungan masih melakukan evakuasi terhadap warga yang terjebak di lokasi banjir yang ketinggiannya hingga mencapai 2 meter. Sudah ada ribuan warga yang telah dievakuasi,” kata Humas Basarnas Makassar, Hamsidar.

Baca Juga: Banjir Terparah Terjadi di 4 Daerah di Sulsel, Ketinggian Air Capai 2 Meter

5. Ratusan petugas Tagana dikerahkan

Nurjannah Djalil (70) saat menyelamatkan cucunya dengan berpegang pada pohon saat banjir bandang melanda Kabupaten Gowa, Sulawesi Selatan, Selasa (22/1/2019).KOMPAS.com / ABDUL HAQ Nurjannah Djalil (70) saat menyelamatkan cucunya dengan berpegang pada pohon saat banjir bandang melanda Kabupaten Gowa, Sulawesi Selatan, Selasa (22/1/2019).

Bencana banjir di 6 kabupaten di Sulsel, membuat pemerintah mengerahkan 450 orang Taruna Siaga Bencana (Tagana) untuk membantu para korban.

Jumlah tersebut terdiri dari 100 orang dari Gowa, 200 orang dari Makassar, 50 orang dari Pangkep, 50 orang dari Maros, dan 50 orang dari Barru.

"Tim sudah bergerak. Ada 450 Tagana ke lokasi yakni dari Gowa, Makassar, Maros, Pangkep, dan Barru. Mereka membantu proses evakuasi warga yang terjebak banjir. Juga kami kerahkan dua perahu karet di Gowa dan satu di Makassar," kata Menteri Sosial Agus Gumiwang Kartasasmita, di Jakarta, Rabu (23/1/2019).

Seperti diketahui, banjir telah menerjang enam kebupatan, yaiitu Kabupaten Gowa, Kabupaten Maros, Kabupaten Barru, Kabupaten Pangkep, Kabupaten Jeneponto, dan Kabupaten Sopeng.

Baca Juga: Hujan Deras dan Angin Kencang, Makassar dan 6 Kabupaten di Sulsel Diterjang Banjir

Sumber: KOMPAS.com (Mela Arnani, Hendra Cipto, Amran Amir)

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com