Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Penyebab Banjir Sulsel, Pintu Air di Dua Bendungan Dibuka

Kompas.com - 24/01/2019, 00:27 WIB
Hendra Cipto,
Khairina

Tim Redaksi


MAKASSAR, KOMPAS.comBanjir yang melanda Kota Makassar dan enam kabupaten di Sulawesi Selatan disebabkan intensitas hujan yang tinggi dan dua pintu air di dua bendungan yakni di Bendungan Bili-bili di Kabupaten Gowa dan Bendungan Lekopaccong di Kabupaten Maros dibuka.

Kabag Humas dan Protokol Pemprov Sulsel, Devo Khadaffi yang dikonfirmasi mengatakan, banjir yang melanda Kota Makassar dan enam kabupaten di Sulsel disebabkan curah hujan yang sangat tinggi.

Selain itu, pintu air di dua bendungan terpaksa dibuka karena sudah melampaui ambang batas normal.

“Curah hujan yang tinggi di Sulsel, sehingga air di Bendungan Bili-bili di Kabupaten Gowa dan Bendungan Lekopaccing di kabupaten Maros. Pintu air di dua bendungan ini terpaksa dibuka, karena sudah melewati ambang batas normal,” katanya.

Baca juga: Cerita Warga: Banjir di Makassar Tahun Ini Beda, Datangnya Tiba-tiba

Devo mengatakan, wilayah yang terendam banjir di Sulsel berlokasi dekat aliran sungai di bawah bendungan. Selain itu juga, beberapa wilayah yang terbilang dataran rendah.

“Pintu air Bendungan Bili-bili dibuka berdampak banjir di Kabupaten Gowa, Takalar, Jeneponto dan Kota Makassar. Sedangkan pintu air Bendungan Lekopaccing dibuka berdampak banjir di Kabupaten Maros, Pangkep, Barru, dan Kota Makassar,” terangnya.

Sementara itu, Kepala Balai Besar Wilayah Sungai Pompengan Jeneberang Teuku Iskandar mengatakan, tinggi muka air di Waduk Bili-bili terus menurun.

Pada Rabu (23/1/2019) pukul 12.00 Wita, elevasi mencapai +100,74 meter. Volume debit air tercatat 279,17 juta meter kubik, dengan aliran air masuk berkecepatan 956,425 meter kubik per detik dan aliran keluar 956,424 meter kubik per detik.

“Rabu ini, tinggi muka air masih berstatus siaga, atau tiga tingkat di atas status normal. Mudah-mudahan terus menuju ke elevasi normal. Pembukaan pintu air Waduk Bili-bili mengikuti standar tingkatan status tinggi muka air. Pintu ditutup jika elevasi turun di bawah batas elevasi normal +99,50 meter. Kami harapkan intensitas hujan makin berkurang, supaya tidak memberikan dampak yang besar terhadap aliran inflow Bendungan Bili-bili,” jelas Iskandar.

Kompas TV Dampak banjir dan cuaca buruk di wilayah Sulawesi Selatan meluas ke wilayah Kabupaten Maros dan Kota Makassar. Dari video pantauan udara yang direkam warga, terlihat sebagian besar Kabupaten Gowa tertutup genangan air bercampur lumpur akibat luapan Sungai Jene Berang. Wilayah terdampak parah berada di Kecamatan Pallangga, Gowa, dan Jene Tallasa. Luapan air terjadi akibat tingginya debit air dari bendungan Bili-Bili yang melebihi ambang batas dan berdampak tergenangnya permukiman warga dan persawahan. Tak hanya itu, wilayah Kabupaten Maros juga terdampak parah. Sementara ruas jalan poros Maros-Makassar macet sejauh 3 kilometer akibat tingginya debit air yang menggenangi jalur poros ke Sulawesi Selatan.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Pj Gubri Ajak Pemkab Bengkalis Kolaborasi Bangun Jembatan Sungai Pakning-Bengkalis

Pj Gubri Ajak Pemkab Bengkalis Kolaborasi Bangun Jembatan Sungai Pakning-Bengkalis

Regional
Diskominfo Kota Tangerang Raih Penghargaan Perangkat Daerah Paling Inovatif se-Provinsi Banten

Diskominfo Kota Tangerang Raih Penghargaan Perangkat Daerah Paling Inovatif se-Provinsi Banten

Regional
Fakta dan Kronologi Bentrokan Warga 2 Desa di Lombok Tengah, 1 Orang Tewas

Fakta dan Kronologi Bentrokan Warga 2 Desa di Lombok Tengah, 1 Orang Tewas

Regional
Komunikasi Politik 'Anti-Mainstream' Komeng yang Uhuyy!

Komunikasi Politik "Anti-Mainstream" Komeng yang Uhuyy!

Regional
Membedah Strategi Komunikasi Multimodal ala Komeng

Membedah Strategi Komunikasi Multimodal ala Komeng

Regional
Kisah Ibu dan Bayinya Terjebak Banjir Bandang Berjam-jam di Demak

Kisah Ibu dan Bayinya Terjebak Banjir Bandang Berjam-jam di Demak

Regional
Warga Kendal Tewas Tertimbun Longsor Saat di Kamar Mandi, Keluarga Sempat Teriaki Korban

Warga Kendal Tewas Tertimbun Longsor Saat di Kamar Mandi, Keluarga Sempat Teriaki Korban

Regional
Balikpapan Catat 317 Kasus HIV Sepanjang 2023

Balikpapan Catat 317 Kasus HIV Sepanjang 2023

Regional
Kasus Kematian akibat DBD di Balikpapan Turun, Vaksinasi Tembus 60 Persen

Kasus Kematian akibat DBD di Balikpapan Turun, Vaksinasi Tembus 60 Persen

Regional
Puan: Seperti Bung Karno, PDI-P Selalu Berjuang Sejahterakan Wong Cilik

Puan: Seperti Bung Karno, PDI-P Selalu Berjuang Sejahterakan Wong Cilik

Regional
Setelah 25 Tahun Konflik Maluku

Setelah 25 Tahun Konflik Maluku

Regional
BMKG: Sumber Gempa Sumedang Belum Teridentifikasi, Warga di Lereng Bukit Diimbau Waspada Longsor

BMKG: Sumber Gempa Sumedang Belum Teridentifikasi, Warga di Lereng Bukit Diimbau Waspada Longsor

Regional
Gempa Sumedang, 53 Rumah Rusak dan 3 Korban Luka Ringan

Gempa Sumedang, 53 Rumah Rusak dan 3 Korban Luka Ringan

Regional
Malam Tahun Baru 2024, Jokowi Jajan Telur Gulung di 'Night Market Ngarsopuro'

Malam Tahun Baru 2024, Jokowi Jajan Telur Gulung di "Night Market Ngarsopuro"

Regional
Sekolah di Malaysia, Pelajar di Perbatasan Indonesia Berangkat Sebelum Matahari Terbit Tiap Hari

Sekolah di Malaysia, Pelajar di Perbatasan Indonesia Berangkat Sebelum Matahari Terbit Tiap Hari

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com