Tumpuan hidup satu-satunya Dinda adalah pada kakaknya, Siswanto (21) yang bekerja sebagai buruh pabrik sebuah konveksi.
Penghasilan Siswanto yang pas-pasan tentu saja tak cukup untuk biaya lainnya di luar kebutuhan makan, seperti untuk kebutuhan sekolah Dinda.
Ibunya yang harus berobat dan kakaknya yang harus bekerja tidak bisa membantu Dinda untuk bersekolah.
Meski demikian, Dinda yang sempat bersekolah di PAUD tidak memendam keinginan untuk terus bisa bersekolah.
Bahkan, Dinda saat ini bisa menjalani terapi pada kedua kakinya yang mengalami lumpuh layu di salah satu klinik di Kota Madiun berkat bantuan dari masyarakat.
Baca juga: Lumpuh sejak Bayi, Gadis asal Siantar Ini Tetap Berkreasi
Siswanto berharap adiknya bisa menggapai cita citanya menjadi dokter di tengah keterbatasannya.
“Semoga adik Dinda bisa mewujudkan cita citanya. Terima kasih kepada semua yang telah membantu adik Dinda bisa bersekolah,” ucap Siswanto haru.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.