Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

BERITA POPULER NUSANTARA: Wisnu Wardhana Tabrak Motor Petugas hingga Rombongan Tahanan KPK di Gerbong Kereta

Kompas.com - 10/01/2019, 05:19 WIB
Michael Hangga Wismabrata,
Khairina

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Berita penangkapan mantan Ketua Dewan Perwakilan Daerah (DPRD) Surabaya, Wisnu Wardhana, menyita perhatian pembaca.

Tim Kejaksaan Negeri Surabaya berhasil menangkap Wisnu saat berada di Jalan Kenjeran Surabaya, hari Rabu (9/1/2019).

Petugas terpaksa menggedor-gedor pintu mobil untuk meminta Wisnu keluar. Terpidana sempat melawan dengan menabrak kendaraan milik petugas. Aksi dramatis tersebut sempat direkam oleh salah satu petugas kejaksaan.

Selain itu, berita tentang sederet fakta terkait pembangunan New Yogyakarta International Airport (NYIA) juga menjadi sorotan. Apabila sesuai rencana, bulan April 2019 bandara tersebut mulai beroperasi.

Inilah 5 berita populer nusantara di hari Rabu (9/1/2019):

1. Aksi dramatis penangkapan Wisnu Wardhana

Penangkapan Mantan Ketua DPRD Surabaya oleh tim jaksa di Jalan Raya Kenjeran Surabaya, Rabu (9/1/2019).Dokumentasi Kejati Jawa Timur Penangkapan Mantan Ketua DPRD Surabaya oleh tim jaksa di Jalan Raya Kenjeran Surabaya, Rabu (9/1/2019).

Terpidana kasus korupsi, Wisnu Wardhana, akhirnya berhasil diringkus petugas Kejaksaan Negeri Surabaya. Penangkapan di Jalan Kenjeran Surabaya tersebut sempat mendapat perlawanan dari Wisnu.

Wisnu menolak untuk keluar dari mobil dan mencoba kabur. Sepeda motor milik petugas pun ditabrak hingga terjatuh. Mobil berwarna hitam bernopol M 1732 HG terpaksa terhenti karena ban depan terganjal sepeda motor.

Seperti diketahui, Wisnu Wardhana terjerat kasus korupsi pelepasan dua aset berupa tanah dan bangunan milik PT Panca Wira Usaha Jatim di Tulungagung dan Kediri pada 2013 lalu.

Pada April 2017, Wisnu divonis 3 tahun penjara dan denda Rp 200 juta serta uang pengganti sebesar Rp 1,5 miliar oleh Pengadilan Tipikor Surabaya.

Baca berita selengkapnya: Dramatis, Penangkapan Mantan Ketua DPRD oleh Jaksa di Surabaya

2. Foto rombongan tahanan KPK di gerbong kereta api

Sejumlah tahanan KPK dengan mengenakan baju tahanan menaiki kereta api dengan pengawalan petugas kepolisian menuju Surabaya di Jawa Timur, Senin (7/1/2019). Sebanyak 12 anggota DPRD Malang dipindahkan ke Surabaya menggunakan kereta api untuk menjalani persidangan di Pengadilan Tipikor di Surabaya terkait kasus dugaan suap pembahasan APBD-P Kota Malang tahun anggaran 2015. ANTARA FOTO/Handout/Humas KPK/wpa/wsj.HUMAS KPK Sejumlah tahanan KPK dengan mengenakan baju tahanan menaiki kereta api dengan pengawalan petugas kepolisian menuju Surabaya di Jawa Timur, Senin (7/1/2019). Sebanyak 12 anggota DPRD Malang dipindahkan ke Surabaya menggunakan kereta api untuk menjalani persidangan di Pengadilan Tipikor di Surabaya terkait kasus dugaan suap pembahasan APBD-P Kota Malang tahun anggaran 2015. ANTARA FOTO/Handout/Humas KPK/wpa/wsj.

Komisi Pemberantasan Korupsi ( KPK) telah memindahkan 12 mantan anggota DPRD Kota Malang yang berstatus tersangka kasus dugaan suap APBD-P 2015 Kota Malang ke Surabaya, Jawa Timur.

“12 anggota DPRD itu telah dibawa ke Surabaya menggunakan kereta api (KA) ke Malang, Senin (7/1/2019) malam. Mereka dititipkan sementara di Rutan Medaeng dan Cabang Kelas 1 Rutan Surabaya pada Kejaksaan Tinggi (Kejati) Jatim,” kata Juru Bicara KPK Febri Diansyah kepada wartawan, Selasa (8/1/2019).

Kedua belas orang tersangka tersebut adalah Diana Yanti (DY), Sugiarto (SG), Afdhal Fauza (AFA), Syamsul Fajrih (SFH), Hadi Susanto (HSO), Ribut Haryanto (RHO), Indra Tjahyono (ITJ), Imam Ghozali (IGZ), Mohammad Fadli (MFI), Bambang Triyoso (BTO), Asia Iriani (AI), dan Een Ambarsari (EAI).

Baca berita selengkapnya: Foto 12 Anggota DPRD Kota Malang Naik Kereta Api dengan Borgol dan Rompi Oranye

3. Baku tembak TNI dan KKB di Distrik Sinak

Ilustrasi: Pasukan Resimen Artileri Korps Marinir TNI AL bersiap menembakkan meriam howitzer 105 saat Latihan Gabungan TNI 2013 di Pantai Banongan, Situbondo, Jawa Timur, Jumat (3/5/2013). Latgab dihadiri oleh Presiden Susilo Bambang Yudhoyono dengan melibatkan 16.745 prajurit TNI dari ketiga angkatan.
KOMPAS/BAHANA PATRIA GUPTA Ilustrasi: Pasukan Resimen Artileri Korps Marinir TNI AL bersiap menembakkan meriam howitzer 105 saat Latihan Gabungan TNI 2013 di Pantai Banongan, Situbondo, Jawa Timur, Jumat (3/5/2013). Latgab dihadiri oleh Presiden Susilo Bambang Yudhoyono dengan melibatkan 16.745 prajurit TNI dari ketiga angkatan.

Satu anggota Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) tewas tertembak dalam baku tembak dengan prajurit TNI di Kampung Gigobak, Distrik Sinak, Kabupaten Puncak, Papua, Rabu (9/1/2019) sekitar pukul 08.55 WIT.

Baku tembak ini berawal saat prajurit TNI dalam perjalanan dari posnya menuju Bandara Sinak guna mengambil logistik. Namun, di dalam perjalanan mereka ditembaki sekolompok KKB pimpinan Lerymayu Telenggen.

Prajurit TNI kemudian melakukan perlawanan dengan membalas tembakan sehingga terjadi kontak tembak.

"Pasukan TNI berhasil memukul mundur KKSB hingga melarikan diri masuk hutan," kata Kapendam 17 Cenderawasih Kolonel Inf M Aidi dalam keterangan tertulisnya, Rabu (9/1/2019).

Baca berita selengkapnya: Satu Anggota KKB Tewas dalam Baku Tembak dengan TNI di Sinak Papua

4. Kisah keluarga Darwis di Pamekasan

Darwis bersama anak bungsunya tinggal di gubuk bambu berukuran 3x3 meter. Keluarga Darwis hidup miskin. Bahkan saat lapar karena tidak ada yang mau dimakan, mereka bawa tidur.Kode Penulis : KOMPAS.com/TAUFIQURRAHMAN Darwis bersama anak bungsunya tinggal di gubuk bambu berukuran 3x3 meter. Keluarga Darwis hidup miskin. Bahkan saat lapar karena tidak ada yang mau dimakan, mereka bawa tidur.

Keluarga Darwis di Pamekasan terpaksa hidup dalam keterbatasan ekonomi. Darwis (50) tinggal bersama empat orang anaknya di RT 2 RW 6 Kelurahan Gladak Anyar. Istrinya telah pergi dari rumah dua tahun lalu. 

Dari empat anaknya, hanya si bungsu, Moh Rofi, yang masih bersekolah di sekolah dasar. Ketiga kakaknya Boby Wahyudi (20), Anis Romadona (17), Nabila (15), terpaksa berhenti sekolah.

Ketiga bekerja serabutan untuk membantu biaya hidup keluarga mereka. Saat Darwis dan ketiga anaknya tak mendapat pemasukan, mereka rela menahan rasa lapar dengan tidur.

Baca berita selengkapnya: Cerita Keluarga Miskin di Pamekasan, Jika Terasa Lapar Dibawa Tidur

5. Deretan fakta menarik pembangunan NYIA

Pembangunan bandara NYIA di Kabupaten Kulon Progo, DIY, berlangsung dengan sangat cepat. PT PP mengerahkan 14 crane untuk menyelesaikannya. Mereka menargetkan bandara bisa beroperasi secara minimal di April 2019 ini.KOMPAS.com/ DANI J Pembangunan bandara NYIA di Kabupaten Kulon Progo, DIY, berlangsung dengan sangat cepat. PT PP mengerahkan 14 crane untuk menyelesaikannya. Mereka menargetkan bandara bisa beroperasi secara minimal di April 2019 ini.

Pada bulan April 2019 nanti, Bandara New Yogyakarta International Airport ( NYIA) di Kecamatan Temon, Kabupaten Kulon Progo, Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY), diharapkan sudah bisa beroperasi.

Hal itu mungkin saja tercapai karena saat ini setidaknya 25 persen bangunan fisik bandar NYIA sudah terwujud.

Landasan pacu sudah mencapai 13,5 persen di akhir 2018. Begitu juga dengan terminal penumpang juga sudah mencapai 38 persen.

Sementara itu, Gubernur DIY Sri Sultan Hamengku Buwono X menegaskan nama bandara akan tetap NYIA. Bandara NYIA tersebut rencananya melayani penerbangan internasional.

Baca berita selengkapnya: 5 Fakta di Balik Pembangunan Bandara NYIA, Tercepat di Dunia hingga Nama Tetap NYIA

Sumber: KOMPAS.com (Taufiqurrahman, Wijaya Kusuma, Achmad Faizal, Irsul Panca Aditra, Michael Hangga Wismabrata)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com