Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Bangsa Terancam Pecah, Sejumlah Tokoh Gagas Gerakan Suluh Kebangsaan

Kompas.com - 09/01/2019, 17:33 WIB
Wijaya Kusuma,
Farid Assifa

Tim Redaksi

YOGYAKARTA, KOMPAS.com - Berawal dari keprihatinan dengan maraknya potensi perpecahan dari komponen bangsa, beberapa tokoh nasional mengagas "Gerakan Suluh Kebangsaan".

Gerakan ini diawali dari Yogyakarta dan akan diperluas ke berbagai daerah di Indonesia untuk menggelar forum-forum kebangsaan.

"Suluh Kebangsaan ini lahir dari keprihatinan," ujar Ketua Gerakan Suluh Kebangsaan, Mahfud MD dalam sambutan di sarasehan kebangsaan di Balai Raos Jalan Magangan Kulon No 1, Panembahan, Keraton, Kota Yogyakarta, Kamis (9/1/2019).

Mahfud MD menuturkan, dalam satu dua tahun terakhir muncul gejala perpecahan. Hal itu membuat risau anak bangsa yang sadar akan pentingnya persatuan dan kesatuan serta keberlangsungan negara Republik Indonesia.

"Saling serang menyerang, munculnya politik identitas yang mengkhawatirkan, misalnya identitas keagamaan, bukan hanya antara Islam non Islam yang sekarang saling dibenturkan, tetapi antara orang-orang Islam sendiri saling dibenturkan. Ini sungguh sangat memprihatinkan," ucapnya.

Baca juga: Bupati Madiun Gembleng Kepala Dinas: Dikarantina Marinir, Datangkan Mahfud MD, hingga Emha Ainun Nadjib

Isu tersebut, kata Mahfud, lalu menumpang di agenda konstitusional yakni pemilu. Lebih parah lagi, isu tersebut disemarakkan dengan berita-berita hoaks.

"Berita hoaks itu dikapitalisasi dengan sedemikian rupa, dan tampaknya ada yang mengorganisir. Bahkan yang kita dengar ada yang bayar juga," ungkapnya.

"Itu untuk memecah belah kita, dan ini sungguh sangat mengkhawatirkan. Bagi orang awam, hoaks itu diterima apa adanya," katanya lagi.

Melihat kondisi tersebut, Mahfud MD, Alissa Wahid, Romo Beny Susetyo dan Budi Kuncoro berkumpul, lalu membuat gerakan Suluh Kebangsaan. Sebuah gerakan bersama untuk lebih mengedepankan dialog, menjunjung tinggi kebersamaan dan menghargai kebinekaan dalam bingkai NKRI.

"Kami sering berkumpul dan berdiskusi kalau dibiarkan tidak bagus, tetapi kalau kami menumpang program pemerintah kami dicuriga lagi, membawa pesan pemerintah. Kami lantas membikin sebuah gerakan suluh kebangsaan," paparnya.

Didukung Sri Sultan

Gagasan membuat gerakan ini mendapat dukungan dari Sri Sultan HB X, Buya Syafii Maarif, KH Mustofa Bisri, Habib Lutfi, Shinta Nuriyah, Romo Magnis Suseno, Prof Komarudin Hidayat, Prof John Titaley, Garin Nugroho, Rikard Bangun, Siti Nuraini Dzuhayatin, Innayah Wahid, Ari Kriting dan Savic Ali.

"Saya diminta memimpin gerakan suluh kebangsaan ini, dan untuk sementara saya bersedia menjadi ketuanya agar mulai dulu," tandasnya.

Berbagai macam kegiatan akan dilakukan dalam gerakan suluh kebangsaan ini, seperti sarasehan, dialog kebangsaan, hingga jelajah kebangsaan.

Dengan gerakan suluh Kebangsaan ini diharapkan memperkuat rasa nasionalisme, memperkokoh persatuan dan kesatuan demi kejayaan Indonesia.

Baca juga: Mahfud MD: Pancasila Harus Mampu Menjawab Kebutuhan Generasi Alpha

Gerakan suluh kebangsaan ini dimulai dari Yogyakarta. Bentuk acaranya berupa sarasehan kebangsaan.

"Untuk pertama di Yogyakarta, dan kami akan melakukan perjalanan ke berbagai daerah di Indonesia mulai hari ini. Di mana nanti akan dibuat forum-forum seperti ini, yang hadir didaftarkan itu sekitar 50-60 orang di setiap daerah, karena hanya memang dipilih tokoh-tokoh," ujar Mahfud MD.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com