Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ini yang Dilakukan Risma Saat Menghadapi 53 Anak Putus Sekolah

Kompas.com - 05/01/2019, 00:04 WIB
Ghinan Salman,
Khairina

Tim Redaksi

SURABAYA, KOMPAS.com - Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini memberikan perlakuan khusus kepada 53 anak yang mengalami masalah pendidikan dan kesejahteraan sosial.

Salah satunya, dengan mengajak mereka bertemu langsung untuk diberikan pembinaan secara psikologis, agar anak-anak ini mau melanjutkan pendidikannya.

Risma mengatakan, setelah dilakukan outreach ke rumah masing-masing, diketahui bahwa anak-anak itu mempunyai berbagai permasalahan sosial. Sehingga, beberapa anak  putus sekolah.

"Anak-anak ini tertangkap Satpol-PP, dan setelah kami outreach, dia memang tidak sekolah," kata Risma, usai acara pembinaan anak putus sekolah di rumah dinasnya, Jalan Sedap Malam, Surabaya, Jumat (4/1/2019).

Baca juga: Risma Tambah 10 Unit Suroboyo Bus, Minggu Ini Bakal Dioperasikan

Dalam kesempatan tersebut, Risma juga menghadirkan beberapa anak yang dulunya sempat putus sekolah, namun kini telah sukses dan berhasil bekerja di tempat yang lebih baik.

Dengan kehadiran mereka, Risma berharap anak-anak putus sekolah ini termotivasi untuk kembali melanjutkan pendidikannya.

"Makanya saya tadi berikan contoh kakak-kakaknya yang sudah pada kuliah, sudah kerja, bisa memberikan semangat ke mereka. Bahwa mereka sebetulnya tidak sendiri punya masalah itu," ujarnya.

Menurutnya, kebanyakan anak-anak putus sekolah ini menjalani kehidupannya dengan cara mengamen dan bekerja serabutan.

Kendati demikian, Risma ingin agar ke depan anak-anak itu bisa kembali sekolah dan mengubah hidupnya menjadi lebih baik.

"Ini enggak bagus kalau kemudian menular ke anak-anak yang lain. Karena itu, kemudian saya harus memotong mata rantai ini, anak-anak itu harus mau sekolah," sambung Risma.

Di rumah dinas Risma, anak-anak ini diberikan kesempatan untuk menulis masalah dan keinginannya pada secarik kertas.

Tujuannya, agar Pemerintah Kota (Pemkot) Surabaya bisa mengambil langkah ke depan untuk memberikan intervensi yang pas kepada anak-anak itu.

"Setelah itu akan kami dalami permasalahannya apa, misalkan dia putus sekolah SMP, kemudian kami harus apakan," terangnya.

Menurut Risma, ada salah satu anak yang usianya masih 7 tahun dan selama ini tidak sekolah karena diajak pamannya mengamen.

Risma, karena itu, mengambil langkah tegas untuk menjadikannya sebagai anak asuhnya. Nantinya, ia akan dirawat dan disekolahkan oleh Pemkot Surabaya.

"Dia kami ambil, jadi sekarang tinggal di tempat kami. Dia sepertinya dimanfaatkan oleh keluarganya untuk jadi pengemis. Saya tidak mau, saya harus melindungi itu," tuturnya.

Baca juga: Risma Pastikan 2 Lajur Jalan Gubeng yang Dibuka Cukup Aman Dilalui Kendaraan

Sementara itu, anak 7 tahun itu mengaku bahwa selama ini diajak pamannya mencari uang dengan cara mengamen di atas bus.

Selama ini, ia diajak pamannya mengamen keliling kota, dan uang yang dihasilkan pun kemudian diminta oleh pamannya.

"Saya diajak paman mengamen keliling-keliling kota naik bus. Dari Tuban, Rembang, Pati, Semarang, Cirebon, Tegal. Karawang terus ke Jakarta," ungkapnya.

Ia juga mengaku sangat senang apabila nantinya Pemkot Surabaya akan menyekolahkannya. Sebab, dia memang ingin mengenyam pendidikan, seperti kawan-kawan seusianya.

"Iya senang sekali, terimakasih Bu Risma," ujarnya sambil tersenyum.

Kepala Dinas Pengendalian Penduduk, Pemberdayaan Perempuan, dan Perlindungan Anak (DP5A) Surabaya Chandra Oratmangun menambahkan, 53 anak yang dilakukan pembinaan itu, diketahui mempunyai berbagai permasalahan sosial.

Beberapa anak-anak itu, kata dia, tertangkap saat mengamen, bolos sekolah, hingga tertangkap menjadi pekerja di warung sekitar jembatan kaki Suramadu.

"Mereka rata-rata usia 14-15 tahun dan mereka putus sekolah. Sehingga tadi dikumpulkan, dimotivasi sehingga mereka mau sekolah lagi," katanya.

Ia menyampaikan, setelah dilakukan pembinaan, nantinya anak-anak ini akan kembali disekolahkan oleh Pemkot Surabaya.

Sementara bagi yang ingin bekerja, akan difasilitasi untuk mengikuti training atau pelatihan di Surabaya Hotel School (SHS).

"Kalau dia enggak mau sekolah lagi, kami arahkan kejar paket. Tapi kalau dia mau sekolah, kami kembalikan ke sekolah asalnya," ujar dia.

Kompas TV Meski dalam kondisi sakit, WaliKota Surabaya Tri Rismaharini, meninjau lokasi amblesnya Jalan Raya Gubeng yang terjadi Selasa (18/12) malam lalu. Risma mendesak kepadasemuapihakataupun tim ahli untuk segeramembenahijalan ambles,meskipun hanya separuh jalan.<strong> </strong>Risma meminta kendaraan di sekitar tanah ambles tidak menambah beban.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com