PAGARALAM, KOMPAS.com - Tiga pelaku pembunuhan Ponia (39) dan Selfia (13) yang merupakan ibu dan anak saat ini masih menjalani pemeriksaan di Polres Pagaralam, Sumatera Selatan.
Ketiga tersangka, Riko Apriadi (20), warga Muara Pinang Kabupaten Empat Lawang; M Jefri Ilto (17), warga Palembang serta; Tika Herli (35), warga Perumnas Nendagung, Kecamatan Pagaralam Selatan. Ketiganya merupakan calon tenaga kerja Indonesia (TKI) di Taiwan.
Mereka tega menghabisi nyawa kedua korban lantaran masalah utang piutang.
Dari pengakuan Tika, salah satu tersangka, sebelum pembunuhan itu terjadi, ia sempat menculik kedua korban saat dari rumah mereka di Jalan Gunung Gendang, Kelurahan Besemah Serasan, Kecamatan Pagaralam Selatan, pada Sabtu (15/12/2018) lalu.
Saat itu, Ponia baru saja menjemput anaknya, Selfia (13), pulang sekolah dari SLTP Pagaralam.
"Langsung kami paksa suruh masuk mobil, begitu juga dengan anaknya. Memang masih menggunakan seragam sekolah," kata Tika saat di Polres Pagaralam, Kamis (3/1/2019).
Setelah di dalam mobil, Ponia langsung dibekap oleh Jefri dan dibawa menuju ke Sungai Lematang, Kabupaten Lahat, untuk diekskusi. Korban tewas dengan mengalami luka pukulan di kepala oleh pelaku.
Baca juga: Kronologi Pembunuhan Sadis Ibu dan Anak oleh 3 Calon TKI di Sumsel
Sementara, Selfia yang menyaksikan ibunya dianiaya hingga tewas mencoba kabur sebelum dibunuh. Namun, langkah kecil pelajar itu tak dapat menghindar hingga akhirnya ikut menjadi korban.
Jenazah Poniah ditemukan 10 hari kemudian tepatnya pada Selasa (25/12/2018) lalu oleh warga sekitar dengan kondisi membusuk di pinggir aliran Sungai Lematang, Kabupaten Lahat. Empat hari setelah itu, barulah jasad Selfia ditemukan di lokasi yang sama.
"Kami sudah saling kenal, karena sering main arisan dengan korban. Dia itu yang punya utang ke saya Rp 85 juta. Tapi uang saya tidak dikembalikan malah dibuat bisnis lain," kilahpelaku ini.
Sedangkan pengakuan Riko dan Jefri, ia ikut membunuh kedua korban lantaran diberi imbalan uang Rp 5 juta oleh Tika.
Iming-iming uang tersebut membuat mereka gelap mata dan tega menghabisi nyawa Ponia dan Selfia.
"Karena lagi butuh uang, jadi kami ikut. Sebab diupah Rp 5 juta," jelas Riko diamini Jefri.
Masalah utang piutang
Sementara itu, Kapolres Pagaralam AKBP Tri Saksono Puspo Aji mengatakan, motif pembunuhan itu dilatar belakangi utang. Sebelumnya korban Ponia yang tak mengerti teknologi terkena bujuk rayu pelaku untuk meminjam kartu ATM miliknya.
Uang tabungan korban sebanyak Rp 45 juta dikuras oleh Tika dengan dipindahkan ke rekening milik Tika.
Ulah Tika itu pun akhirnya diketahui korban hingga Ponia meminta agar uangnya dikembalikan.
"Uang korban dipakai pelaku untuk keseharian pelaku," kata Tri Saksono saat dikonfirmasi, Kamis (3/1/2019).
Baca juga: Karena Utang, 3 Calon TKI Bunuh Ibu dan Anak di Sumsel
Setelah uang dihabiskan, Tika tak dapat mengembalikan tabungan miik korban. Lantaran terdesak dan marah sering ditagih, ia pun langsung merencanakan aksi pembunuhan terhadap Ponia.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.