Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kisah Risma Saat Menerima Guangzhou Awards 2018, Cerita tentang Sampah hingga Pentingnya Waduk

Kompas.com - 12/12/2018, 16:22 WIB
Michael Hangga Wismabrata,
Aprillia Ika

Tim Redaksi

3. Masalah di Kota Surabaya dan cara mengatasinya

Saat berada di ajang internasional tersebut, Risma menjelaskan, pada tahun 2003 Kota Surabaya mengalami masalah besar, yaitu sampah.

Saat itu, Surabaya dikenal sebagai kota yang panas, kering, dan sering banjir ketika musim hujan. Hampir 50 persen dari total wilayah Surabaya banjir kala itu.

"Mengatasi masalah ini, kami mengajak partisipasi masyarakat yang kuat untuk bekerja bahu membahu dengan pemerintah kota melakukan pengelolaan limbah. Karena kami memiliki masalah besar untuk diselesaikan, tetapi dengan anggaran terbatas yang tersedia," kata Risma, dalam rilis resmi yang diterima Kompas.com, Jumat (7/12/2018).

Melihat kondisi tersebut, Risma kemudian berinisiatif menciptakan berbagai program dan kebijakan utanpa membebani anggaran lokal yang terbatas.

Salah satu program yang dilakukan Risma adalah pengelolaan sampah secara mandiri dengan konsep 3R (Reuse, Reduce dan Recycle).

"Partisipasi publik yang kuat menjadi faktor utama keberhasilan Kota Surabaya dalam mengatasi permasalahan sampah," ujarnya. Selain itu, metode pengomposan sederhana dengan biaya rendah juga diperkenalkan ke masyarakat dengan menggunakan keranjang Takakura di setiap rumah.

Baca Juga: Risma Kunjungi Korut dan China Selama Sepekan, Apa yang Dilakukan?

4. Pentingnya waduk dan menanam pohon

Air mancur di depan  Balai Kota Surabaya menjadi tempat bermain anak-anak, seperti terlihat Sabtu (23/7/2016).KOMPAS/BAHANA PATRIA GUPTA Air mancur di depan Balai Kota Surabaya menjadi tempat bermain anak-anak, seperti terlihat Sabtu (23/7/2016).

Dalam kesempatan tersebut, Risma juga menekankan pentingnya waduk sebagai resapan air selama musim hujan dan cadangan air selama musim kemarau.

Menurut dia, sebanyak 58 waduk telah diciptakan dan 28 ribu hektar hutan bakau sedang dikonservasi di wilayah pesisir timur.

"Pembangunan waduk dan konservasi hutan bakau ini sangat penting untuk melindungi kota dari banjir," ujar Risma.

Selain itu, lanjut dia, Pemkot Surabaya juga menanam ribuan pohon untuk membuat hutan kota dan 420 taman kota yang tersebar di seluruh wilayah Surabaya.

Baca Juga: Cerita Risma di Korea Utara: Rumah Sakit dan Sekolahnya Bagus-bagus, tapi...

5. Dampak positif bagi masyarakat Surabaya

Pohon Tabebuya bermekaran di sejumlah jalan utama protokol Kota SurabayaDok. Pemkot Surabaya Pohon Tabebuya bermekaran di sejumlah jalan utama protokol Kota Surabaya

Program yang dicanangkan Risma pun menuai hasil positif. Warga Surabaya dapat menikmati peningkatan indeks kualitas udara dan air, mengurangi volume limbah rumah tangga.

Lalu juga mengurangi area banjir dari hampir 50 persen menjadi hanya 2 hingga 3 persen serta penurunan tingkat penyakit dan penurunan suhu rata-rata 2 derajat celcius.

"Semua program ini sangat terkait dengan tujuan SDGs 3, 6, 7, dan yang paling penting SDG 11, yaitu membuat kota dan pemukiman manusia inklusif, aman, tangguh, dan berkelanjutan," kata Risma.

Kota Surabaya terpilih sebagai kota terpopuler secara online di ajang Guangzhou International Award 2018.

Baca Juga: Risma Paparkan Perkembangan Kota Surabaya di Guangzhou International Award 2018

Sumber: KOMPAS.com (Ghinan Salman)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com