Santunan sebesar Rp 25 juta itu diterima oleh kedua orangtua Emanuel, Martinus Bano dan Yoneta Koko, serta Ira Bano yang adalah adik kandung Emanuel.
"Uang Rp 25 juta itu baru sebagian yang kami serahkan dan nanti sisanya akan ada perhitungan lagi, sesuai Peraturan Menteri Tenaga Kerja. Yang jelas, masih ada tambahan santunan," ucap Mizadi.
Mizadi enggan merinci sisa santunan dan juga waktu penyerahan santunan tambahan karena masih berkomunikasi dengan pihak Kementerian Tenaga Kerja.
"Nanti, seluruh korban akan mendapatkan santunan dengan nominal yang sama," ucap Mizadi.
Mizadi mengaku, pihaknya akan terus berkomunikasi dengan keluarga Emanuel.
Baca Juga: Jenazah Emanuel Korban KKB di Papua Diantar Pulang dan Diberi Santunan
Kepala Balai Besar Pembangunan Jalan Nasional (BBPJN) Wilayah XVII Papua Osman Harianto Marbun berencana mengusulkan pembangunan monumen untuk peringatan tragedi pembantaian puluhan pekerja PT Istaka Karya, di lokasi pembangunan jembatan penghubung Trans Papua di Kali Yali-Kali Aurak, Distrik Yigi, Kabupaten Nduga, Papua, pada Minggu (2/12/2018) lalu.
Usulan dari warganet itu akan disampaikan kepada Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) atau pemerintah pusat.
“Iya, saya sudah dapat banyak masukan mengenai banyaknya permintaan untuk dibangun monumen atas nama para korban dan menjadikan nama jalan di lokasi pembunuhan dengan nama pegawai BBPJN Papua yang meninggal, Efrandi Perjuangan Hutagaol,” kata Osman, ketika diminta tanggapannya oleh wartawan, Sabtu (8/12/2018) malam.
Menurut Osman, korban yang dibantai oleh KKB adalah para pejuang pembangunan Jalan Trans Papua.
Baca Juga: Diusulkan, Monumen di Lokasi Pembantaian Pekerja Proyek Jalan di Nduga Papua
Sumber: KOMPAS.com (John Roy Purba, Sigiranus Bere)
Tulis komentar dengan menyertakan tagar #JernihBerkomentar dan #MelihatHarapan di kolom komentar artikel Kompas.com. Menangkan E-Voucher senilai Jutaan Rupiah dan 1 unit Smartphone.
Syarat & Ketentuan