Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Penjelasan Polda Riau Terkait Temuan 9 Mayat di Perairan Selat Malaka

Kompas.com - 04/12/2018, 06:14 WIB
Citra Indriani,
Aprillia Ika

Tim Redaksi

PEKANBARU, KOMPAS.com - Pihak kepolisian terus menyelidiki kasus penemuan sembilan mayat di Perairan Selat Malaka wilayah Desa Pambang, Kecamatan Bantan, Kabupaten Bengkalis, Riau.

"Untuk penyebab kematian para korban masih diselidiki oleh jajaran Polres Bengkalis. Saat ini sudah dibentuk tim penyelidikan dan berkoordinasi dengan Polisi Diraja Malaysia," ungkap Kabid Humas Polda Riau Kombes Pol Sunarto pada Kompas.com, Senin (3/12/2018).

Ketika ditanya apakah para mayat ini korban kapal tenggelam, Sunarto belum bisa memastikan, karena tim sedang melakukan penyelidikan.

"Kalau diduga kapal tenggelam, petugas belum menerima laporan. Saat ini petugas mendalami keterangan keluarga korban yang teridentifikasi," sebut Sunarto.

Baca juga: Tim DVI Kesulitan Identifikasi Jenazah yang Ditemukan di Selat Malaka

Polisi cari Jamal dan Boboi

Namun demikian, sebelum ditemukan sembilan mayat tersebut, pada Kamis (22/11/2018) ditemukan dua orang terombang-ambing di laut di kawasan Perairan Selat Malaka bernama Jamal dan Amid alias Boboi.

"Mereka ini ditemukan oleh kapal rute Indonesia-Malaysia (Indomal) V. Saat ditemukan mereka mengaku sebagai nelayan, yang merupakan warga Rupat, Bengkalis. Kemudian keduanya dibawa ke Malaka untuk pengobatan," kata Sunarto.

Kemudian pada hari Minggu (25/11/2018) anggota Polsek Rupat mendatangi rumah Jamal. Namun, saat itu yang bersangkutan tidak berada di rumah.

Berdasarkan keterangan saudaranya bernama Ali, Jamal pergi ke Malaysia, dan sudah beberapa hari tidak bisa dihubungi.

Baca juga: Jenazah yang Ditemukan di Perairan Selat Malaka Kini Berjumlah 9 Orang

"Anggota Reskrim Polres Bengkalis sedang mencari keberadaan Jamal dan Boboi. Hal tersebut untuk mengetahui apakah ada kaitannya dengan temuan sembilan mayat korban," ujar Sunarto.

Selanjutnya, pada Kamis (29/11/2018), petugas melakukan pengecekan ke Kantor Kapal Indomal 5 untuk meminta keterangan nahkoda kapal bernama Yenaldi.

"Berdasarkan keterangan dari nahkoda kapal, bahwa benar pada hari Kamis (22/11/2018) menemukan dua orang hanyut di Perairan Selat Malaka bernama Jamal dan Amid alias Boboi," kata Sunarto.

Dari keterangan Jamal dan Boboi, mereka mengaku sebagai nelayan yang kapalnya dihempas gelombang lalu tenggelam.

Baca juga: Delapan Jenazah di Selat Malaka Diperkirakan Sudah Mengapung 1 Minggu

"Jamal dan Boboi dibawa ke Malaka, karena kapal Indomal 5 sedang menuju Malaka," ucapnya.

Petugas kemudian melakukan interogasi terhadap narkoba kapal Indomal 2 bernama Sudirman, yang bersangkutan mengaku membawa dua orang penumpang pada Sabtu (24/11/2018), yang berangkat dari Malaka tujuan Dumai, Riau, Indonesia.

Satu korban teridentifikasi

Sementara itu, salah satu korban yang teridentifikasi bernama Mimi Dewi, warga Dumai, Riau, petugas sudah melakukan penelusuran kepada keluarganya.

Berdasarkan keterangan keluarga, Mimi Dewi berangkat dari Malaysia menuju Indonesia diduga menggunakan kapal.

"Berdasarkan keterangan saksi Ade Andri (keluarga Mimi Dewi), bahwa Mimi Dewi berangkat dari Malaka pada Kamis (22/11/2018) sekitar pukul 00.00 WIB, bersama 19 hingga 20 orang lainnya menggunakan kapal diduga melalui jalur tidak resmi (jalur gelap) menuju Indonesia," jelas Sunarto.

Baca juga: 5 Fakta Kasus 7 Mayat Mengapung di Selat Malaka, Temuan Uang 2.600 Ringgit hingga Jasad Sulit Dikenali

Selain itu menurut keluarga korban, Mimi Dewi  berangkat dari Malaka bersama dengan seorang anaknya yang masih balita.

"Jadi informasi yang didapat Satreskrim Polres Bengkalis, Mimi Dewi dijemput oleh seorang laki-laki berinisial AR. Informasinya, si AR ini juga penjemput orang yang akan menyeberang dari Malaka ke Indonesia. Namun, saat ini petugas masih mencari keberadaan AR tersebut," ujar Sunarto.

Namun, keterangan dari keluarga korban masih didalami petugas Satreskrim Polres Bengkalis.

"Petugas perlu mendalami keterangan keluarga korban dan berkoordinasi dengan Kepolisian Diraja Malaysia untuk mengungkap kasus ini," tutup Sunarto.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com