Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

5 BERITA POPULER NUSANTARA: Jokowi Soroti Aksi Saling Bunuh di Sampang hingga Alasan Januri Habisi Istrinya

Kompas.com - 30/11/2018, 05:00 WIB
Michael Hangga Wismabrata,
Aprillia Ika

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Saat berkunjung di kota kelahirannya, Solo, Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengungkapkan kesedihannya tentang berita pertikaian berujung maut antara Subaidi dan Andika di Sampang, Jawa Timur. 

Keduanya saling bunuh hanya karena berbeda pilihan calon presiden. Jokowi menyayangkan peristiwa tragis tersebut terjadi.

Sementara itu, berita tentang pohon tabebuya di sejumlah jalan protokol di Surabaya, juga mendapat perhatian para pembaca Kompas.com pada hari Kamis (29/11/2018).

Berikut ini secara lengkap berita terpopuler Nusantara.

1. Jokowi sesalkan pertikaian Andika dan Subaidi di Sampang

Gambar pistol yang dipakai untuk membunuh tukang gigi di SampangKOMPAS.com/ACHMAD FAIZAL Gambar pistol yang dipakai untuk membunuh tukang gigi di Sampang

Jokowi sudah berkali-kali menyampaikan, berbeda pilihan dalam pemilu apa pun tidak boleh membuat hubungan antarwarga tidak baik.

"Setiap saya ketemu dengan masyarakat dan setiap saya ke daerah, kampung dan desa selalu saya sampaikan jangan sampai karena pilihan bupati, wali kota, pilihan gubernur, dan pilihan presiden, kita tidak saling bertegur sapa antar-tetangga, kampung, hingga majelis taklim," kata Presiden Jokowi usai menutup Rapimnas Kamar Dagang dan Industri ( Kadin) Indonesia 2018 di Hotel Alila, Solo, Jawa Tengah, Rabu (28/11/2018).

Bagi Jokowi, beda pilihan pilpres hingga berujung pembunuhan merupakan kesalahan besar.

Baca berita selengkapnya: Kata Jokowi soal Aksi Saling Bunuh gara-gara Beda Pilihan di Pilpres

2. Harapan warga Surabaya terkait bunga Tabebuya

Pohon Tabebuya bermekaran di sejumlah jalan utama protokol Kota SurabayaDok. Pemkot Surabaya Pohon Tabebuya bermekaran di sejumlah jalan utama protokol Kota Surabaya

Warga meminta Pemkot Surabaya lebih banyak lagi menanam pohon tabebuya agar Kota Surabaya terlihat lebih indah.

Penanamannya pun tidak hanya di jalan protokol, tetapi di jalan-jalan kampung. Hal itu terungkap oleh sejumlah warga di Kota Surabaya.

"Di sekitar rumah saya tidak ada. Harusnya Bu Risma (Wali Kota Surabaya) bisa lebih banyak lagi menanam pohon tabebuya sampai merata di seluruh Surabaya," kata Lisa Diana Apriningtyas, warga Pondok Benowo Indah.

Sementara itu, Murdiati Hafsah, pegawai swasta, mengatakan, pohon tabebuya harusnya tidak hanya ditanam di sisi jalan protokol Kota Surabaya.

"Di jalan-jalan lintas kecamatan dan di kampung-kampung mungkin bisa juga. Biar di Surabaya seperti di Jepang," ujarnya.

Baca berita selengkapnya: Warga Minta Risma Tanam Pohon Tabebuya Lebih Banyak

3. Tega bunuh istri karena tak mau diajak berhubungan badan

Kasat Reskrim Polres Blora, AKP Heri Dwi Utomo menginterogasi M Januri (38), pelaku pembunuhan istrinya, Sulasmini (37) di Mapolres Blora, ‎Rabu (28/11/2018) malam.KOMPAS.com/PUTHUT DWI PUTRANTO Kasat Reskrim Polres Blora, AKP Heri Dwi Utomo menginterogasi M Januri (38), pelaku pembunuhan istrinya, Sulasmini (37) di Mapolres Blora, ‎Rabu (28/11/2018) malam.

M Januri (38) nekat menghabisi nyawa istrinya sendiri, Sulasmini, lantaran menolak saat diajak berhubungan intim pada Minggu (25/11/2018) dini hari.

Menurut pengakuan Januri, seketika itu ia langsung mencekik istrinya hingga tewas lantaran tak menuruti hasrat seksualnya. Sulasmini yang tak berdaya meregang nyawa di tangan suaminya sendiri usai dianiaya di atas ranjang di kamar rumahnya di Desa Bedingin, Kecamatan Todanan, Kabupaten Blora, Jateng.

"Pengakuan pelaku, ia emosi karena istrinya menolak diajak berhubungan badan. Pelaku mengaku mencekik leher istrinya hingga meninggal dunia. Kami akan buktikan setelah megotopsi jasad korban. Kami akan bongkar makam korban," kata Heri kepada Kompas.com, Rabu (28/11/2018) malam.

Baca berita selengkapnya: Januri Bunuh Istrinya karena Korban Menolak Diajak Berhubungan Intim

4. Polisi tangkap 5 pelaku pemerkosaan gadis remaja 

Lima pelaku pemerkosaan terhadap H (18) siswi SMA di kota Pagaralam ketika diamankan polisi. Satu dari lima tersangka yakni IK diketahui adalah pacar dari korban, Kamis (29/11/2018).ISTIMEWA Lima pelaku pemerkosaan terhadap H (18) siswi SMA di kota Pagaralam ketika diamankan polisi. Satu dari lima tersangka yakni IK diketahui adalah pacar dari korban, Kamis (29/11/2018).

Jajaran Satreskrim Polres Pagaralam menangkap 5 pemuda yang diketahui telah melakukan pemerkosaan terhadap H (16) salah satu siswi SMA di Kota setempat.

Kasus ini terbongkar, setelah H bersama keluarganya membuat laporan ke Polres Pagaralam. Kelima pelaku yang ditangkap yakni IK (19), PB (22), BG (22), RV (18), dan ND (22).

Informasi yang dihimpun, kejadian bermula saat korban H dijemput oleh kekasihnya, IK (19), untuk menonton hiburan organ tunggal di Desa Lekung Daun, Kecamatan Dempo Selatan, Kota Pagaralam, Sumatera Selatan.

Di sana, IK dan empat pelaku lainnya mendengarkan musik sembari menenggak minuman keras.

Setelah puas, IK langsung membawa korban H ke Dusun Muara Tenang dengan modus untuk menginap. Sesampainya di lokasi, H segera diperdayai oleh para pelaku secara bergilir.

Baca berita selengkapnya: Diajak Nonton Organ Tunggal, Siswi SMA Diperkosa Pacar dan 4 Temannya

5. Mabes Polri perketat penggunaan senpi anggotanya

Ilustrasi menembak.Shutterstock Ilustrasi menembak.

Penggunaan senjata api (senpi) bagi anggota Polri aktif semakin diperketat Mabes Polri.

Anggota yang terindikasi narkoba hingga memiliki catatan buruk penggunaan senpi dilarang membawa senpi. Hal tersebut disampaikan Karo Provost Mabes Polri Brigjen Hendro Pandowo.

"Iya, sesuai prosedur agar tidak terjadi pelanggaran," kata Hendro, Rabu (28/11/2018).

Tragedi salah tembak anggota Polsek Pamulutan, Ogan Ilir, Sumatera Selatan beberapa waktu lalu menjadi rujukan pengetatan ini.

Baca berita selengkapnya: Mabes Polri Perketat Penggunaan Senjata Api Anggotanya

Sumber: KOMPAS.com (Agie Permadi, Aji YK Putra, Puthut Dwi Putranto Nugroho, Achmad Faizal, Muhlis Al Alawi)

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com