Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kisah Apridar, dari Pedagang Es Lilin, hingga Jadi Rektor Universitas Malikussaleh

Kompas.com - 22/11/2018, 06:39 WIB
Masriadi ,
Robertus Belarminus

Tim Redaksi


LHOKSEUMAWE, KOMPAS.com - Rektor Universitas Malikussaleh (Unimal) Prof Apridar meluncurkan buku berjudul "Beking Profesor" yang merupakan cerita perjalanan hidupnya.

Acara peluncuran buku itu digelar di Gedung Academik Center Cunda, Unimal, Lhokseumawe, Rabu (21/11/2018).

Buku setebal 170 halaman itu menggunakan format penulisan jurnalisme naratif dengan sentuhan redaktur pelaksana Harian Serambi Indonesia (Kompas Group), Yarmen Dinamika.

Dalam buku yang dicetak oleh Bandar Pusblishing Aceh itu bercerita tentang Apridar, putra dari pasangan Abdurrahman dan Dawiyah, yang sejak kecil hingga menduduki posisi rektor universitas negeri selama dua periode.

Baca juga: Peserta SKD CPNS yang Penuhi Passing Grade Dipastikan Ikuti Tes SKB

Peluncuran buku itu sekaligus dies natalis ke-17 kampus tersebut. Dalam buku tersebut diceritakan bagaimana Apridar kecil pernah berjualan es lilin untuk membantu keuangan keluarganya.

Walau lahir sebagai anak dari pegawai negeri sipil, namun Apridar perlu membantu keuangan keluarga sepulang sekolah.

Sosok Dawiyah, ibunda Apidar, sangat menonjol di buku tersebut. Disebutkan Dawiyah mundur dari pegawai negeri sipil untuk membesarkan enam putra dan satu putrinya.

Praktis hanya ayahnya saja yang menjadi tulang punggung keluarga, dengan gaji pas-pasan sebagai pegawai negeri golongan rendah.

Karena itu pula, Apridar kecil akrab disapa Ayin, menjadi penjaja es lilin keliling. Dari rumah ke rumah dan menyusuri gang-gang kecil di Lhokseumawe.

Usai menamatkan pendidikan sarjana ekonomi di Universitas Syiah Kuala, Apridar juga sempat bekerja sebagai karyawan sebuah merk rokok di Banda Aceh.

Sebagai mahasiswa muda, Apridar pernah memimpin organisasi Ikatan Pelajar Aceh Utara (IPAU), Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) di Banda Aceh.

Baca juga: Pagi Ini, Presiden Jokowi Lantik KSAD Baru

Guru besar Ilmu Ekonomi itu bergabung ke Universitas Malikussaleh sebagai dosen tetap saat kampus itu masih bersatus swasta di bawah kepemilikan Pemerintah Kabupaten Aceh Utara.

Saat itu, gaji Apridar hanya Rp 50.000 per bulan. Untuk menjadi pendidik, dia rela meninggalkan gaji besar di perusahaan rokok.

Sebab, di Lhokseumawe, dia bisa mengabdi pada ibunya sembari bekerja sebagai dosen walau dengan gaji seadanya.

“Bagi saya, ibu adalah beking saya sesungguhnya. Karena itu pula judul buku ini 'Beking Profesor'. Beliau yang menjadi panduan saya, mendiskusikan banyak hal, dan beliau mendidik saya hingga hari ini, buku ini sesungguhnya untuk ibu saya,” kata Apridar.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com