Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pasar Malam Mauludan yang Menyatukan 3 Keraton di Cirebon

Kompas.com - 15/11/2018, 07:54 WIB
Windoro Adi,
Heru Margianto

Tim Redaksi

 

Pesta mauludan pun bertambah populer. Jumlah warga yang datang makin banyak. Dari hanya semalam, diperpanjang hingga sepekan, sampai akhirnya kini setiap tahun digelar selama sebulan.

“Waktu saya masih kecil, pasar malam mauludan lebih ramai di Keraton Kanoman daripada di Keraton Kasepuhan. Saya mainnya ke Keraton Kanoman. Di sana beli-beli mainan kapal klothok berbahan bakar minyak kelapa, atau pistol air, atau bermacam topeng mainan yang dibuat dari bubur kertas,” kenang Arief.

Awalnya, makanan ringan yang dijajakan dan jasa fasilitas mainan serta tontonan masih terbatas.

“Makanannya, arum manis, berondong jagung, dan docang. Tontonannya, tong edan (tong setan), dan komedi putar saja,” ucap Arief.

Sekarang, lanjutnya, hampir bermacam makanan tradisional maupun umum, serta berbagai jenis mainan, melimpah. Arief memerkirakan, total omset ribuan pelaku usaha mikro, kecil, dan menengah di arena pasar malam ini selama sebulan mencapai Rp 20 miliar.

Setelah Arief menjadi sultan, ia membentuk pengelola pasar malam lebih ringkas.

“Pungutan cuma sekali. Kami yang urus soal listrik, air, keamanan, dan kebersihannya. Tak ada lagi pungutan tambahan yang berpotensi menjadi pungutan liar atau jatah preman,” tegasnya.

Panitia tidak bekerja sendiri. Ia bekerjasama dengan Polri dan Satpol PP.

Selain pasar malam Mauludan, lingkungan Keraton di Cirebon memiliki acara Nadran yang juga berpotensi mendongkrak sektor pariwisata, sekaligus meningkatkan penghasilan pengusaha kecil, mikro, dan menengah.

Meski demikian, pasar malam Mauludan masih lebih mudah direalisir. Apalagi jika poros keraton bisa terwujud tahun depan.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com