Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

5 BERITA POPULER NUSANTARA: Gara-gara 2 Ton Durian hingga Jimat saat Tes CPNS

Kompas.com - 07/11/2018, 05:06 WIB
Michael Hangga Wismabrata,
Aprillia Ika

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Gara-gara maskapai Sriwijaya Air 091 membawa durian kurang lebih 2 ton di kargo, para penumpang protes. Kericuhan pun sempat terjadi di Bandara Fatmawati karena para penumpang merasa terganggu dengan aroma durian tersebut. 

Lalu berita tentang, Tuti Tursilawati (33), tenaga kerja wanita Indonesia yang dihukum mati di Arab Saudi, menjadi sorotan pembaca.

Selain itu, kisah para peserta tes CPNS yang membawa jimat juga sempat mendapat perhatian dari pembaca di Kompas.com.

Berikut berita populer Nusantara secara lengkap.

1. Ricuh gara-gara 2 ton durian di kargo pesawat

Pesawat Sriwijaya AirSENDY A SAPUTRA Pesawat Sriwijaya Air

Sejumlah penumpang Sriwijaya Air 091 tujuan Bengkulu-Jakarta protes karena maskapai membawa sekitar 2 ton durian di kargo pesawat, Senin (5/11/2018).

Kericuhan tak terhindarkan saat para penumpang menggelar protes di Bandara Fatmawati. Peristiwa tersebut sempat direkam dan diunggah di media sosial. 

Sementara itu, Direktur Manajer Sriwijaya Air Bengkulu, Abdul Rahim, mengatakan, mekanisme pengangkutan durian tersebut sebenarnya sudah sesuai prosedur.

"Berita bahwa kami mengangkut tiga ton durian itu tidak benar. Itu sudah termasuk semua bagasi dan kargo, berat durian hanya 2,025 ton," kata Abdul Hakim.

Durian telah dikemas sesuai peraturan yang ada dan diletakkan di dalam bagasi. Hal tersebut tidak dilarang dan tidak membahayakan penerbangan. Pendapat senada diungkapkan Kepala Bandara Fatmawati, Anies Wardhana.

"Di kargo boleh bawa durian tidak membahayakan penerbangan. Namun, kasus kemarin itu mengganggu kenyamanan penumpang lain," ujar Anies.

Baca berita selengkapnya: Sriwijaya Air Sebut Kargo Durian yang Diprotes Penumpang Hanya 2 Ton dan Diangkut Sesuai Prosedur

2. Nasib Tuti Tursilawati, TKW di Arab yang dihukum mati

Iti Sartini (52) menunjukkan foto anaknya Tuti Tursilawati yang dihukum mati di Arab Saudi di kediamannya di Desa Cikeusik, Majalengka, Jawa Barat, Jumat (2/11/2018). Tuti dinyatakan bersalah oleh pengadilan Arab Saudi karena kasus pembunuhan dan telah dieksekusi mati pada Senin (29/10) lalu. ANTARA FOTO/Dedhez Anggara/wsj.Dedhez Anggara Iti Sartini (52) menunjukkan foto anaknya Tuti Tursilawati yang dihukum mati di Arab Saudi di kediamannya di Desa Cikeusik, Majalengka, Jawa Barat, Jumat (2/11/2018). Tuti dinyatakan bersalah oleh pengadilan Arab Saudi karena kasus pembunuhan dan telah dieksekusi mati pada Senin (29/10) lalu. ANTARA FOTO/Dedhez Anggara/wsj.

Ibunda dari Tuti Tursilawati (33), TKW yang dieksekusi mati di Arab Saudi pada Senin (29/10/2018) waktu setempat itu, hanya bisa menahan kesedihan.

"Mengapa anak saya dihukum mati? Dia korban perkosaan, mengapa bukan yang memerkosa yang dihukum, malah dia yang dieksekusi mati?" kata Iti lirih saat dijumpai di rumahnya di Desa Cikeusik, Kecamatan Sukahaji, Kabupaten Majalengka, Jawa Barat, Rabu (31/10/2018).

Seperti diketahui, Tuti yang bekerja di Kota Thaif, Arab Saudi, dituduh membunuh majikannya, Suud Malhaq Al Utibi, pada 2010.

Dia dieksekusi mati tanpa pemberitahuan sebelumnya kepada keluarga.

"Saya kaget dan sempat enggak percaya karena infonya sangat mendadak," tambah Iti.

Baca berita selengkapnya: Ibunda TKW Tuti: Anak Saya yang Diperkosa, Mengapa Malah Dieksekusi Mati?

3. Mengamuk tak diberi uang, Poniman tewas di ujung parang miliknya

Jenazah Poniman (31) ketika berada di ruang kamar jenazah Rumah Sakit Bhayangkara Palembang, Sumatera Selatan, Senin (5/11/2018). Poniman tewas tertusuk pedangnya sendiri ketika hendak membacok adik serta ibu kandungnya.
KOMPAS.com/ Aji YK Putra Jenazah Poniman (31) ketika berada di ruang kamar jenazah Rumah Sakit Bhayangkara Palembang, Sumatera Selatan, Senin (5/11/2018). Poniman tewas tertusuk pedangnya sendiri ketika hendak membacok adik serta ibu kandungnya.

Poniman (31) gelap mata ketika tak diberi uang oleh adik dan ibunya. Poniman mengejar adik serta ibu kandungnya sendiri dengan membawa parang.

Namun nasib berkata lain, Poniman jutsru tewas tertusuk pedangnya sendiri yang ia bawa ketika mengejar ibu dan adiknya tersebut.

Jenazah Poniman dibawa ke kamar jenazah Rumah Sakit Bhayangkara Palembang, Senin (5/11/2018).

Menurut Elvin (31), adik ipar Poniman, peristiwa bermula ketika Poniman datang ke rumah mereka untuk menjual satu ekor ayam.

Ayam itu dijual Poniman seharga Rp 400.000 kepada Elen (29), adik kandungnya sendiri. Elen terpksa menolak karena tak punya uang dan hanya memberi uang Rp 200 ribu kepada Poniman.

“Istri saya (Elen) dikejar pakai pedang sama ibu mertua saya. Karena takut, saya lempar dia pakai batu lalu terjatuh,” kata Elvin.

Baca berita selengkapnya: Kejar Adik dan Ibu Pakai Pedang, Poniman Tewas Tertusuk Senjatanya Sendiri 

4. Gempa Magnitudo 5,5 di Mamasa, Sulawesi Barat

Ribuan warga Mamasa Sulawesi barat berhamburan keluar rumah saat diguncang gempa selasa dinihari tadi. Mereka mengungsi ke lapangan terbuka dan taman kota di Mamasa sambil mendirikan tenda darurat.KOMPAS.Com Ribuan warga Mamasa Sulawesi barat berhamburan keluar rumah saat diguncang gempa selasa dinihari tadi. Mereka mengungsi ke lapangan terbuka dan taman kota di Mamasa sambil mendirikan tenda darurat.

Gempa magnitudo 5,5 mengguncang Mamasa, Sulawesi Barat, pukul 02.35 WITA. Getaran gempa terasa selain terasa di Mamasa, juga dirasakan warga di Mamuju, Toraja, Polewali, Majene, Toraja Utara hingga Palopo.

Kerasnya getaran gempa, matinya jaringan listrik dan telekomunikasi membuat warga yang panik memilih mengungsi ke berbagai lokasi yang diperkirakan aman di Mamasa.

Dari pantauan Kompas.com, lapangan bola dan taman-taman kota di Mamasa yang dinilai warga aman dari gempa menjadi tempat pengungsian warga. Mereka mengungsi sejak subuh dengan membawa harta seadanya.

Para pengungsi datang dengan menumpang truk, mobil bak terbuka dan kendaraan lainnya. Menurut para pengungsi, lapangan bola di Mamasa dinilai aman jika terjadi gempa susulan karena merupakan tempat terbuka.

Baca berita selengkapnya: Gempa Magnitudo 5,5 Guncang Mamasa, Lapangan dan Taman Kota Dipenuhi Pengungsi

5. Peserta tes CPNS di Madiun tertangkap basah bawa jimat

Anggota Satpol PP  menemukan jimat milik peserta tes cpns Kabupaten Madiun berupa rambut yang dibungkus dalam kertas. Kontributor Solo, Muhlis Al Alawi Anggota Satpol PP menemukan jimat milik peserta tes cpns Kabupaten Madiun berupa rambut yang dibungkus dalam kertas.

Tim panitia seleksi penerimaan calon pegawai negeri sipil daerah Kabupaten Madiun menemukan jimat yang disimpan dalam celana dalam dan bra peserta tes computer assisted test (CAT).

Jimat itu ditemukan saat tim panitia seleksi menggeledah tas dan pakaian peserta tes, sebelum memasuki ruang ujian tes CAT CPNS Kabupaten Madiun di Asrama Haji, Kota Madiun.

Sekretaris Badan Kepegawaian Daerah Kabupaten Madiun, Sigit Budiarto yang dihubungi Kompas.com, Senin ( 5/11/2018) sore, membenarkan penemuan belasan jimat dari peserta tes CPNS tersebut.

"Ada yang ditemukan di tali BH (bra), dibelakang kerah baju, saku, hingga celana dalam," kata Sekretaris Badan Kepegawaian Daerah Kabupaten Madiun, Sigit Budiarto yang dihubungi Kompas.com, Senin ( 5/11/2018).

Baca berita selengkapnya: Puluhan Peserta Tes CPNS Madiun Kedapatan Simpan Jimat Dalam Bra dan Celana Dalam

Sumber: KOMPAS.com (Junaedi, Muhlis Al Alawi, Caroline Damanik, Firmansyah)

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com