Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Tiba di Surabaya, Jenazah Penyelam Syachrul Anto Disemayamkan

Kompas.com - 03/11/2018, 13:50 WIB
Ghinan Salman,
Aprillia Ika

Tim Redaksi

SURABAYA, KOMPAS.com - Jenazah Syachrul Anto (48), penyelam sipil yang membantu Badan SAR Nasional (Basarnas) mencari pesawat Lion Air PK-LQP dengan nomor penerbangan JT 610 tiba di rumah duka, Jalan Bendul Merisi Gang VIII nomor 41, Surabaya, Sabtu (3/11/2018) pagi pukul 08.30 WIB.

Istri almarhum, Lyan Kurniawati (39), mengatakan, dia dan suaminya sebenarnya tinggal di Makassar. Tetapi atas pertimbangan bersama dan kesepakatan keluarga, almarhum disemayamkan di Surabaya.

Rumah duka di Surabaya merupakan rumah keluarga Lyan Kurniawati. Jenazah almarhum disemayamkan di TPU Bendul Merisi pukul 11.30 WIB, yang berjarak lebih kurang 100 meter dari rumah duka.

Lyan shock setelah mendapat kabar dari Basarnas pada Jumat (2/11/2018) pukul 20.00 WIB yang mengabarkan kepergian suaminya itu. Lyan, karena itu, belum mengetahui secara pasti penyebab kematian Syachrul Anto.

Baca juga: Seorang Penyelam Meninggal Dunia saat Mencari Puing Lion Air

Lyan menceritakan, suaminya berada di Perairan Tanjung Karawang, Jawa Barat, selama dua hari untuk membantu mengevakuasi pesawat Lion Air PK-LQP JT 610.

Syachrul Anto mendengar musibah jatuhnya pesawat itu saat berada di Jogjakarta bersama Lyan Kurniawati. Syachrul Anto, saat itu juga, meninggalkan istrinya di Jogja dan berangkat ke Jakarta, Rabu (31/10/2018).

"Ayah berangkat bersama temannya dari Jogja. Karena kami kebetulan ada urusan di Jogja. Temannya juga ada yang berangkat dari Makassar," ucap Lyan Kurniawati.

Firasat istri Syachrul 

Menurut Lyan, Syachrul Anto sempat meminta izin untuk berangkat ke Karawang dalam misi kemanusiaan membantu mencari pesawat Lion Air JT 610.

Baca juga: Satu Penyelamnya Meninggal saat Cari Puing Lion Air, Ini Ungkapan Duka Kabasarnas

"Dia (Syachrul Anto) pamit dan mengantarkan sampai Bandara Jogja. Saya antar sampai masuk dan berangkat," kata Lyan.

Sebelum berangkat, Lyan mengaku berat saat suaminya itu meminta izin untuk berangkat membantu mencari korban jatuhnya pesawat di perairan Karawang, Jawa Barat.

"Saya berat sekali melepas dia. Tetapi suami saya tetap kekeuh, apalagi ini untuk kemanusiaan. Saya sudah tahu wataknya, jadi saya tidak melarang," ujar Lyan.

Syachrul Anto dikenal cukup aktif dalam misi kemanusiaan. Pada 2015 lalu, Syachrul Anto juga ikut dalam misi mencari korban pesawat Air Asia QZ8501 yang jatuh di selat Karimata.

Sosok Syachrul sudah tidak asing, terutama di kalangan sesama penyelam. Syachrul tergabung dalam komunitas Indonesia Diver Rescue Team, kumpulan para penyelam yang sering membantu pemerintah untuk proses pencarian dan penyelamatan di laut.

Syachrul Anto gugur diduga karena mengalami dekompresi.

Baca juga: Mengenal Syachrul Anto, Penyelam yang Gugur dalam Pencarian JT 610

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com