Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kisah Lengkap Eman, Kiper Satu Kaki Terbaik Dunia Asal Majalengka

Kompas.com - 23/10/2018, 16:00 WIB
Michael Hangga Wismabrata,
Farid Assifa

Tim Redaksi

Meski masih duduk di bangku SD, Eman masih teringat bagaimana dirinya menjadi tontonan warga saat berlatih. Pandangan iba hingga ejekan pun pernah diterimanya.

“Sebagian dari teman sendiri. Ya wajar, namanya juga anak kecil, mungkin maksudnya bercanda,” jawabnya dengan tenang.

Eman kecil saat itu pun sering menangis setelah mendapat ejekan dan cemoohan. Namun, saat mengutarakan kesedihannya ke sang ibu, Eman kembali bangkit dan segera melupakan cemoohan itu.

Dukungan keluarga membuat Eman terus berlatih dan akhirnya dipercaya menjadi penyerang di tim sepak bola di sekolahnya.

“Yang tadinya SD malu-malu, meningkat ke SMP, terus ke SMK dan hingga kuliah semakin matang. Saya selalu bermain bola dengan posisi sebagai penyerang,” katanya.

Baca Juga: Raih 2 Perak di Asian Para Games, Atlet Lari Aryanti Berjuang Memajukan Olahraga Disabilitas (2)

4. Perjalanan ke Glasgow untuk harumkan Indonesia

Setelah berlatih sekian lama, akhirnya Eman mendapat ajakan dari Roni, salah teman Eman bermain futsal, untuk mengikuti seleksi tim nasional Street Soccer Homeless World Cup 2016.

Eman mengikuti seleksi selama tiga hari, tes administrasi dan tes bermain yang bersaing ketat dengan lebih dari 100 orang dari berbagai provinsi di Indonesia.

Eman pun terpilih dan dinyatakan lulus sebagai penjaga gawang dari total 12 orang yang dites menjadi kiper.

Eman sadar, kekurangan fisiknya memang menjadi halangan, namun tidak berarti dirinya tidak mampu. Eman akhirnya terpilih bersama 9 orang lainnya untuk berangkat mewakili Indonesia ke Skotlandia. Tim dari Indonesia memberangkatkan 2 kiper, 6 pemain, 1 manajer dan 1 pelatih lalu mengikuti pemusatan latihan selama satu bulan.

Pada saat pertandingan, Eman bersama timnas lolos di dua grup. Pertandingan pertama setelah melawan Meksiko, India, Argentina, Kamboja dan Burkina Faso, tim Indonesia lolos dengan posisi runner-up.

Langkah timnas terjegal saat melawan Meksiko di perempat final. Indonesia menduduki peringkat pemenang ketujuh setelah melawan Hungaria dan Eman ditetapkan sebagai kiper terbaik dalam ajang tersebut.

Baca Juga: Harapan Nanda Mei, Atlet yang Gagal Ikut Asian Para Games karena Cedera Jelang Tanding

5. Momen membahagiakan bagi orangtua

Eman Sulaeman, warga Desa Tegal Sari, Kecamatan Maja, Kabupaten Majalengka, Jawa Barat, sedang melatih sejumlah siswa SD dan SMP bermain futsal di GOR Indorencana Maja, Minggu (12/9/2018). Dia dianugerahi penghargaan sebagai Kiper Terbaik dalam ajang Homeless World Cup 2016 di Glasgow, Skotlandia, pada 2016 silam. Eman hanya memiliki satu kaki.KOMPAS.com/MUHAMAD SYAHRI ROMDHON Eman Sulaeman, warga Desa Tegal Sari, Kecamatan Maja, Kabupaten Majalengka, Jawa Barat, sedang melatih sejumlah siswa SD dan SMP bermain futsal di GOR Indorencana Maja, Minggu (12/9/2018). Dia dianugerahi penghargaan sebagai Kiper Terbaik dalam ajang Homeless World Cup 2016 di Glasgow, Skotlandia, pada 2016 silam. Eman hanya memiliki satu kaki.

Salah satu kebahagiaan yang tak terlupakan bagi Eman adalah saat memberi tahu dirinya akan berangkat ke Glasgow kepada sang ibu.

“Mereka kaget, saat tahu saya lolos dan mau ke luar negeri. Kata ibu 'mau ke luar negeri, uangnya dari mana?'. Saya menjelaskan dan ibu terharu dan nangis bangga,” kenang Eman.

Kekhawatiran ibunya soal dana dinilai wajar, karena penghasilan sebagai buruh tani tidak mampu untuk membiayai Eman pergi ke luar negeri.

Kebahagiaan orangtua bertambah setelah mengetahui bahwa Eman dinobatkan sebagai kiper terbaik. Ibunya pun punya kesempatan menyaksikan aksi anaknya di Glasgow melalui telepon genggam milik teman Eman.

“Kan enggak ada di TV, jadi pakai Hp teman. Setelah nonton, ibu bilang, 'Saya enggak nyangka, Eman sampe ke sana (luar negeri)',” ungkapnya.

Setelah kembali ke tanah air, Eman juga menerima penghargaan dari Wakil Presiden Jusuf Kalla dan Menteri Olahraga Imam Nahrowi pada Haornas di Stadion Delta Sidoarjo, Surabaya, pada 2016 silam.

Baca Juga: Cerita Ni'matul Fauziah, Atlet Tuna Netra Peraih Perak Lawnball Asian Para Games 2018 (2)

6. Eman yang rendah hati dan pekerja keras

Eman Sulaeman memperbaiki sejumlah unit alat komunikasi di ruang kerjanya, Minggu (12/9/2018). Kerjaan ini dilakukan usai dirinya melatih sepak bola futsal anak-anak di GOR Indorencana, Majalengka, Jawa Barat.Dia dianugerahi penghargaan sebagai Kiper Terbaik dalam ajang Homeless World Cup 2016 di Glasgow, Skotlandia, pada 2016 silam. Eman hanya memiliki satu kaki.KOMPAS.com/MUHAMAD SYAHRI ROMDHON Eman Sulaeman memperbaiki sejumlah unit alat komunikasi di ruang kerjanya, Minggu (12/9/2018). Kerjaan ini dilakukan usai dirinya melatih sepak bola futsal anak-anak di GOR Indorencana, Majalengka, Jawa Barat.Dia dianugerahi penghargaan sebagai Kiper Terbaik dalam ajang Homeless World Cup 2016 di Glasgow, Skotlandia, pada 2016 silam. Eman hanya memiliki satu kaki.

Selain sepak bola yang telah mendarah daging, Eman juga membuktikan dirinya adalah seorang pekerja keras.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com