Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Cerita TKI di Malaysia, Sisihkan Gaji hingga Cari Bantuan untuk Korban Gempa Palu

Kompas.com - 20/10/2018, 12:52 WIB
Junaedi,
Caroline Damanik

Tim Redaksi

SABAH, KOMPAS.com – Hidup jauh di perantauan tak membuat ribuan TKI yang mengadu nasib di luar negeri kehilangan semangat solidaritas dan nasionalisme mereka terhadap sesama warga bangsa yang tertimpa bencana gempa tsunami di Sigi, Palu dan Donggala, Sulawesi Tengah.

Mereka bersatu menyisihkan sebagian gaji mereka hingga menggalang bantuan di pasar-pasar tradisional, perusahaan tempat para TKI bekerja hingga lewat jejaring media sosial, seperti Facebook, Messenger dan WhatsApp.

Para TKI yang prihatin atas bencana Palu mengaku bangga lantaran manajemen perusahaan tempat mereka bekerja ikut mendukung kegiatan amal mereka.

Meski sibuk di perusahaan tempat mereka bekerja di Malaysia, para TKI asal berbagai daerah di Indonesia ini tampak kompak menunjukkan keperihatinan dan kepedulian mereka terhadap sesama warga bangsa yang tertimpa bencana gempa tsunami di Palu pada akhir September 2018.

Ratusan karyawan perusahaan pengolahan kayu atau playwood di wilayah Keningau, Sabah, Malaysia ini, misalnya bahu-membahu menghimpun bantuan kemanusiaan untuk para korban bencana tsunami Palu, Kamis (18/10/2018).

Tenaga kerja asing yang mayoritas asal Indonesia ini mengaku baru bisa menggalang dana bantuan kemanusiaan, setelah mereka gajian rutin pada setiap pertengahan bulan.

Pepy, Manager Quality Assurance salah satu perusahaan di Malaysia, ikut prihatin atas musibah bencana gempa tsunami yang menimpa warga Sigi, Palu, Donggala, Sulawesi tengah akhir September 2018 lalu.

Meski Pepy menilai donasi tulus para TKI tak seberapa dibandingkan dengan kebutuhan biaya rehabilitasi para korban, namun partisipasi mereka sebagai sesama warga bangsa kelak bisa ikut meringankan beban para korban.

“Motivasi kami ikut mengumpulkan sebagian reski atau gaji kami untuk sesama saudara kita di Palu agar bisa ikut meringankan beban para korban yang kehilangan tempat tinggal, rumah, harta benda dan keluarga mereka,” ungkap Pepy, salah satu TKI asal Kabupaten Pinrang Sulawesi Selatan.

Lain lagi cerita Ani, TKI asal Bone Sulawesi selatan yang sudah puluhan tahun berdagang barang campuran di Sabah, Malaysia. Ani turun langsung mengedarkan kotak celengan di pasar-pasar di Keningau.

Dia menyasar pedagang sayur, tukang emas, pemilik warung makan, pedagang ayam hingga pedagang pakaian yang mayoritas adalah warga TKI asal Indonesia yang memilih hidup dari beragam profesi di Malaysia.

“Namanya sesama warga bangsa patutlah kami ikut prihatin dan membantu mereka. Pasal kalau kita kena bencana macam tu, pasti mereka juga ikut membantu kita,” tutur Ani melalui pesan WhatsApp.

Ani bangga, usaha mengumpulkan kotak celengan dari sesama TKI di pasar Keningau Malaysia juga mendapat simpati warga asing lainnya. Seperti warga TKI yang menjadi bagian dari sesama warga bangsa, para TKA juga ikut berdonasi menyisipkan sebagian pendapatan mereka untuk meringankan korban bencana Palu.

Kiki Mimi, TKI lainnya asal Kabupaten Pinrang yang sudah puluhan tahun menjadi TKI di Malaysia, juga mengaku ikut terpanggil mengajak sesama warga TKI di Malaysia berpartisipasi meringankan beban para korban bencana dengan cara menyisipkan sebagian gaji mereka.

Kiki yang biasa disapa Syamsiah ini mengaku trenyuh menyaksikan dampak dasyatnya bencana gempa tsunami yang melululantakkan Sigi, Palu dan Donggala hingga ribuan korban kehilangan tempat tinggal, harta benda dan sanak keluarga dan anak-anak yang mereka cintai.

Kiki mengaku bangga, usaha bersama sejumlah TKI lainnya menggalang dana bantuan untuk para korban bencana palu tak hanya disambut positif sesama warga TKI di perantauan.

Perusahaan tempat Kiki dan suaminya bekerja di Malaysia ikut mendukung dan mensponsori penggalangan dana yang dilakuan para TKI secara sukarela.

“Ini kebanggan buat kami karena manajer perusahaan malah ikut tanda tangan sebagai penanggung jawab. Dan ini kehormatan besar buat kami warga TKI yang tetap menunjukkan kesetiakanawan dan rasa nasionalisme sebagai sesama warga bangsa meski jauh di rantau orang,” tutur Syamsiah.

Keprihatinan dan belasungkawa atas bencana gempa tsunami yang menimpa warga Palu juga ditunjukkan Agus, master chef di salah satu perusahaan di Keningau, Sabah.

Sebagai bentuk keprihatinan kepada para korban yang hidup memprihatinkan dan kehilangan harta benda dan sanak keluarga, Agus ikut mendorong penggalangan dana bantuan secara suka rela dari setiap karyawan.

Dana yang terkumpul nantinya akan disalurkan melalui wadah resmi agar bisa ikut meringankan beban para korban.

“Kami ikut prihatin terhadap saudara-sudara kita yang menjadi korban bencana gempa tsunami. Untuk itulah, para TKI menunjukan kepedulian mereka dnega cara mengumpulkan bantuan kepada korban bencana,” tutur Agus, salah satu pekerja di Perusahaan Focus Lumber Berhard, Keningau.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com