Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

4 Fakta Langkah Risma Antisipasi Ancaman Gempa dan Tsunami di Surabaya

Kompas.com - 18/10/2018, 05:30 WIB
Michael Hangga Wismabrata,
Aprillia Ika

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Sejumlah langkah untuk mengurangi risiko gempa dan potensi tsunami akan dilakukan Wali Kota Surabaya, Tri Rismaharini.

Hal tersebut menyusul kajian ilmiah tentang ancaman dua sesar aktif di Kota Surabaya dan sekitarnya.

Berdasar hasil penelitian Pusat Studi Gempa Nasional (Pusgen), Surabaya dilewati dua sesar aktif yang berada di kawasan Surabaya dan Waru.

Patahan Surabaya meliputi kawasan Keputih hingga Cerme, Gresik. Sementara patahan Waru lebih panjang, yakni melewati Rungkut, Sidoarjo, Mojokerto, Jombang, Nganjuk, Saradan, bahkan sampai Cepu, Jawa Tengah.

Berikut ini sejumlah fakta yang terungkap saat Wali Kota Surabaya Risma mengantisipasi potensi gempa dan tsunami di Surabaya. 

1. Risma meminta warga tidak panik dan tidak menyebarkan informasi sumir

Ilustrasi media sosialTHINKSTOCKS/NICO ELNINO Ilustrasi media sosial

Wali Kota Surabaya tersebut meminta warganya tetap tenang dan tidak khawatir. Pemerintah Kota Surabaya akan terus berkoordinasi dengan para ahli gempa dan Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) untuk mengurangi risiko atau dampak dari adanya potensi gempa.

"Jadi saya minta warga agar tetap tenang," ucap Risma, Selasa (16/10/2018).
Selain itu, warga juga diimbau untuk tidak menyebarkan informasi yang sumir mengenai potensi gempa, apalagi yang belum diverifikasi kebenarannya.

Risma mengaku akan mempelajari potensi gempa tersebut dan melakukan beberapa langkah antisipasi yang bisa dilakukan.

"Kami saat ini akan berkoordinasi intens dengan ahli, akademi, dan pihak terkait," tuturnya.

Baca Juga: Surabaya Dilewati Dua Sesar Aktif, Ini Kata Risma

2. Memperbanyak sumur di kawasan yang dilintasi dua sesar aktif

Wali Kota Surabaya, Tri Rismaharini.KOMPAS.com/GHINAN SALMAN Wali Kota Surabaya, Tri Rismaharini.

Untuk mengatasi potensi gempa mengaku telah meningkatkan koordinasi dengan sejumlah ahli, termauk dari BMKG. Salah satu langkah untuk mengurangi potensi gempa adalah memperbanyak sumur.

"Kami akan ikuti itu termasuk dengan cara alamiah seperti lingkungan dengan membuat banyak sumur-sumur, taman, bikin embung sebagai salah satu upaya untuk itu (mengurangi resiko bencana)," kata Risma.

Selain itu, untuk memantau dan mengetahui perkembangan dua sesar aktif di Surabaya, Risma akan berkoordinasi dengan para ahli.

"Selama ini kami sudah bekerjasama dengan BMKG. Ke depan, saya juga akan koordinasi dengan ahlinya untuk memastikan dua patahan yang melalui Surabaya," ucap Risma, Selasa (16/10/2018).

Baca Juga: Surabaya Dilewati 2 Sesar Aktif, Risma Imbau Warganya Tak Panik

3. Risma belajar dari Phuket untuk antisipasi tsunami 

Peta Geologi Kota SurabayaITS Peta Geologi Kota Surabaya

Menurut Risma, salah satu cara yang efektif, untuk mengantisipasi tsunami adalah memperbanyak tanaman mangrove dan cemara udang di bibir pantai.

"Saya tidak mau kecolongan. Makanya kami punya mangrove untuk cegah tsunami. Kalau berbatasan dengan laut 500 meter, di Surabaya lebih dari 500 meter, sudah 1 kilometer. Kami juga buat tanggul dan menanami mangrove," tutur Risma.

Selain itu, Thailand berhasil menangkal tsunami karena menanam cemara udang di sepanjang pantai. Di Surabaya, Risma sudah melakukan penanaman cemara udang di sepanjang pantai timur, Kenjeran.

"Yang tidak mungkin ditanami mangrove, kami tanami cemara udang. Karena saya tahu persis itu bisa cegah itu (tsunami). Saat saya di Phuket, Thailand itu ternyata juga efektif tangkal tsunami," kata Risma.

Baca Juga: 5 Fakta Studi Ahli Geologi ITS, Potensi Gempa di Surabaya hingga Arahan Mitigasi Bencana

Sumber: KOMPAS.com (Ghinan Salman)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com